NAMANYA CLARA

Siang ini hawa panas membuat Aku dan teman-temanku mengeluh.

" mba Ita pesen 1 lagi yaa... rasa taro gak usah di kasih susu, banyakin air nya aja" teriak Lila sambil mengibaskan tangannya yang lentik ke arah wajahnya.

" Masya Allah, hari ini kenapa sih panasnya gak ketulungan" keluh Della dengan risau.

" perut ku rasanya mau pecah kebanyakan minum air" tambah nya sambil memegang perut.

Aku pun merasakan panas yang luar biasa, entah sudah berapa gelas kami habiskan untuk menghilangkan haus.

"Ayah mana sih" ucap ku sambil celingak-celinguk melihat sekitar gang depan sekolah dari bangku mba Ita tempat kami sering nongkrong di jam pulang.

" ini dosa siapa sih yang bikin hawa makin panas kaya di neraka gini!" ucap Ema mulai merasa kesal.

" hahaha dosa orang-orang yang sering ngeghibah ini" jawab Lila yang membuat kami tertawa lepas.

" termasuk kita dong" tambah Della.

"ok kalo gitu kita libur dulu ngeghibah nya hari ini" saut Ema sambil tertawa.

"ho oh sambung besok , besok-besoknya lagi" ucap ku menambahkan.

" Hahaha ampun, sehari gak ngeghibah pusing kepala Aku" jawab Ema sambil tertawa.

Waktu berlalu begitu cepat seperti biasa Aku selalu menjadi yang paling terakhir di jemput,

"lhoh Rii belum di jemput juga yaa?" tanya mba Ita sambil membereskan sisa-sisa gelas minuman teman-teman,

" belum Mba, Ayah belum datang nih" jawab ku.

Ku lirik teman2 seangkatan ku tinggal sedikit yang menunggu.

"masih nunggu ya Rii" ucap kak Faiz datang dari arah samping gang yang membuat aku terkejut.

" Ehh kak faiz, iya nii"ucap ku menjawab.

Kak faiz yang duduk di kursi depan ku sambil memesan minuman ke Mba ita,

" yang ini ya mba" ucap nya ke mba ita sambil menunjuk salah satu minuman.

" kamu tiap hari ya Rii nunggu jemputan kaya gini?" tanya kak faiz.

" iya kak" sahut ku.

" kenapa gak naik motor sendiri?" kembali kak Faiz bertanya sambil mengambil segelas minuman yang di sodorkan Mba Ita.

"ah Riri gak bisa pake motor" jawab ku singkat.

"Ohh gitu" ucap kak Faiz sambil mengangguk pelan.

setelah itu tidak ada obrolan antara kami, Aku merasa sidikit kurang nyaman karena walaupun pandangan ku kelain Aku merasa kak Faiz terus mengawasi ku.

" Rii?" Suara kak Faiz tiba2 membuat ku terkejut lagi.

"ah iya kenapa kak?"jawab ku pelan.

" Kamu tau gak kalo kamu itu populer di kalangan anak-anak cowok kelas XI" tanya kak faiz serius.

" dan aneh nya Aku baru tau" tambah nya sambil tersenyum tipis dengan menatap ke arah lain.

Aku terdiam karena bingung dengan maksud kak Faiz yang baru ku kenal pagi tadi.

" kaka tau dari mana ?"tanya ku penasaran.

" emang kamu gak merhatiin sekitar kamu apa Rii" jawab kak faiz ringan.

" jarang gitu sih" ucap ku karena memang Aku terlalu cuek dengan orang-orang di sekitar ku yang tidak ku kenal.

" pantas" jawab kak Faiz sambil menyeruput minuman nya.

" sebenar nya wajar sih kalo kamu populer, kamu cantik sih Rii" tambah kak Faiz.

Aku menoleh heran ke arak kak Faiz " apa sih kak" ucap ku pelan.

" lhok Aku serius Rii" jawab kak Faiz sambil tersenyum ke arah ku.

Ku alihkan pandangan ku dari kak Faiz ke Raidil yang dari kejauhan keluar membawa motor nya sambil membonceng perempuan yang kemarin juga di bawa nya saat pulang.

Aku terus menatap Raidil dan sesekali dia membalas menoleh ke arah ku, ku tarik nafas dalam setelah Raidil berlalu sambil meminum sisa minuman yang sudah tidak ada rasa nya lagi.

" pacar kamu?" tanya kak Faiz yang rupanya dari tadi memperhatikan ku.

"hah yang mana??" Aku kaget dan merasa heran.

" itu yang tadi lewat ngebonceng clara" jawab nya sambil menatap ku.

" aa... nama nya clara yaa" ucap ku dalam hati.

"ya bukan, lagian Riri gak pacaran" jawab ku sambil mengalihkan pandangan.

"kalo gitu kamu suka dia?" tanya kak Faiz memastikan.

"Gak juga" ucap ku meyakin kan, padahal hati ku memberontak akan kebohonganku,

"Emm gituu " ucap kak faiz .

" ehh Rii duluan yaa " sambil berjalan kak Faiz meninggalkan ku menuju ke arah mobil yang menunggu di depan sebuah market.

" ah iya kak hati-hati" ucap ku.

Tak lama setelah kak Faiz pergi Ayah pun datang " lama ya Rii" ucap Ayah.

" lumayan yah, liat Riri udah kaya ikan kering" jawab ku sambil sedikit tertawa dan Ayah pun tersenyum tipis.

Sesampai nya di rumah, lama ku terdiam didepan teras kembali memikirkan Raidil, " jadi nama cewenya Clara dan dia satu angkatan sama kak Faiz" ucap ku dalam hati.

" lhoh... Rii kok belum masuk?" tanya Ayah.

"ini juga mau masuk kok Yah..." jawab ku sambil menaruh sepatuku ke rak nya.

Sesampai nya Aku di kamar, ku lempar tas ku ke atas kasur dan Aku duduk di kursi meja belajar ku sambil menghadap ke arah gantungan tas dari Raidil,

" teryata pacar tuan mu namanya Clara" ucap ku pada gantungan tas itu.

" dia cantik, aneh nya Aku masih suka dengannya" sambil menghela nafas Aku bercerita seolah-olah gantungan tas ini bisa mendengar.

" Aku cemburu kepada hal yang bukan milik ku, itu tidak baik kan..." ucap ku lirih.

" Aku bahkan tidak bisa melupakan tuan mu walau 1 hari" tambah ku.

Lama dengan obrolan ku yang tidak jelas dengan sebuah gantungan tas yang bahkan tidak bisa menggerakan tangannya Aku terlelap di tidur siang ku, rasanya begitu lelah membawa rasa suka ku yang tak terbalas kepada Raidil.

" Rii bangun..." suara ibu membangunkan ku dari tidur.

" iya bu" jawab ku pelan karena baru bangun

" Di luar ada Ema tu..." ucap Ibu sambil menepuk bahu ku.

" ema?" ucap ku segera bangun dan berjalan menuju ruang tengah di mana Ema menunggu.

"tumben ke sini Ma?" tanya ku pelan.

"Yee... Aku gak bakal ke sini kalo kamu angkat telpon ku Rii" jawab Ema sambil menyenggol bahuku.

" Aku ketiduran, kenapa?" tanya ku penasaran.

" Mau ngajak kamu ke pembukaan Expo malam nanti barengan sama Della dan Lila juga kok..." Jawab Ema.

"Expo...? Bentar ku tanya Ibu dulu", dengan wajah sedikit berbinar Aku menuju kamar ibu.

"Bu... Riri boleh gak malam nanti pergi sama teman-teman Riri ke Expo?" Tanya ku dengan wajah berharap Ibu bisa memberi ijin, walau pun sebenar nya Aku tahu Ibu pasti melakukan itu karena, memang Ayah dan Ibu ku tipe orang tua yang mengerti dan percaya dengan anaknya, jadi Aku pun berusaha tetap menjaga kepercayaan mereka.

"boleh... tapi ingat sebelum jam malam udah pulang yaa, nanti Ayah marah" jawab Ibu pelan.

"makasih ya Bu" Aku kembali berlalu menuju ruang tengan.

"gimana Rii... Boleh gak?" tanya Ema.

" di bolehin kok, tapi jangan pulang malam-malam yaa?"ucap ku.

"oke.. nanti malam ku jemput, sekarang Aku mau balik dulu" ucap Ema sambil meraih tas di samping nya.

" kok buru-buru" saut ku.

" Rii... Ini udah sore banget cuma perlu 1 jam setengah sampe ke malam, Aku perlu siap-siap dong" jawab Ema sambil tersenyum tipis.

" kan masih lama?" Ucap ku menggoda Ema.

" what... Rii dari sini ke rumah ku aja perlu 15 menit, nyampe rumah belum lagi mandi, belum dandan belum ini belum itu dan lain-lain" jawab Ema dengan nada cerewet.

" hahaha... Iya iya ya udah sana gih" ucap ku sambil tertawa kecil.

Terpopuler

Comments

Nurul Ain Balqis

Nurul Ain Balqis

Semangat

2021-03-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!