Setelah sampai di hutan, mereka mulai mencoba mencari kumbang.
"Baiklah, kau kesana, dan aku ke arah situ."
Ucap Guinevere dengan wajah riang, jari telunjuknya menunjukkan kearah yang berlawanan.
Mendengar hal itu William hanya mengangguk saja dan saat itu dia melihat sesosok kumbang. Namun bukannya bahagia William malah makin gelisah, dia merasa energi gelap itu semakin dekat.
"Arghh....."
"Tolonggg...."
Teriak Guinevere.
William yang mendengar hal itu langsung berlari kearah putri Guinevere yang sedang terpojok. Dengan sigap William berdiri di depan Guinevere.
"Kalau kau ingin menyakitinya, lewati aku dulu!"
Seru William, kini ia berlari dan berdiri tepat di depan putri Guinevere.
"Kau bercanda? Aku bisa membunuh kalian berdua hanya dengan 1 kali serang. Lihat ekorku yang beracun ini! Apa yang bisa kalian lakukan?"
Iblis itu berkata demikian, dia menunjukkan ekor nya yang panjang dan sangat fleksibel.
"Apapun yang terjadi aku tak ingin putri Guinevere terluka, kalau berani habisi aku dulu, baru dirinya!"
Teriak William.
"Masa bodoh dengan apa yang kau lakukan, dengan ini aku bisa membunuh putri raja, bahkan sekaligus calon anggota Zeyynmaloth."
Ucap iblis, matanya bersinar dengan warna ungu menyala.
Karena merasa terancam, William secara tak sadar membangkitkan kekuatan kegelapan dan membuat matanya memerah disertai sinar terang.
"Apa yang terjadi dengan anak itu?..."
Ucap iblis dalam hati.
Tanpa pikir panjang iblis itu langsung menggerakkan ekor beracun nya untuk menusuk jantung kedua anak itu sekaligus.
"Matilah!!!!"
Seru iblis.
Guinevere menurut mata nya, dia tak sanggup melihat apa yang terjadi, dia tak sanggup melihat sahabatnya dibunuh didepan nya, jadi dia menutup mata.
"A... apa yang telah terjadi?"
Ucap Guinevere yang keheranan.
Guinevere pun membalikkan tubuh William yang ambruk, dia melihat ada nanah dan racun yang ikut mengalir pada darah nya William. Tampak William terbaring tak sadarkan diri, mata kanannya terluka.
Guinevere mulai menangis, dia menyalakan dirinya sendiri, sedih, dan tak tahu harus apa. Biar bagaimanapun William tetap melindungi nya walau penyebab semua ini adalah salah nya. Dia merasa bahwa jika William mati, maka hidup dia tidak ada artinya walau bergelimang harta yang Guinevere dapat.
Terdengar suara langkah kaki yang menuju ke arah Guinevere, dan rupanya itu adalah prajurit Zeyynmaloth, anak anak prajurit, kakak, dan ayahnya putri Guinevere.
"Apa yang terjadi putri ku?"
Tanya King Edward XIV of Sundr.
Disana kerusuhan pun terjadi, Pietro melihat kearah iblis yang mematung dan perlahan mulai hilang, ia menjadi partikel partikel bercahaya merah dan perlahan keberadaan iblis itu menghilang.
Pietro jelas tahu apa yang terjadi. William dibawa ke ruang perawatan kerajaan, sementara Guinevere ditenangkan.
"Rupanya William menggunakan kekuatan Blood Demon nya ya"
Ucap Pietro dalam hati.
Hari mulai siang, di ruang makan terlihat Guinevere yang sedih dan tak mau makan.
"Ayah senang kau baik baik saja nak."
Ucap sang raja Sundr memulai percakapan.
"Aku hampir mati ayah..."
Jawab Guinevere dengan nada lemas dan kepala terus menunduk.
"Aku akan memarahi William itu karena telah mengajak kamu ke hutan"
Ucap sang raja.
"Apa yang ayah bicarakan? Aku yang mengajak nya, dia terus memberi tahu ku tapi aku tak mendengar."
Sentak Guinevere.
"Apa yang kau pikirkan nak? Kenapa kau main ke hutan?"
Tanya balik sang raja.
"Aku tahu aku salah... maaf yah, aku juga ingin meminta maaf pada William."
Ucap Guinevere.
"Kau tahu? Iblis yang kau hadapi tadi adalah ras iblis Shadow Tail, itu adalah iblis dengan bisa yang kuat. Kemungkinan hidup terkena racun itu hanya 30.08%.
Sela Prince Henry, sang kakak Guinevere.
"Apa???"
Guinevere terkejut.
"ya aku juga tidak tahu bagaimana jelasnya apa yang terjadi, yang jelas iblis tadi benar benar hilang eksistensi nya."
Ucap king Edward.
"Aku juga tak tahu yah, yang jelas apa sekarang kita akan kehilangan William?"
Tanya Guinevere.
Semua yang ada di ruangan itu hanya terdiam, dengan kata lain kemungkinan hidup William hampir mustahil.
Setelah makan Guinevere langsung bergegas menuju koridor kamar perawatan. Ia ingin segera tahu nasib William. Saat itu juga Guinevere melihat Pietro.
"Om... Bagaimana kondisi William om?"
Tanya Guinevere.
"Dia mungkin masih bisa hidup. Aku belum tahu berapa kemungkinan hidup setelah terkena bisa iblis tadi."
Jawab Pietro.
"huhuhuu... om kemungkinan hidup William hanya 30,08%."
Ucap Guinevere sembari nangis.
"Yang benar kamu?"
Tanya Pietro tidak percaya.
Guinevere hanya mengangguk.
"Padahal aku baru saja mengadopsi nya."
Ucap Pietro.
"Jadi William anak adopsi om?"
Tanya Guinevere.
"iya, "
Jawab singkat Pietro.
"Ternyata benar dugaan ku. kasihan William, kasihan om Pietro."
Ucap Guinevere dalam hati.
"Apa kau masih berharap pada kecil nya persentase hidup William nak?"
Tanya Pietro.
"Iya... Aku harap dia tetap hidup. Aku ingin meminta maaf padanya karena telah mengajak nya ke hutan."
Ucap Guinevere.
"Aku ta sangka kau begitu mengharapkannya hidup."
Ucap Pietro.
"Aku harap masih ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan nya lagi."
Ucap Guinevere.
Melihat Guinevere, Pietro pergi untuk mengambil sesuatu di gudang rahasia.
"Guinevere, aku tak menyangka kau ada di sini."
Ucap Henry.
"iya... tolong William kumohon, tetaplah hidup!!"
Seru Guinevere dengan wajah sedihnya.
Henry memutuskan untuk menemani adiknya tersebut, dia merasa bahwa William penting bagi hidup adiknya itu. Sejenak Henry merasa gagal menjadi kakak favorit Guinevere. Dia terlalu sibuk untuk menjadi kuat dan menjadi Royal Matador.
Sang dokter keluar dari kamar perawatan, dia terlihat berkeringat saking seriusnya menyembuhkan William.
"Dok... Apa yang terjadi? Apa William bisa diselamatkan?"
Tanya Guinevere penasaran.
Sang dokter hanya menghela nafas panjang dan kemudian menggeleng kepala. Guinevere mulai menangis, dia tidak terima akan fakta bahwa sahabatnya tidak bisa diselamatkan. Henry berusaha menenangkan adiknya.
Tiba tiba Pietro Marshal datang membawa sesuatu yang dikantungi.
"Dokter... Boleh aku melihat kondisi anakku?"
Tanya Pietro.
"Boleh pak, namun untuk sekarang hanya boleh bapak saja yang masuk."
Jawab sang dokter.
Kemudian Pietro pun masuk dan mulai membaca sebuah mantra. Bagi yang bisa mendeteksi energi negatif pasti akan merasakan energi gelap dari arah ruangan perawatan.
Namun tak seorangpun yang menyadari hal itu. Pietro melakukan sesuatu hal yang magis, dan saat itu juga dia memasukan sedikit cairan berwarna merah yang tak lain tak bukan itu adalah darah segar.
"Aku rasa ini tidak akan baik untuk mu nak... tapi ini demi menyelamatkan mu."
Ucap Pietro yang bicara dengan dirinya sendiri.
Pietro akhirnya keluar dari ruangan itu dan disaat itu pula Guinevere langsung menanyakan keadaan nya.
"Bagiamana om? Apa William masih bisa hidup?"
Tanya Guinevere, mata Guinevere berkaca kaca penuh harapan.
"Dia masih bisa diselamatkan, jadi kau jangan khawatir. Nanti sore kau bisa melihat nya dan mengobrol dengan nya lagi."
Ucap Pietro dengan wajah berseri-seri.
Sontak Guinevere dan Henry pun terheran heran akan hal itu. Mereka merasa bahwa paman itu hanya bercanda. Tapi dari wajahnya terlihat jujur. Entah apa yang terjadi itulah yang mereka berdua pikirkan, yang jelas Guinevere mulai senang.
Sore pun tiba, ternyata benar apa yang diucap Pietro Marshal bahwa William tetap hidup, William berjalan kearah dapur karena lapar, mata kanan William diperban, melihat hal itu Guinevere langsung menghampirinya.
"William... kau sudah sehat ya?"
Tanya Guinevere dengan wajah yang berseri seri.
"Yap aku sudah sehat, namun sedikit lemas karena lapar, aku mau makan dulu."
Jawab William.
"baiklah, nanti abis makan temui aku ya"
Seru Guinevere.
"Ya... tenang saja."
Ucap William.
Setelah makan mereka pun bertemu, William memutuskan untuk bertemu Guinevere. Setelah melihat ke depan istana, ternyata Guinevere akan segera pulang.
"Walau hanya sebentar, pertemuan kita sangatlah menyenangkan."
Ucap William dalam hati, perlahan ia menghampiri Guinevere.
"William!"
Ucap Guinevere. Berlari kearah William.
"aku janji William akan membalas budi padamu. Aku minta maaf atas kecerobohan ku, kau hampir kehilangan nyawa."
Ucap Princess Guinevere, kedua tangannya memegang tangan William.
"Ya, tidak apa apa Guinevere."
ucap William.
"Kau harus berjanji untuk berteman baik dengan mereka"
Ucap Guinevere sambil menunjuk kearah anak-anak Zeyynmaloth.
"iya, jika aku bisa punya teman, itu pasti berkat kamu."
Jawab William.
"Ayo kita berjanji. Di masa depan kita harus menikah, aku janji hanya akan memilih mu William."
Ucap Guinevere dengan nada pelan.
"Aku janji akan menjaga mu, apalagi jika kau istri ku."
Canda William tapi serius.
"hahaha... kau ini lucu"
Tawa Guinevere.
"Baiklah sampai jumpa lagi Guinevere."
Ucap William.
Keduanya pun akhirnya berpisah, dan keduanya saling melambai satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments