Keriuhan di kelas tiba-tiba sunyi ketika mereka mendengar Caca menyatakan perasaannya,
" gimana Dil, apa jawaban kamu?" ungkap Caca bertanya.
Aku mendengar semua ucapan Caca tetapi tidak berani mata ku melihat mereka, " Caca cantik, Raidil juga ahkk.. dia dengan wajah tampan nya udah pasti cocok sama Caca lah" ucap ku dalam hati dengan kesal.
" Sorry Ca.. gak bisa, lagian aku juga punya pacar" jawab Raidil yang ku dengar tanpa melihat nya.
" Ahh teryata dia sudah punya pacar, lagian gak mungkin orang kaya Raidil jomblo, sesuatu yang mustahil" ucap ku kembali dari dalam hati sambil ku tunduk kan kepala ku menyetuh meja.
"Hah punya pacar? Siapa?" Tanya Caca dengan nada terkejut yang tidak di jawab Raidil.
" Yah.." secara serempak teman-teman sekelas ku mengucapkan itu sebagai tanda prihatin terhadap cinta Caca yang di tolak.
Berjalan lurus Caca menuju tempat duduknya di barisan depan tanpa menoleh ke belakang,
Kusut masam raut wajahnya yang kulihat, ku tatap kembali Della yang juga masih dengan wajah uring-uringan nya.
"apa Aku akan seperti mereka kalau memulai lebih dulu" kembali Aku hanya bertanya di dalam hati sambil ku tarik nafas dengan bahu ku yang bersandar di kursi.
Raidil pun sudah duduk di bangku nya, sesekali ujung mata ku melirik ke arah nya.
" akh.. dia sudah punya pacar Rii, udah berhenti aja" hati ku kembali menyadarkan ku.
sedikit berkaca-kaca mataku mengetahui kenyataan yang baru saja ku dengar dari Raidil. kembali ku lirik Raidil yang berada di seberang bangku ku, dan tanpa sengaja ku lihat Raidil juga sesekali menatap ku,
" pliss jangan lihat aku, jangan balas tatapan ku," ringis ku dalam hati.
Aku berusaha baik-baik saja setelah mengetahui kenyataannya.
pipi ku mulai terasa panas, dan di mata ku mulai terasa linangan air mata yang siap turun mambasahi pipi ku, tetapi sekuat mungkin Aku mencoba menahannya.
***
Bell jam terakhir telah berbunyi menandakan hari ini telah usai di sekolah, Ku langkah kan kaki ku menuju pintu gerbang sekolah dan hanyut dalam lamunan.
"Rii... Riri" teriak seseorang dari belakang dan masih terdengar jauh.
sekalipun tak ku hiraukan panggilan itu, karena pikiran ku hanya tertuju pada kenyataan bahwa Raidil sudah memiliki kekasih.
"Brukk..." bahu ku tertabrak seseorang dari arah yang berlawanan dan semua buku yang ku pegang di tangan ku berserakan di tanah.
"eh sory,, Aku buru-buru sampe gak lihat jalan" ucapnya sambil membantu ku merapikan buku ku yang terjatuh di tanah.
" Kamu gak apa-apa?" tanya nya pelan sambil memperhatikan ku untuk memastikan tidak ada yang terluka.
" Ah gak kok, gak apa-apa" jawab ku pelan karena aku sadar mungkin aku juga salah karena melamun.
"Rii.. kamu kenapa"? Tanya Ema dan Lila yang berlari kemudian di susul juga dengan Della.
" Kamu tu di panggil-panggil kok gak noleh sih Ri" uangkap Lila yang sedari tadi memanggil nama ku dari kejauhan.
" tau nih si Riri" Della seolah membenarkan.
"Masa sih" sambil tersenyum tipis aku menjawab dengan masih memikirkan tentang Raidil.
" Sekali lagi Aku minta maaf yaa, " sambil berlalu seseorang yang menabrak ku itu pergi meninggalkan ku dengan teman-teman ku, sesekali Dia masih menoleh ke arah ku sambil berjalan menjauh.
" siapa Ri, ganteng banget" ucap Lila sambil tersenyum cengengesan.
