Ku tatap Della dengan penuh kebingungan "Kamu malu kenapa Del?" tanya ku pada Della yang masih menempelkan wajah nya di balik bahu ku.
Lama dia terdiam dengan wajah kecut dan hampir menangis " Aku di tolak kak Edi Ri" ucap Della yang kembali meringis seperti anak kecil.
"Edi? siapa? yang mana?" Aku terkejut dan masih merasa bingung siapa yang di maksud Della.
" itu kak Edi anak basket yang cakep itu lo.. Rii" jawab Della kesal sambil menghentakkan ke dua kaki nya secara bersamaan.
Aku yang tidak tau kak Edi siapa terheran bingung dan menggelengkan kepala, "ahhh Rii.. mau ku taruh mana muka ku Ri" ucap Della merasa kesal dengan tingkah nya sendiri.
Jam pelajaran pertama selesai dengan cepat, Aku masih di buat pusing dengan tingkah Della yang masih uring-uringan.
"pessst.. Rii ayok" bisik Lila dan Ema dari depan pintu kelas ku.
Dengan penuh usaha ku tarik tangan Della supaya ikut dengan ku menyusul Lila dan Ema untuk duduk di tempat biasa kami berkumpul.
" loh.. Della kenapa Ri?" tanya Ema yang sama herannya dengan ku.
" putus cinta" ucap ku sambil tertawa kecil.
" kamu ngejek ya Rii?" semakin kesal Della dengan ku.
Dengan masih uring-uringan Della tetap menutup wajah nya di balik bahu ku.
"putus cinta gimana sih Rii" tanya Lila yang mulai penasaran.
" Aku juga gak tau La, tiba-tiba Della datang udah begini aja kelakuan nya, Della bilang ungkapan cinta nya di tolak" ucap ku menjelaskan sambil menepuk kepala Della.
Setelah mendengar cerita ku Lila dan Ema terdiam sejenak.
" Hahahaha .. " Ema dan Lila tertawa keras secara bersamaan mendengar apa yang ku ucap kan.
" Del, kamu nyatain perasaan ke siapa" tanya Ema yang masih tertawa lepas.
" Kalian tau kak Edi" tanya ku pada Lila dan Ema, sementara Della masih menutup wajah nya karena masih merasa malu.
" Hah kak Edi anak basket?" Tanya Lila padaku dan ku balas dengan mengangguk.
Setelah melihat aku mengangguk Ema dan Lila secara bersamaan saling bertatapan.
" Hahahaha" Kembali mereka tertawa seolah mengejek Della.
" OMG Del, kamu sama kak Edi itu kalo di ibaratkan buku udah gak cocok, dia buku Novel sedang kan kamu cuma buku tulis" ucap Lila menyadarkan Della.
" Emang apa salah nya sih nyatain perasaan" jawab Della dengan ketus.
" ya gak salah sih, tapi kamu juga harus sadar dan tau konsekuensinya Dell, biar kamu gak kaya gini" tambah Lila menasehati Della.
"lagian bisa-bisanya kamu nyatain perasaan duluan Dell?" ucap Ema.
"ya.. emang gak boleh" celetuk Della dengan nada bete.
" ya gak gitu, Kak Edi lo gak kenal kamu Del, wajar lah kamu di tolak" tambah Ema.
" bener tu kata Ema, aku juga kalo jadi kak Edi gak bakal mau jadian sama cewe yang gak di cinta" ucap Lila.
" gak di kenal pula" tambah Lila.
" harusnya PDKT dulu, minimal sampe dia tau nama kamu dan sering liat kamu Del" ucap Ema yang mulai memberi saran.
"jangan asal nyosor aja, kamu kan bukan bebek Del" ledek Lila sambil tertawa.
"ihh kalian tu yah" ucap Della yang makin merasa kesal karena di sudut kan.
" emang yang mana sih kak Edi" tanya ku penasaran.
" hah.. kamu gak tau kak Edi yang mana? Rii kamu ngapain aja sih selama ini, di Goa?" sambil menggelengkan kepala Ema terheran-heran.
"hmm.. bentar" sambil celingak-celinguk Ema memperhatikan Penjuru lapangan untuk mencari keberadaan kak Edi.
"Nah itu dia Ri, yang gak pake dasi di kelas ujung sebelah sana" tunjuk Ema dan dengan spontan mata ku mengikuti arah tangan Ema.
"Oh" jawab ku singkat.
***
Dengan seksama ku perhatikan kak Edi dan tanpa sengaja pikiran ku mulai membandingkan nya dengan Raidil,
" em.. punggung nya masih lebaran Raidil, kulit nya masih putihan Raidil, dan senyum nya lebih manis punya Raidil" ucap dalam hati ku sambil tersenyum.
"ehh .. kok pipi kamu merah Rii, hayo naksir kak Edi yaa" ucap Lila yang rupa nya dari tadi memperhatikan gerak-gerik ku,
dan tiba-tiba Della menatap ku dengan tajam dan dingin.
" Apaan sih, ya gak lah. Lagian aku gak ada kepikiran kalo harus mengikuti jejak Della yang di tolak" ucap ku dengan senyum tipis meyangkal tuduhan Lila sembari sedikit mengejek Della.
" Ahhhh, aku harus gimana dong?" ucap Della yang kembali uring-uringan.
" Ya udahlah lupain, cari yang lain aja" jawab Ema santai.
" Atau gak usah cinta-cintaan dulu deh, aku gak mau di antara kalian sampe kaya Della lagi, aku ikut kena malunya sampe ke ubun-ubun" sambil tertawa aku kembali mengejek Della.
"Ihh kamu tu ya Rii" Della mendorong bahu dan melepaskan tangan ku.
" Kalian bukanya membantu, malah ngejek terus dari tadi"ucap Della dengan cemberut.
" Hahaha mau di bantu gimana Del, kita lo jomblo semua, gak ada satu pun di antara kita yang bisa bantu, kan gak tau cara nya" ucap Lila yang membuat Aku dan Ema tertawa.
" ya bantu gimana kek biar bisa deket sama Kak Edi" ucap Della.
" gak ada harapan lagi buat kamu Dell" ucap Lila menambahkan.
"kenapa?" tanya Della.
" ya.. karena kamu udah nyatain perasaan kamu, otomatis udah di coret lah"ucap Lila.
" kan masih ada kesempatan" sahut Della.
" ehh Dell, kalo kamu nembak kak Edi lagi, aku yakin kak Edi bakalan ilfil sama kamu " ucap Ema sambil tertawa lepas.
"Aaa.. kalian tu yaa.." ringis Della yang semakin menjadi karena ledekan Ema dan Lila.
Kami berusaha menghibur Della sampai pada akhirnya perasaan Della lebih baik, itu gunanya sahabat pikir ku.
Saat Bell mulai berbunyi menandakan jam istirahat telah usai, ku rangkul Della menuju ruang kelas dan meninggalkan Lila dan Ema yang juga kembali ke kelas mereka.
Memasuki ruang kelas Aku berjalan menuju bangku ku dan di sana ku melihat Caca ketua kelas ku sedang berdiri di pojok belakang bersama dengan Raidil, " mereka lagi apa?" ucap hati ku.
Teman-teman sekelas ku semuanya diam memperhatikan dan di antara mereka ada yang bersiul dan berteriak"Terima-terima" dan Aku hanya terdiam kebingungan.
" apa yang ku lewatkan?" kembali ku bertanya dalam hati.
Ku tatap Raidil di sana berdiri tegap dengan tangan Caca yang mencoba meraih tangan Raidil.
" Ahkk.. jangan -jangan mereka.." tidak ku lanjutkan ucapan hati ku.
Aku berpaling dan menunduk mencari sesuatu apa pun yang ada di laci meja ku karena tidak sanggup melihat, dan Aku juga menyadari hati ku mulai terasa perih.
" Kenapa di bagian sini sedikit sakit"ucap ku dalam hati sambil ku tepuk dada ku yang mulai terasa sesak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments