Padahal hari ini kegiatan ku cuma kerja kelompok di tempat jessi tetapi ,rasa lelah merayap di sekujur tubuh ku.
"ahk.. nyaman nya kasur kesayangan ku" ku jatuhkan tubuh ku di atasnya dan ku tatap langit-langit kamar ku.
terbayang sikap Raidil tadi sore yang menatap ku dari ke jauhan,
"Dia kenapa?" tanya hati ku bingung.
Ku tutup mata ku dengan bantal dan Aku tersenyum seperti orang gila mengingat kebetulan yang terjadi hari ini.
Apa ini rasanya jatuh cinta? Jantung ku bahkan berdetak kencang walau tidak ada Raidil di sini.
"ahh rasa nya aku mau mati " tubuh ku berguling-guling karena merasa senang.
Pergelutan ku di tempat tidur terhenti ketika dering ponsel ku berbunyi, ku raih ponsel ku dari kantong tas yang tadi sore ku pakai ke tempat Jessi.
"Nomor baru?" sambil menatap nomor yang tidak memiliki Nama.
"Hallo.." ku angkat dengan ragu.
"Hallo" jawab nya.
terdiam sebentar karena yang ku dengar suara Laki-laki.
"iya.. ini siapa?" lanjut ku bertanya.
"Ini siapa?"dia berbalik bertanya pertanyaan yang sama dengan ku.
"saya Riri" jawab ku sopan.
Dan tiba-tiba telpon itu terputus,"hmm.. mungki Salah sambung" pikir ku.
Kembali ku rebahkan badan ku di kasur dengan ponsel yang masih ku genggaman, tiba-tiba getaran pesan masuk membuat ku terkejut.
"Sory Rii ku kira nomor si Rian, tadi Aku minta nomor Rian ke Junaidi, Aku gak tau kalo ini nomor kamu, apa Junaidi salah kirim ya?".
pesan singkat yang ku baca dari pengirim yang tidak menyertakan namanya.
"Oh iya gak apa-apa , kalo boleh tau ini siapa?" tanya ku penasaran.
"Ini Raidil" badan ku seketika membeku membaca balasan itu.
oh tuhan kebetulan apa lagi ini,
Aku harus apa? Aku terlalu senang dengan semua kebetulan hari ini sampai-sampai aku bingung harus membalas apa.
"Oh oke, aku save ya" balas ku setelah beberapa lama memikirkan harus menjawab apa.
" ok, sory ya nelpon tadi, jadi ganggu kamu malam-malam gini" ucap nya membalas.
"Gak apa-apa kok" Jawab ku singkat.
"Mimpi apa Aku semalam, apa yg terjadi dengan hari ini? aku masih saja kebingungan.
Lama ku pandangi layar ponsel ku "udah gak di balas yaa, apa yang kamu harapkan sih Rii ? Udah syukur dia tiba-tiba ngechat kamu walau tidak sengaja" ucap hati ku.
***
Malam berganti pagi, ku buka mata ku dan untuk pertama kali nya saat bangun tidur yang ku cari adalah ponsel ku.
Sambil melirik membuka pesan masuk "gak ada ya" ucap ku.
"Jangan berharap lebih Rii, kamu itu bukan siapa-siapa nya Raidil, buat apa juga dia nge
chat kamu pagi-pagi gini, gak usah mimpi deh" kata hati ku yang berusaha menyadarkan ku.
Jam dinding sudah menujukkan pukul 5.35, aku bergegas bangun untuk bersiap berangkat ke sekolah.
Seperti biasa Ayah selalu menurunkan ku di Gang depan sekolah, Aku bahkan tidak pernah bertanya kenapa Ayah tidak pernah mengantar ku sampai ke pintu gerbang sekolah " kapan-kapan ku tanya ke Ayah ah" ucap kecil ku dengan heran.
" Rii.. Riri.. tunggu" ucap Lila sambil berlari ke arah ku.
" Kaya anak kecil aja kamu La lari-lari gitu" ejek ku pada Lila.
"Yeee emang anak kecil kan hahaha" sambil tertawa Lila membalas,
"huuu..Anak kecil kebesaran kamu tu La" sahut ku.
Kami berjalan bersama sampai ke pintu gerbang.
"Rii aku duluan ya" ucap Lila sambil berjalan lurus ke arah kelasnya karena memang kelas kami yang berbeda arah.
" Iya .. nanti jam istirahat di tempat biasa" ucap ku.
" Ok ok" jawab Lila yang menjelaskan dia paham tempat yang ku maksud.
Sesampainya Aku di pintu kelas, ku lihat Raidil sudah ada di bangkunya,
" Tumben dia datang pagi" ucap ku pelan yang bahkan hanya telinga ku sendiri yang mendengar apa yang Aku katakan.
" Pagi Rii" sapanya dengan suara yang lembut, karena kelas masih belum banyak yang datang sehingga suara sapaannya terdengar jelas di telinga ku.
"Ah iya pagi juga " balas ku sambil tersenyum tipis.
Setelah itu kami duduk di bangku dengan kesibukan kami masing-masing, aku bahakan tidak mampu memulai percakapan yang baru dengan Raidil.
Detik, menit di jam dinding terasa begitu lama, sesekali ujung mata ku melirik ke arah Raidil, dari samping terliat wajah nya yang begitu tenang sambil memegang pulpen yang di mainkan nya memutar.
tak lama setelah itu pandangan ku beralih kepada junaidi.
Dengan terburu-buru Junaidi datang menghampiri Raidil, jelas terdengar ucapan Junaidi dari bangku tempat ku duduk,
"Haha sory Dil, kayanya aku salah kirim nomor malam tadi" sambil tertawa Junaidi menjelaskan.
" Kok bisa !" jawab Raidil ketus.
" Mata ku ngantuk Dil, kamu ngechat Aku udah mau tidur, mana kamu mau cepat, lagian nama Rian gak jauh sama si Riri, mau mencet Rian ehh malah yang ke pencet Riri" jelas Junaidi detail seolah semua itu terjadi dengan ketidak sengajaan nya.
" Aku cuma gak enak sama Riri, nelpon malam-malam" ucap Raidil sambil menatap Junaidi dan berpaling menatap ku juga
.
" Hahaha sory sory,nanti ku kirim ulang deh" bujuk Junaidi
" Gak usah lah.. tadi udah minta ke Riannya langsung" jelas nya ke Junaidi.
Aku hanya mendengar apa yang mereka bicarakan sambil mengisi beberapa soal yang belum di bahas oleh guru.
"Rii sorry juga ya.." ucap Junaidi seakan dia tau kesalahanya yang sudah tanpa sengaja memberi nomor ku ke orang lain.
" Yaudah lah.. gak apa-apa juga kok Di" jawab ku sambil melirik Raidil dan Juanidi yang bersebelahan.
"Aaaa Ririiiii.." suara yang nyaring memenuhi ruang kelas sampai-sampai semua orang yang berada di dalam kelas tatapam mereka tertuju ke arah ku.
Della berlari dari pintu masuk dengan terburu-buru sambil meringis seperti anak kecil yang di ambil permennya.
" Kenapa Del?" tanya ku pada Della sambil berusaha melepaskan pelukan Della pada ku.
" aaa.. Aku malu Rii" jawab nya sambil menutup wajah nya di balik bahu ku.
" Malu?" Tanya ku heran dengan sikap Della yang tidak pernah seperti ini.
dan Aku mulai sedikit terganggu dengan ringisannya yang membuat orang-orang di dalam kelas berfokus kepada ku.
" udah ahh Dell, malu di liatin banyak orang" ucap ku sambil menepuk bahunya.
" sumpah, aku lebih malu yang tadi aku lakuin" ucap nya dengan masih membenamkan wajahnya di bahu ku.
Dan Aku semakin merasa tidak nyaman ketika Raidil menatap ke arahku dengan tatapannya yang seolah-olah ingin bertanya "apa yang terjadi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments