Dante merasa sangat kasihan pada William, ia pun menghampirinya.
"Tidakkah kau tahu aku telah muak? Pergi sana! Aku tak menginginkan keberadaan mu"
Teriak William kepada Dante, padahal belum sempat Dante mendekat.
Dante pada akhirnya benar benar pergi dan ia pun mengadukan ini semua kepada princess Mary, dan tiga teman lainnya.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore, kini Pietro telah selesai rapat dan mulai mencari William. Betapa terkejutnya dia melihat anaknya itu hanya duduk duduk sendirian sementara anak yang lain sedang asyik bermain bersama.
"Kau kelihatan mengantuk, apa kau tadi hanya duduk-duduk saja tanpa melakukan apapun?"
Tanya Pietro.
"Iya yah, aku tidak mau berteman dengan mereka."
Jawab William dengan nada lemas.
"Kau hanya salah paham William."
Ucap Pietro.
"Salah paham apa yah?."
Tanya William.
"Sekarang kita pergi dulu ke rumah ayah ya, nanti ayah akan beritahu kamu beberapa hal."
Ajak Pietro.
"oke"
Setelah sampai di rumah Pietro, betapa terkejutnya William dengan mewahnya rumah itu. Dekorasi disana semuanya keliatan mahal. William pun merasa senang bisa tinggal disana.
"I... Ini rumah ayah?"
Tanya William.
"Iya, ini rumah pribadi milik ayah."
Penjelasan Pietro.
"Ini sangat besar yah, sepi lagi, aku suka rumah ini."
Ungkap William.
"Iya rumah ini memang bagus, tetapi ayah merasa sangat kesepian disini. Rasanya tidak menyenangkan jika rumah tempat tinggal kita besar tapi tak ada seorangpun yang memberikan cinta."
Ucap Pietro.
"Lah... jadi penyebab ayah mengadopsi ku adalah karena tidak punya istri?"
Tanya William.
"Hehehe, iya aku belum pernah menikah."
Ucap Pietro penuh kebohongan.
"Padahal emang aku tidak menikah lagi setelah kehilangan almarhumah istriku"
Ucap Pietro dalam hati
"Nah nak sekarang duduk dulu yah, pasti kamu lapar, ayah akan bikinin kmu makanan."
Ucap Pietro dengan wajah penuh senyuman.
"Wah beneran? baiklah yah."
Ucap William dengan wajah penuh senyuman.
William pun duduk di sofa yang empuk, dia merasa bahwa rumah itu terlalu besar untuk seorang diri, dia merasa bahwa ayahnya mempersiapkan ini semua untuk istrinya nanti.
Setelah menunggu, akhirnya Pietro selesai memasak dan ia pun memanggil William ke meja makan. Tampak wajah riang penuh kebahagiaan dari William saat melihat betapa banyaknya makanan yang ada di meja. Pietro pun ikut senang.
Pietro mulai menjelaskan tentang apa itu pasukan elit Zeyynmaloth.
"Nak, kau kan tahu kalau ayah itu seorang Marshal, atau bisa dibilang ketua, pemimpin dari prajurit elit di kerajaan kita yaitu kerajaan Tudor."
"Kalau kau tahu, raja Tudor pada masa itu King Hans IX of Tudor mendapati para prajurit yang kemampuannya lebih dari prajurit biasa."
"Disanalah mulai terbentuk prajurit elit dengan nama Zeyynmaloth. Setiap anak keturunan akan menjadi penerus untuk meregenerasi Zeyynmaloth yang baru."
Jelas Pietro.
"Tapi ayah bilang keturunan akan menjadi penerus, lalu apakah aku ini anak kandung ayah?."
Tanya William.
"Bukan, kau itu anak dari adik ayah. Namun karena istrinya meninggal dan dia gugur dalam perang, jadi aku lah yang mengadopsi mu agar kau tidak terus terusan disana."
Jawab pietro dengan bohong.
"Baguslah, aku emang tadi berharap kau bukan ayah kandung aku, kalau tadi bilang iya mungkin aku akan mencoba membenci ayah."
Ucap William setelah sesuap makanan masuk kedalam mulutnya.
"Kau tahu, disaat dimana kau lahir, tak ada seorangpun yang datang, itu karena ayahmu melarangnya. Semua dilarang datang, termasuk aku. keesokan harinya tahu tahu ayahmu sudah gugur dalam perang di tepi sungai, dan ibu mu di bunuh di kamarnya."
Jelas Pietro.
"Baiklah untuk sekarang, kau akan menjadi kuat seperti ayah mau tidak?"
Tanya Pietro.
"Mau yah, aku ingin agar bisa menjadi Marshal sama seperti ayah."
Jawab William.
Kenyataan tentang Zeyynmaloth adalah keponakan tidak bisa mewarisi atau tidak bisa jadi penerus Zeyynmaloth. Pietro berbohong atas semuanya. Selain berbohong, Pietro juga tak mahu menceritakan tentang ramalan dimana William di masa depan nanti akan menjadi seorang pahlawan.
Alasan kenapa Pietro tadi langsung dipanggil untuk menghadap raja dengan segera adalah karena besok akan ada kunjungan dari kerajaan Sundr. King Edward XIV of Sundr memiliki urusan penting dengan King Mizaliott dan pasukan Zeyynmaloth.
Esok hari pun tiba, pintu istana dibuka lebar, dan karpet merah digelar untuk menyambut bangsawan Sundr. King Mizaliott sudah siap berada di depan pintu dengan sang ratu, sementara anak anak dari pasukan Zeyynmaloth termasuk William hanya bisa melihat dari atas.