" Gak tau, mungkin kakak kelas " ungkap ku sambil membersih kan buku-buku ku yang terjatuh tadi.
" Huuu kalo kamu tu yaa... Laa, semuanya aja ganteng,monyet loncat juga di bilang ganteng" ejek Della sambil tertawa.
" Ada yg sakit gak Ri" Ema bertanya dengan khawatir.
" Gak kok, lagian cuma di tabrak gitu aja" jawab ku.
Kami berjalan bersama menuju tempat tongkrongan mba Ita sambil menunggu jemputan, aku tersandar si kursi samping warung mba Ita dengan menghadap jalan keluar gang sekolah, rasa nya hari ini membuat ku lelah. di kepala dan pikiran ku hanya penuh tentang Raidil, rasa perih yang ku dapat dari apa yang ku lihat dan ku dengar di kelas tadi mampu membuat Aku langsung terjatuh.
Ku tarik napas dalam lalu ku hembuskan, " ahh" masih terpikir dengan kenyataan yang ku tau tentang Raidil.
" nih Rii, Alpukat kamu" sambil menyodorkan minuman Alpukat kocok mba Ita berlalu.
Ku minum minuman ku dan tanpa sengaja Aku melihat Raidil membonceng seseorang di belakang nya.
" pacar Raidil?" Tanya dalam hati ku.
"aaa.. secepat ini kah harus Aku tau siapa orangnya" teriak ku dalam hati.
" gak bisa satu-satu dulu gitu, Ahh dia cantik, kaya nya bukan satu angkatan" Aku menggerutu sendiri.
" Eh itu Raidil kan, wihhh cewek nya lebih cantik dari Caca, pantes aja kalo Caca di tolak" ungkap Della semakin memperkeruh hati ku yang mulai ambyar .
" Cewek Raidil kupu-kupu nya, Caca kepompong nya, sedangkan aku ulat daun nya " ucap ku dalam hati sambil menahan air mata.
dan tanpa sengaja ku hentakan ke dua kaki ku secara bersamaan karena merasa risau sendiri.
Lila, Della dan Ema secara bersamaan menoleh ke arah ku dengan kebingungan" kamu kenapa Rii?" tanya Ema heran.
" tau ah" jawab ku singkat sambil kembali menyeruput minuman ku.
" Mau datang bulan kali" jawab Lila, dan mereka tertawa mengejek ku karena tiba-tiba bertingkah aneh.
Seandainya mereka tau apa yang Aku rasa saat ini, mungkin hanya akan jadi bahan ledekan saja,
seperti apa yang Della alami hari ini.
Aku akan sangat malu kalau itu terjadi, mental ku sangat lemah untuk menahan ledekan mereka bertiga.
" lagian Raidil juga ngapain sih pake langsung bawa cewenya di depan ku" ucap ku dalam hati dengan jengkel,
" kenapa gak besok?, atau lusa aja, tapi lebih baik gak sama sekali" tambah ku dalam hati.
"tapi itu juga hak dia kan, Aku siapa? dasar Aku" masih menggerutu di dalam hati,
Dan lagi- lagi tanpa sengaja kaki ku kembali menghentak sampai membuat meja mna Ita ikut tehentak.
"Rii.. kamu pegal-pegal ya?" tanya Ema.
" apa udah keluar?" ucap Lila.
" mau Aku cariin pembalut" tambah Della.
" aaaaa.. kalian ngomong bikin Aku makin sensi tau" ucap ku dengan mata yang berkaca-kaca.
" cup.. cup.. yaudah sini.. sini.. Aku pijet aja ya" ucap Lila sambil menepuk bahuku.
" plis deh La.. gak usah makin nambahin" sahut ku.
" tapi kok datangnya lebih cepat ya? biasanya kan kamu akhiran" ucap Lila,
" ehh iya , harusnya kan Aku dulu baru Kamu Ri" tambah Della.
"aaaa.. kalian kenapa jadi pada ngebahas PMS sih" ucap ku jengkel.
" laa emang kamu kenapa selain PMS?" tanya Ema heran.
" tau ahh" jawab ku singkat
" kan beneran mau PMS ini" tambah Lila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments