Bab 2. Arlena - Dominus 2

...~°Happy Reading°~...

Dominus melirik Arlena sekilas, lalu mematikan telpon. "Aku sudah mandi sebelum pergi jemput dan tidak turun dari mobil." Jawab Dominus cuek lalu turun dari tempat tidur.

Sebelum Arlena mengatakan sesuatu lagi, Dominus sudah berjalan keluar dari kamar. Arlena jadi tercengang melihat punggung Dominus yang meninggalkan dia seakan dia makhluk asing atau pembawa virus.

Dia seperti ditampar melihat sikap dan gerakan Dominus yang turun begitu saja dari tempat tidur tanpa berkata apa pun. Hanya meninggalkan penutup dan selimut mewah yang berantakan, pertanda dia baru berada di sana.

'Dia sedang menghindariku?' Arlena membatin sambil melihat pintu yang sudah ditutup.

Beribu pertanyaan seperti laron bertebangan dan menyerbu isi kepalanya. 'Apa dia sudah putus asah, hingga dia tidak bersemangat untuk menantikan hasil bayinya?' Arlena bertanya pada diri sendiri, mengingat mereka sudah hampir dua tahun berusaha dengan berbagai cara untuk punya anak.

Arlena menarik nafas panjang dan mencoba tenang, ketika pintu diketuk. Dia yakin bukan Dominus yang mengetuk. "Letakan saja di situ." Arlena menunjuk lantai di dekat lemari yang berjejer, ketika Tari masuk membawa bagasinya.

"Ada yang diperlukan lagi, Bu?" Tanya Tari sebelum keluar kamar.

"Tidak. Saya mau mandi dan istirahat sebentar."

"Baik, Bu." Tari segera keluar.

Setelah Tari keluar, Arlena merasa aura kamar tidur yang selalu dirindukannya telah berubah. Dia merasa sendiri dan asing dalam kamar luas, miliknya.

Aura cuek dan dingin Dominus telah menguasai kamar tidur. 'Aku tidak boleh menunda lagi. Aku harus beritahukan kehadiran bayi ini sesegera mungkin.' Arlena memutuskan.

Arlena mengambil pakaian yang nyaman dan segera mandi untuk menunggu Dominus kembali ke kamar. Dia sudah menetapkan hati untuk tidak menunda dan akan memberitahukan Dominus setelah kembali, agar mereka bisa happy dan hangat lagi saat makan malam.

Arlena mengubah rencana sebelumnya, sebab dia sudah mengatur dengan kepala pelayan untuk menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan mereka sebelum dia memberikan surprise tentang kehamilannya. Namun sikap Dominus tidak mungkin akan ada makan malam romantis, pikir Arlena.

Setelah mandi, Arlena duduk di tepi tempat tidur sambil memikirkan cara yang tepat untuk melunakan hati Dominus. Dia merasa itu agak sulit, sebab belum pernah menghadapi sikap Dominus seperti itu.

'Huuuuuu....' Arlena menghembuskan nafas kuat dan merasa lelah juga bingung. Dia menyandarkan punggung sambil menunggu Dominus kembali. Namun sampai dia tertidur, Dominus tidak masuk lagi ke dalam kamar untuk menemuinya.

~*

Ketika terbangun dan melihat Dominus tidak ada dalam kamar, Arlene segera turun dari tempat tidur lalu keluar kamar untuk mencarinya. Namun dia tidak menemukan Dominus di mana-mana. "Tari, bapak di mana?" Tanyanya kepada kepala pelayan yang datang mendekat.

"Bapak tadi keluar, Bu."

"Keluar?" Arlena terkejut hingga bertanya dengan nada suara agak keras. Dia heran Dominus keluar rumah, sedangkan dia baru tiba di rumah. Sungguh aneh dan membingungkan.

"Saya tadi tertidur, jadi tidak tahu." Arlena buru-buru meralat dan menurunkan nada suaranya karena para pelayan terkejut mendengar nada suaranya yang tidak seperti biasanya.

Arlena tidak bertanya lagi tentang Dominus, agar tidak terjadi pergunjingan di antara pelayan. Dia juga tidak mau tambah persoalan, karena suasana hatinya mulai tidak happy. Dia kembali naik ke kamar untuk ambil ponsel karena berpikir, mungkin Dominus sudah kirim pesan atau telpon tapi dia tertidur.

Ketika melihat tidak ada pesan dan panggilan tak terjawab dari Dominus, Arlena tercengang. 'Ada apa dengan Dom?' Arlena membatin sambil memegang erat ponselnya.

Dia kembali turun ke ruang makan, karena hampir tiba waktu makan malam. Dia masih berharap, Dominus kembali sebelum waktu makan malam. 'Mungkin akan terjadi seperti rencana awal. Dinner, baru kasih surprise.' Arlena membatin.

"Ibu mau makan malam sekarang, atau mau tunggu bapak?" Tanya kepala pelayan saat melihat Arlena masuk ke ruang makan.

"Tunggu 10 menit lagi, ya." Arlena berkata pelan dan berusaha tenang, sebab Dominus belum juga pulang.

Dia segera keluar dari ruang makan untuk menelpon. Ketika telpon beberapa kali, ponsel Dominus tidak bisa dihubungi, Arlena masuk kembali ke ruang makan. "Tari, siapkan makan malam saya saja." Arlena langsung duduk walau tidak berselera, tapi dia berusaha makan demi calon bayinya.

Dia menundukan kepala untuk bersyukur atas makanan yang tersaji dengan hati berat. Tanpa ditahan, air mata yang sudah tergenang, menetes membasahi tangannya. Makan malam romantis yang dibayangkan menguap seketika. 'Mari kita makan, sayang.' Arlena berkata dalam hati sambil mengelus perutnya.

Arlena makan hanya sedikit, karena suasana hatinya tidak bisa menikmati menu yang disajikan. "Tari, simpan atau kalian habiskan semua ini, kalau bapak pulang malam. Mungkin bapak makan di luar." Arlena berkata kepada kepala pelayan, lalu berdiri dan keluar dari ruang makan.

Para pelayan yang mendengar itu, tidak girang akan makan makanan lezat dan mahal. Mereka jadi terenyuh melihat nyonya mereka yang baru pulang setelah pergi sekian lama, ditinggal makan sendiri.

Tiba di kamar, Arlena berusaha menghilangkan rasa sedih dengan mengeluarkan semua barang dan ole-ole yang dibawa dari Amerika.

'Dia pergi kemana sampai malam begini?' Arlena membatin, karena sepanjang mereka menikah hampir 6 (enam) tahun, belum pernah terjadi Dominus keluar malam sendiri tanpa beritahu.

Arlena menghembuskan nafas panjang sambil mengelus perutnya yang masih rata. "Semoga kau baik-baik di situ, sayang." Arlena berkata pelan. Dia khawatir bayi yang ada dalam perut ikut merasakan kegundahan hatinya.

Menjelang larut malam, Dominus masuk ke dalam kamar. Dia terkejut melihat Arlena masih merapikan koper. Dia mengira, Arlena sudah tidur, jadi tidak perlu berbicara dengannya. "Kau pulang jam segini?" Arlena meletakan semua yang ada ditangannya, lalu menatap Dominus.

"Aku dinner dengan client." Dominus berkata tanpa melihat Arlena dan hendak ke kamar mandi.

"Bukannya aku sudah bilang pulang hari ini dan mau dinner bersama?" Arlena tercengang mendengar jawaban Dominus.

"Aku sudah janji dan ngga bisa dicancel."

"Ngga bisa cancel? Jadi dinner dengan client lebih penting dari dinner kita? Kita sudah lebih dari tiga bulan ngga bertemu dan dinner bersama. Apa itu ngga penting bagimu?"

"Ngga usah dipersoalkan..." Dominus mengibaskan tangan agar Arlena berhenti beradu argumen dengannya.

Arlena jadi emosi mendengar yang dikatakan Dominus. "Kau ngga mau tahu hasil proses bayi kita?"

"Aku sudah tidak berminat lagi dengan proyek itu."

"Tidak berminat dengan proyek? Kau anggap mau punya bayi hanya sebuah proyek? Jadi waktu itu kau yang mendorong untuk lalukan itu, seperti sedang berbisnis?"

"Waktu itu aku terlalu bodoh, mau saja usulkan itu. Sekarang aku berubah pikiran dan ngga berminat untuk tahu hasilnya."

"Kau gampang saja bilang berubah pikiran setelah semuanya sudah sukses dan berhasil positif?"

"Sukses? Positif?" Dominus menatap Arlena, limbung. Dia terdiam sejenak, mencerna yang dikatakan Arlena sambil berpikir.

...~*~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

Terpopuler

Comments

Uttari

Uttari

Ada apa denganmu Domi? apa ada hati lain yang mengisi harimu di saat Alena tidak bersamamu? lantas rencana2 yang sudah kalian susun dan kini berhasil ,bagaimana menerimanya? apa tega kau hendak menelantarkan Alena dan calon bayi mu?

2025-06-17

9

🍁mumu❣️💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

🍁mumu❣️💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

hey ga gampang loh usaha bayi tabung, ,
butuh usaha, dan keyakinan
bisa" nya stlah usaha yang panjang malah tak di inginkan, waaah bahaya ini ❣️

2025-06-23

5

åñgg阮å ∂єωι🌀🖌:

åñgg阮å ∂єωι🌀🖌:

rumah mewah, mobil dan semua harta yang ada, hilang keistimewaan nya bila suami sudah acuh tak acuh, menandakan suami sudah berpaling dari hati mu

2025-06-17

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Arlena - Dominus
2 Bab 2. Arlena - Dominus 2
3 Bab 3. Arlena - Dominus 3
4 Bab 4. Arlena
5 Bab 5. Arlena - Calista
6 Bab 6. Arlena - Calista 2
7 Bab 7. Arlena - Calista 3
8 Bab 8. Arlena 2
9 Bab 9. Arlena - Dominus - Selina
10 Bab 10. Arlena 3
11 Bab 11. Arlena 4
12 Bab 12. Arlena 5
13 Bab 13. Arlena 6
14 Bab 14. Arlena - Dominus 4
15 Bab 15. Arlena CS
16 Bab 16. Arlena CS 2
17 Bab 17. Arlena CS 3
18 Bab 18. Arlena CS 4
19 Bab 19. Proses
20 Bab 20. Proses 2
21 Bab 21. Cerai
22 Bab 22. Kualitas Mantan (K M)
23 Bab 23. Kualitas Mantan 2
24 Bab 24. Kualitas Mantan 3
25 Bab 25. Kualitas Mantan 4
26 Bab 26. Kualitas Mantan 5.
27 Bab 27. Kualitas Mantan 6
28 Bab 28. Kualitas Mantan 7
29 Bab 29. Kualitas Mantan 8
30 Bab 30. Kualitas Mantan 9
31 Bab 31. Kualitas Mantan 10.
32 Bab 32. Kualitas Mantan 11
33 Bab 33. Kualitas Mantan 12
34 Bab 34. Kualitas Mantan 13
35 Bab 35. Kualitas Mantan 14
36 Bab 36. Kualitas Mantan 15
37 Bab 37. Kualitas Mantan 16
38 Bab 38. Kualitas Mantan 17
39 Bab 39. Kualitas Mantan 18
40 Bab 40. Kualitas Mantan 19
41 Bab 41. Kualitas Mantan 20
42 Bab 42. Kualitas Mantan 21
43 Bab 43. Kuslitas Mantan 22
44 Bab 44. Kualitas Mantan 23
45 Bab 45. Kualitas Mantan 24
46 Bab 46. Kualitas Mantan 25
47 Bab 47. Kualitas Mantan 26
48 Bab 48. Kualitas Mantan 27
49 Bab 49. Kualitas Mantan 28
50 Bab 50. Kualitas Mantan 29
51 Bab 51. Kualitas Mantan 30
52 Bab 52. Kualitas Mantan 31
53 Bab 53. Kualitas Mantan 32
54 Bab 54. Kualitas Mantan 33
55 Bab 55. Kualitas Mantan 34
56 Bab 56. Kualitas Mantan 35
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1. Arlena - Dominus
2
Bab 2. Arlena - Dominus 2
3
Bab 3. Arlena - Dominus 3
4
Bab 4. Arlena
5
Bab 5. Arlena - Calista
6
Bab 6. Arlena - Calista 2
7
Bab 7. Arlena - Calista 3
8
Bab 8. Arlena 2
9
Bab 9. Arlena - Dominus - Selina
10
Bab 10. Arlena 3
11
Bab 11. Arlena 4
12
Bab 12. Arlena 5
13
Bab 13. Arlena 6
14
Bab 14. Arlena - Dominus 4
15
Bab 15. Arlena CS
16
Bab 16. Arlena CS 2
17
Bab 17. Arlena CS 3
18
Bab 18. Arlena CS 4
19
Bab 19. Proses
20
Bab 20. Proses 2
21
Bab 21. Cerai
22
Bab 22. Kualitas Mantan (K M)
23
Bab 23. Kualitas Mantan 2
24
Bab 24. Kualitas Mantan 3
25
Bab 25. Kualitas Mantan 4
26
Bab 26. Kualitas Mantan 5.
27
Bab 27. Kualitas Mantan 6
28
Bab 28. Kualitas Mantan 7
29
Bab 29. Kualitas Mantan 8
30
Bab 30. Kualitas Mantan 9
31
Bab 31. Kualitas Mantan 10.
32
Bab 32. Kualitas Mantan 11
33
Bab 33. Kualitas Mantan 12
34
Bab 34. Kualitas Mantan 13
35
Bab 35. Kualitas Mantan 14
36
Bab 36. Kualitas Mantan 15
37
Bab 37. Kualitas Mantan 16
38
Bab 38. Kualitas Mantan 17
39
Bab 39. Kualitas Mantan 18
40
Bab 40. Kualitas Mantan 19
41
Bab 41. Kualitas Mantan 20
42
Bab 42. Kualitas Mantan 21
43
Bab 43. Kuslitas Mantan 22
44
Bab 44. Kualitas Mantan 23
45
Bab 45. Kualitas Mantan 24
46
Bab 46. Kualitas Mantan 25
47
Bab 47. Kualitas Mantan 26
48
Bab 48. Kualitas Mantan 27
49
Bab 49. Kualitas Mantan 28
50
Bab 50. Kualitas Mantan 29
51
Bab 51. Kualitas Mantan 30
52
Bab 52. Kualitas Mantan 31
53
Bab 53. Kualitas Mantan 32
54
Bab 54. Kualitas Mantan 33
55
Bab 55. Kualitas Mantan 34
56
Bab 56. Kualitas Mantan 35

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!