"Rii kamu udah siap-siap belum? kami bentar lagi nyampe " pesan singkat dari Ema yang ku baca.
Aku keluar kamar menuju ruang tengah menghampiri Ibu " Ayah mana bu?" tanya ku pada Ibu yang sedang menyuapi Zira adik ku.
" Ayah kayanya masih di tempat pak RT, kenapa Ri?" tanya Ibu yang masih sibuk dengan Zira.
" teman-teman Riri udah di jalan, paling bentar lagi nyampe Bu" ucap ku.
" oh iya... kamu mau jalan kan, nanti kamu langsung aja berangkat, kalo nunggu Ayah kamu lama" ucap Ibu dengan pelan sambil mengusap bibir Zira yang belepotan dengan makanan.
" jangan lupa pesan Ibu, jangan pulang malam-malam dan jangan aneh-aneh" tambah ibu menasehati.
" iya buu..Riri gak macem-macem kok" jawab ku meyakin kan ibu. Aku bersyukur di beri orang tua yang mengerti dan percaya dengan ku.
" bedak kamu belepotan Rii" ucap ibu sambil tersenyum tipis.
" Ahh masa" jawab ku sambil berjalan ke arah cermin di kamar ku untuk merapikan sedikit polesan ku.
"Assalamualaikum Ri" teriakan Ema dari luar rumah ku.
"Waalaikumsalam" ku dengar ibu yang membukakan pintu,
" Ema mau jemput Riri tante" ucap Ema yang terdengar dari kamar ku.
" Iya.. bentar lagi Riri keluar, jangan malam-malam ya Ma pulang nya." ucap Ibu.
"Siap tante" jawab Ema.
Setelah Aku merasa rapi, Aku keluar dari kamar menuju teras di mana Ema menunggu,
" bu riri berangkat yaa" ucap ku berpamitan.
" hati-hati" jawab ibu dengan tersenyum tipis dan melambaikan tangan.
" Haii Rii,, ciee udah cantik aja nih" ledek Della dan Lila dari dalam mobil milik Ema.
Yap.. Ema termasuk orang yang berada di antara kami, jika berpergian kemana-mana dia selalu di temani pak Iman sopir pribadi keluarga nya.
" ayo kita brangkat pak" ucap Ema ke pak Iman dengan lembut, dan pak Iman mengangguk paham dengan ucapan Ema.
Perjalanan ke tempat expo terasa singkat karena obroalan dan gurauan kami, pak iman dengan perlahan menepi di depan taman kecil pinggir jalan untuk menurun kan kami.
"nanti jemput di sini juga ya pak" ucap Ema.
"njehh mba" saut pak iman sambil menganggukan kepala nya.
Kami memasuki lapangan di mana expo berlansung dengan meriah, banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar kami,
" mau kemana dulu kita" tanya Ema pada kami.
"Emm kita mulai dari situ dulu yuk..." Jawab Della sambil menunjuk area barang-barang yang di pamerkan.
Kami berjalan dari ujung ke ujung melihat-lihat semua nya, kemudian mata ku tertuju ke arah pernak-pernik yang berada tidak jauh dari tempat kami berdiri.
" kita ke sana yuk" ucap ku sambil menunjuk.
"ehh ayokk" jawab Lila sambil berlari kecil menarik tangan kami yang saling bergandengan.
" ihh bagus-bagus, kita beli yuu biar samaan" ucap Della sambil memegang sebuah gelang.
"boleh-boleh" sahut Ema sambil memperhatikan apa yang di pegang Della.
Kami memilih satu persatu apa yang kami lihat dan mata ku tertuju dengan cincin couple yang tersimpan cantik di dalam lemari kaca di depan ku.
"bagus nya, tapi di beli juga buat apa kan gak punya pasangan" ucap ku dalam hati dengan wajah sambil cemberut.
" kita beli yang ini juga yaa, biar kaya couplean gitu" ucap Ema sambil menunjuk gelang yang tadi di pegang Della.
"Oke.." jawab Della dan Lila.
Mata ku masih tertuju dengan cincin couple yang ku lihat, entah kenapa Aku kembali memikirkan tentang Raidil.
" Rii kok ngelamun" ucap Lila sambil memegang bahu ku.
" ahh gak ngelamun kok" jawab ku.
Setelah kami membeli apa yang kami lihat, kami berjalan menuju area belakang tempat band-band lokal tampil sebelum artis ibu kota.
" Wihhh rame banget" ucap Della sambil melihat sekitar.
Cahaya Lampu-lampu panggung berlalu lalang menghiasi langit malam dan dengan perlahan kami berjalan menuju arah panggung untuk melihat pertunjukan band lokal yang sedang tampil, kami berdiri dimana tidak terlalu padat orang-orang yang menonton.
"Woo...hoooo..." teriak Lila yang menikmati setiap hentakan musik dan lagu yang di nyanyikan dari atas panggung sambil menggerakan kepala nya sesuai irama musik. Kami hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Lila.
"Gitaris nya ganteng uuyy" ucap Lila sambil melirik ke arah panggung.
" Astagfirullah La, genit banget sih" ucap Della sambil tertawa tipis.
" tau nih... ganteng mulu" tambah Ema sambil menggelengkan kepalanya.
" Yeeee...gak apa-apa dong sambil cuci mata dikit" jawab Lila sambil tertawa ringan.
Aku hanya tersenyum melihat tingkah teman-teman ku.
"Ehh Aku mau beli minum di situ, ada yang mau nitip?" Ucap ku sambil menunjuk ke arah lapak pedagang minuman yang tidak jauh dari tempat Aku dan teman-teman ku berdiri.
" Aku titip jajanan aja deh" jawab Ema.
"oh ok" jawab ku sambil berlalu meninggalkan mereka dan berjalan menuju lapak penjual minuman.
"Sendiri aja Rii?" tanya seseorang dari arah belakang yang suara nya tidak asing di telinga ku.
" gak kok... Aku sama temen-temen " ucap ku sambil menoleh ke arah belakang.
Dan betapa Aku terkejut melihat Raidil yang ada di belakang ku, Aku merasa mati kutu, salah tingkah, pipiku rasanya memanas dan memerah menahan malu karena Raidil berdiri terlalu dekat dengan ku.
"oh... " Ucap nya sambil mengambil minuman di belakang ku dengan tidak berpindah tempat yang membuat jantungku ingin terlepas dari tempatnya karena terlalu dekat dengan tubuhnya,
"ohh jangan seperti ini" ucap ku dalam hati sambil memejamkan mata ku.
" Rii.. kamu kenapa?" tanya Raidil sambil membungkuk kan sedikit badan nya yang tinggi sampai wajahnya tepat di depan wajah ku.
Ketika ku buka mata ku" situasi bahaya Rii" ucap hati ku.
" terlalu dekat Dil" ucap ku pelan dan membuat Raidil sedikit menjauh dariku.
" ahh maaf Rii" ucap nya dengan tersenyum.
" em iya" balas ku sambil membalikkan badan ku untuk membayar apa yg ku beli tadi.
" temen-temen kamu di mana Rii?" tanya Raidil yang kini berdiri di samping ku.
" itu.. di sana" jawab ku sambil menunjuk ke arah samping panggung di mana teman-teman ku berdiri.
"Aku duluan ya Dil" ucap ku berlalu meninggal kan Raidil yang masih di depan lapak.
"ah iyaa" sahutnya dengan senyum yang ku lihat dari ujung mata ku.
Aku berusaha berjalan tegak dengan jantungku yang masih berdebar kencang, " pacar orang Rii" ucap hati ku.
" lama banget Rii?" tanya Ema.
" Sory sory" ucap ku sambil mengeluarkan minuman yang ku beli tadi, ketika teman-temanku asik menikmati lagu-lagu yang di bawakan dari atas panggung, Aku malah larut dengan lamunan ku tentang Raidil, mengingat betapa dekatnya tubuh ku dengan nya tadi, mengingat hembusan nafasnya yang ku dengar dan bahkan Aku mengingat aroma parfum dari tubuh nya.
" gila kamu Rii" ucap ku sambil menutup mataku dengan kedua tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nazwah
suka ceritanya..😍
2021-04-14
1