Akhirnya bangsawan Sundr lewat. Ada 1 raja, 2 anak kecil, dan 2 pengawal Sundr. Anak anak dari pasukan Zeyynmaloth tersanjung akan kedatangan mereka.
Setelah penyambutan, anak anggota Zeyynmaloth berada di luar dan sedang bermain, disini William mulai merasa bahwa perlakuan dirinya kemarin terlalu keras, terutama pada Dante.
William lagi lagi duduk sendirian tanpa teman dan hanya melihat anak lain bermain. Disana datanglah 2 orang anak bangsawan tadi, mereka memperkenalkan diri dan meminta ikut bermain.
"Hai semuanya, perkenalkan aku Prince Henry of Sundr, salam kenal semuanya."
Ucap Henry sang kakak dari Guinevere.
"Hai, aku Guinevere, Princess Guinevere of Sundr, kenapa yang disana itu sendirian aja?."
Ucap Guinevere yang langsung menanya setelah perkenalan.
"Ohh itu, dia adalah William, dia selalu mau sendiri dan tidak mau berteman."
Jawab princess Mary.
Princess Guinevere mencoba untuk mendekati William, dan ingin mencari tahu apa yang dialami William, dan kenapa dia begitu.
"Ha..."
Ucapan Guinevere langsung dipotong.
"Apa kau mau berteman dengan ku kan?, tidak. Aku sudah muak berteman."
Jawaban William yang langsung menyela.
"Lalu kenapa?."
Tanya Guinevere.
"Kau akan bersama ku untuk memanfaatkan ku kan?."
Sentak William.
"Kau ini bicara apa?."
Tanya Guinevere.
"Lalu apa mau mu hah?."
Ucap William dengan nada keras.
"Entah apa yang sedang kau bicarakan ini, aku tak berniat menyakitimu kau tahu?."
Ucap Guinevere.
"Apa benar?"
Ucap William dengan nada yang mulai pelan.
"Duh kau ini ya... kalau kamu tak mau aku jadi teman mu aku akan menjadi sahabat mu, gimana?"
Tanya Guinevere yang kemudian duduk disebelahnya William.
"Sahabat? Kau serius kah?"
Balik tanya William, kini ia tak bersikap kasar.
"iya aku serius, lagian melihatmu sih seperti melihat diriku saja."
"Aku tidak diajak main oleh anak seumuran ku karena aku anak bangsawan. Mereka takut aku sesuka hati memerintah, padahal aku gak mau bersikap sejahat itu."
Ucap Guinevere dengan nada yang penuh tawa.
William hanya terdiam mendengar cerita putri Guinevere.
"Kupikir kau hanya salah mengartikan apa itu teman, baiklah mulai sekarang cobalah untuk dekat dengan anak Zeyynmaloth yang lain!"
Suruh Guinevere.
"Aku malu lahh, aku rasa aku udah terlalu kasar pada mereka.
Jawab William.
"Yaudah deh, kalo gitu cobalah untuk meminta maaf pada mereka, kalau gak bisa sekarang ya nanti aja. Untuk sekarang mari bermain."
Ucap Guinevere dan kemudian mengajak William.
Pada akhirnya mereka berdua bersama bersama dan saat itu juga bagi keduanya merasakan pengalaman pertama mendapat sahabat, bagi Guinevere sendiri, dia jarang diajak main oleh kakaknya karena sibuk, dan tidak diajak main oleh penduduk di wilayah nya.
Mereka berdua menghabiskan banyak waktu untuk bermain, bahkan sampai lupa waktu. Mereka lupa ternyata hari sudah sore.
Hasil rapat tadi belum mendapat keputusan, jadi King Edward memutuskan untuk pulang besok sore.
Di malam harinya, William menceritakan hari baiknya kepada sang ayah bahwa ini merupakan hari dimana ia bisa berekspresi. Rasanya hari kebahagiaan sudah dimulai dan akan terus berlanjut nantinya. Itu semua berkat Guinevere.
keesokan harinya. William mengajak ayahnya dari rumah untuk segera bergegas ke istana. Disana dia ingin cepat cepat untuk bermain lagi. Dan benar saja di istana sudah ada Guinevere yang menunggu.
Anak Zeyynmaloth yang lain pun mulai heran akan perubahan sikap William. Sikap yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Guinevere bilang pada mereka saat sebelum bertemu lagi dengan William, bahwa William hanya salah mengartikan apa itu teman.
"Untuk sekarang biarkan aku saja dulu yang mencoba membuka hati William."
Pesan Guinevere pada anak anak Zeyynmaloth.
Berbeda dengan permainan di hari sebelumnya. Guinevere sekarang mengajak William untuk bermain di hutan belakang istana.
"Ayo nangkap kumbang, pasti di hutan sana ada banyak kumbang!"
Ajak Guinevere.
"Kau bercanda? Mana boleh kita main di sana, siapa tahu ada iblis yang menyeramkan."
Jawab William
"Lah kau ini penakut, ayo aku yakin tidak ada hal buruk yang akan terjadi."
Ucap Guinevere.
Saat mendekatinya hutan, William merasakan firasat buruk, dia merasa dia punya kekuatan sihir gelap yang bisa mendeteksi akan adanya keberadaan sihir gelap lain. William benar benar merasa ada sesosok iblis disana. Tapi William tidak bisa berbuat apa-apa.
William merasa jika ia menolak ajakan sahabatnya itu dia akan dijauhi. Maka dari itu William hanya nurut saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments