Bab 5. Arlena - Calista

...~°Happy Reading°~...

Dalam kekalutan dan tidak bisa memutuskan mau pilih yang mana, ponselnya bergetar. Ketika melihat nama sahabatnya Calista di layar ponsel, Arlena mengambil air mineral untuk melegakan tenggorokan sebelum merespon panggilan telpon.

"Hallo, Cal..." Sapa Arlena pelan, menahan haru.

"Hallo, Ar... Kau jadi pulang?" Tanya Calista riang.

"Iya, jadi. Ini sudah di Jakarta."

"Sudah di Jakarta, tapi ngga hubungi aku?"

"Sorry, Cal. Aku jet lag dan agak pusing."

"Kau baik-baik aja?" Calista merasa suara Arlena berbeda dari biasanya.

"Baik, Cal. Capek aja."

"Aku pingin tahu hasilnya, Ar....."

"Nanti, ya... Aku enakan dikit baru kita ketemu."

"Bagaimana kalau aku ke rumahmu aja? Kangeeen..."

"Bagaimana kalau nanti sore aku ke butik?" Arlena tidak mau Calista ke rumahnya.

"Ya, uda. Aku tunggu aja. Semoga aku ngga pingsan karna penasaran."

"Ah, kauuu... Sabar, ya..."

"Ok. Kalau mau jalan kabari." Calista pasrah

"Ok. See you..." Arlena langsung mengakhiri pembicaraan, karena hatinya sangat penuh dan air mata sudah membanjiri pipi. Dia meletakan ponsel di dekatnya.

Arlena buru-buru menghapus air mata saat mendengar ketukan di pintu, disusul suara Tari minta ijin masuk. "Saya mau rapikan ini dan bawah buah-buahan buat Ibu." Tari menjelaskan yang mau dikerjakan, setelah masuk ke dalam kamar.

"Ok..." Arlena berusaha menyembunyikan air mata dengan tidak melihat Tari, tapi mengambil ponsel lalu otak-atik.

"Ini buah yang ada di rumah, Bu. Nanti beli yang lain lagi." Tari memperlihatkan buah yang dibawa.

"Ok. T'rima kasih..." Ucap Arlena. Ketika melihat buah-buahan yang dibawa Tari membangkitkan selera, Arlena jadi berpikir lain.

"Tari, tidak usah masak buat makan siang. Saya mau makan buah ini. Kau masak buat kalian saja." Arlena berkata serius, sebab dia yakin Dominus tidak akan pulang buat makan siang di rumah.

"Tapi Ibu harus makan nasi dan lauk juga." Tari jadi heran mendengar permintaan nyonyanya, sebab sejak malam makan hanya sedikit. Begitu juga dengan sarapan.

"Tidak, apa. Untuk sementara ini dulu. Tolong bilang sopir siapkan mobil, ya. Saya mau keluar." Arlena berubah pikiran setelah berbicara dengan Calista. Dia jadi berpikir, mungkin Calista punya saran atau pendapat yang bisa memberikan jalan keluar baginya.

"Baik, Bu..." Tari menyerah, lalu pamit.

Saat melihat Tari hendak keluar, Arlena jadi ingat sesuatu. "Tari, apa selama saya di Amerika, bapak sering tidak pulang rumah?" Pertanyaan Arlena membuat Tari tidak jadi melangkah. Postur tubuhnya jadi mematung, dengan gerakan slow motion bagaikan sedang dalam film.

"Tidak juga, Bu...." Jawab Tari singkat, tanpa membalikan badan. "Baik.... Tolong bilang sopir untuk bersiap-siap." Arlena tidak bertanya lagi. Tapi gestur tubuh dan ucapan Tari disimpan dalam hati.

"Iya, Bu. Permisi." Tari membuka pintu lalu keluar kamar.

Setelah di depan pintu kamar, Tari bersandar di dinding lalu menepuk dadanya berulang kali agar bisa tenang. "Ada apa, Mbak." Tanya pelayan yang menyusulnya untuk merapikan perangkat sarapan.

Tari yang sedang bersadar untuk menenangkan detak jantung, jadi terkejut mendengar pertanyaan pelayan yang mendekatinya. "Tidak apa-apa... Ini bawa ke bawah..." Tari menyerahkan nampan di tangan, lalu berjalan ke tangga.

Perasaan senang bekerja sebagai pelayan dalam rumah itu mulai memudar. Tari sangat khawatir berkata dan bersikap di depan majikan atau nyonyanya. Dia sadar kondisi rumah sudah tidak kondusif dan bisa terjadi konflik sewaktu-waktu.

Walau majikan mereka tidak pernah mengatakan atau melarang untuk mengatakan apa pun kepada nyonya mereka, para pelayan tetap khawatir.

~*

Arlena meletakan ponsel di atas tempat tidur lalu turun untuk makan beberapa anggur yang dibawa Tari. Kemudian Arlena menyiapkan outfit yang pantas untuk siang hari yang bercuaca panas. Dia siapkan juga ole-ole yang dibawa buat Calista, lalu mandi.

Setelah mandi dan memantaskan outfit, Arlena keluar kamar. Tanpa mengatakan apa pun kepada pelayan, dia memakai kacamata hitam untuk menutupi matanya yang masih bengkak, lalu berjalan keluar dari rumah menuju mobil.

"Pak, tolong antar saya." Ucap Arlena kepada sopir, tanpa mengatakan tujuannya, lalu masuk ke mobil yang pintunya sudah dibuka oleh sopir. "Baik, Bu."

"Pak, kita ke butik Ibu Calista." Arlena memberitahukan tujuannya setelah melewati gerbang perumahan. "Baik, Bu..." Sopir berkata cepat, karena dia sudah tahu tujuan nyonyanya.

Beberapa lama kemudian, mobil Arlena sudah di jalan raya menuju Jakarta Barat, di mana butik Calista berada. Dia berharap butik tidak terlalu ramai, karena sepanjang jalan hatinya kalut dan terus memegang perutnya dengan perasaan campur aduk.

Ketika masuk ke butik, Calista sudah menunggunya dengan tangan terbuka dan langsung memeluknya. "Missuuuuu.... Apa'kah berhasil?" Calista tidak sabar mendengar hasilnya. Arlena mengangguk pelan dengan hati penuh, terharu. Sambutan itulah yang diharapkan dari Dominus saat mereka bertemu di bandara.

"Akhirnya ... Selamat sayang, selamat." Calista tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya mengetahui proses bayi tabung yang dijalani Arlena berhasil.

"Mari ke ruanganku. Aku sudah tidak sabar mendengar kisahmu dan Dom. Pasti dia sangat bahagia mengetahui usaha kalian berhasil." Calista melepaskan pelukan, lalu menggandeng tangan Arlena ke ruang kerjanya, tanpa menyadari perubahan wajah dan gerak tubuh Arlena.

"Duduk dulu... Aku siapkan minuman buat kita." Calista menunjuk salah satu sofa yang ada dalam ruang kerjanya. Arlena duduk lalu perlahan melepaskan kacamata hitam.

Seketika Calista yang mau meletakan gelas dan botol air mineral terkejut melihat mata Arlena bengkak dan terkenang.

"Ada apa, Ar...?" Calista jadi cemas melihat wajah Arlena memerah, menahan tangis. Bukan seperti orang yang baru berhasil mendapatkan yang didambakan sepanjang tahun.

Dia langsung duduk di samping Arlena dan memegang tangannya. "Aku minta air, Cal..." Suara Arlena jadi tercegat, karena merasakan sentuhan sahabatnya. Sehingga dia butuh air untuk melonggarkan tenggorokan, agar bisa bicara.

Arlena menghembuskan nafas kuat lalu menatap Calista yang sedang menunggu jawabannya. "Cal, tolong aku. Jangan biarkan aku kehilangan anak ini."

"Pasti... Aku akan menolongmu. Tenanglah... Katakan padaku, apa yang terjadi?"

"Ini sangat berat buatku, Cal..." Arlena menunduk dan memegang perutnya.

"Bagi'lah padaku, supaya ringan. Kau lupa kita sudah pernah lewati masa sulit bersama?"

"Ini sangat berat, Cal... Dom menolak bayi ini....." Ucapan Arlena meluncur begitu saja, tidak bisa ditahan. Dia langsung mengatakan inti persoalan yang menjadi bebannya.

"Apa dia sudah gila? Atau dia kesambet setan gila? Mengapa dia menolak? Katakan...!!" Calista jadi marah dan menguncang tangan Arlena.

"Dia tidak terima anak dari laki-laki lain..." Ucapan Arlena terhenti, karena luapan emosi Calista.

"Bul^shiiittt... Omongan apa itu? Dia sendiri yang mendorongmu supaya mau punya anak dengan cara apa pun. Cara apa pun, agar bisa punya anak." Calista mengulang dengan penuh penekanan.

Dia tahu sejak awal, Arlena dan Dominus berencana punya anak, karena mereka belum dikaruniai anak.

...~*~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

Terpopuler

Comments

🍁🐰Avrily❤🔍🌐

🍁🐰Avrily❤🔍🌐

semoga calista bisa jadi sahabat yang baik. kasihan arlena kalau dikhianati lagi 🔎😞

2025-06-18

10

Uttari

Uttari

Aahh maafkan yaa Calista,awalnya aku curiga Domi dan Kau ada "Something" ...
semoga kau memang sahabat sejati Arlena.

2025-06-18

7

🍁HER❣️💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

🍁HER❣️💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

mungkin dia kesambet hantu yang kakinya napak di tanah makanya ilang memori 😡

2025-06-18

8

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Arlena - Dominus
2 Bab 2. Arlena - Dominus 2
3 Bab 3. Arlena - Dominus 3
4 Bab 4. Arlena
5 Bab 5. Arlena - Calista
6 Bab 6. Arlena - Calista 2
7 Bab 7. Arlena - Calista 3
8 Bab 8. Arlena 2
9 Bab 9. Arlena - Dominus - Selina
10 Bab 10. Arlena 3
11 Bab 11. Arlena 4
12 Bab 12. Arlena 5
13 Bab 13. Arlena 6
14 Bab 14. Arlena - Dominus 4
15 Bab 15. Arlena CS
16 Bab 16. Arlena CS 2
17 Bab 17. Arlena CS 3
18 Bab 18. Arlena CS 4
19 Bab 19. Proses
20 Bab 20. Proses 2
21 Bab 21. Cerai
22 Bab 22. Kualitas Mantan (K M)
23 Bab 23. Kualitas Mantan 2
24 Bab 24. Kualitas Mantan 3
25 Bab 25. Kualitas Mantan 4
26 Bab 26. Kualitas Mantan 5.
27 Bab 27. Kualitas Mantan 6
28 Bab 28. Kualitas Mantan 7
29 Bab 29. Kualitas Mantan 8
30 Bab 30. Kualitas Mantan 9
31 Bab 31. Kualitas Mantan 10.
32 Bab 32. Kualitas Mantan 11
33 Bab 33. Kualitas Mantan 12
34 Bab 34. Kualitas Mantan 13
35 Bab 35. Kualitas Mantan 14
36 Bab 36. Kualitas Mantan 15
37 Bab 37. Kualitas Mantan 16
38 Bab 38. Kualitas Mantan 17
39 Bab 39. Kualitas Mantan 18
40 Bab 40. Kualitas Mantan 19
41 Bab 41. Kualitas Mantan 20
42 Bab 42. Kualitas Mantan 21
43 Bab 43. Kuslitas Mantan 22
44 Bab 44. Kualitas Mantan 23
45 Bab 45. Kualitas Mantan 24
46 Bab 46. Kualitas Mantan 25
47 Bab 47. Kualitas Mantan 26
48 Bab 48. Kualitas Mantan 27
49 Bab 49. Kualitas Mantan 28
50 Bab 50. Kualitas Mantan 29
51 Bab 51. Kualitas Mantan 30
52 Bab 52. Kualitas Mantan 31
53 Bab 53. Kualitas Mantan 32
54 Bab 54. Kualitas Mantan 33
55 Bab 55. Kualitas Mantan 34
56 Bab 56. Kualitas Mantan 35
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1. Arlena - Dominus
2
Bab 2. Arlena - Dominus 2
3
Bab 3. Arlena - Dominus 3
4
Bab 4. Arlena
5
Bab 5. Arlena - Calista
6
Bab 6. Arlena - Calista 2
7
Bab 7. Arlena - Calista 3
8
Bab 8. Arlena 2
9
Bab 9. Arlena - Dominus - Selina
10
Bab 10. Arlena 3
11
Bab 11. Arlena 4
12
Bab 12. Arlena 5
13
Bab 13. Arlena 6
14
Bab 14. Arlena - Dominus 4
15
Bab 15. Arlena CS
16
Bab 16. Arlena CS 2
17
Bab 17. Arlena CS 3
18
Bab 18. Arlena CS 4
19
Bab 19. Proses
20
Bab 20. Proses 2
21
Bab 21. Cerai
22
Bab 22. Kualitas Mantan (K M)
23
Bab 23. Kualitas Mantan 2
24
Bab 24. Kualitas Mantan 3
25
Bab 25. Kualitas Mantan 4
26
Bab 26. Kualitas Mantan 5.
27
Bab 27. Kualitas Mantan 6
28
Bab 28. Kualitas Mantan 7
29
Bab 29. Kualitas Mantan 8
30
Bab 30. Kualitas Mantan 9
31
Bab 31. Kualitas Mantan 10.
32
Bab 32. Kualitas Mantan 11
33
Bab 33. Kualitas Mantan 12
34
Bab 34. Kualitas Mantan 13
35
Bab 35. Kualitas Mantan 14
36
Bab 36. Kualitas Mantan 15
37
Bab 37. Kualitas Mantan 16
38
Bab 38. Kualitas Mantan 17
39
Bab 39. Kualitas Mantan 18
40
Bab 40. Kualitas Mantan 19
41
Bab 41. Kualitas Mantan 20
42
Bab 42. Kualitas Mantan 21
43
Bab 43. Kuslitas Mantan 22
44
Bab 44. Kualitas Mantan 23
45
Bab 45. Kualitas Mantan 24
46
Bab 46. Kualitas Mantan 25
47
Bab 47. Kualitas Mantan 26
48
Bab 48. Kualitas Mantan 27
49
Bab 49. Kualitas Mantan 28
50
Bab 50. Kualitas Mantan 29
51
Bab 51. Kualitas Mantan 30
52
Bab 52. Kualitas Mantan 31
53
Bab 53. Kualitas Mantan 32
54
Bab 54. Kualitas Mantan 33
55
Bab 55. Kualitas Mantan 34
56
Bab 56. Kualitas Mantan 35

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!