Soraya meninggalkan ruang makan yang kini sangat berantakan, dia harus melakukan sesuatu agar semua ini bisa berbalik, dia tidak akan tinggal diam. Dia menghubungi temannya untuk membuat perjanjian peralihan aset atas suaminya kepada anaknya.
"Bagaimana hal yang ku minta sudah ada?? ". Tanya Soraya begitu sampai di restoran dan berhadapan dengan teman lamanya.
"Ini, apa sudah sesuai dengan yang kamu minta, jika tidak aku akan membuatnya lagi". Sang teman menyodorkan kertas perjanjian itu pada Soraya.
Dia sangat percaya jika suaminya itu sangat kaya-raya padahal 70 persen yang dia miliki adalah milik mendiang istri suaminya, dia pikir jika mengalihkan semua aset suaminya dia akan kaya raya, padahal sekalipun suaminya memberikan semua aset yang dimiliki, dia akan tetap hidup biasa saja karena harta itu akan jatuh kepada Helena.
"Sudah semuanya??, aku akan mencari cara mendapatkan tandatangannya dan mengalihkan semua yang dia miliki menjadi milik anakku".
"Kamu sudah telusuri harta mereka??, bukankah dia memiliki seorang anak, sekalipun kita membuat pengalihan harta itu tidak akan sah jika itu harta bersama bukan harta perorangan suamimu". Sang teman memperingatkan sahabatnya itu.
"Jangan khawatir, aku yakin itu milik suamiku semuanya, anaknya hanya mengarang cerita".
Juju saja dia merasa khawatir karena dia mendengar dengan jelas ancaman anak tirinya tadi yang mengatakan jika rumah besar itu diwariskan kepadanya dari sang ibu tapi dia menepis nya.
"Baiklah, aku pamit dulu, jika ada perlu lagi kamu bisa menghubungi ku". Ucapnya meninggalkan Soraya yang sedang duduk melamun melihat kertas itu.
Sedangkan dikamar Helena, dia kembali mengerjakan pekerjaannya setelah selesai, dia duduk termenung membaca surat wasiat sang ibu.
"Aku akan mendapatkan segalanya jika aku menikah, tanpa batas usia?? ". Ucapnya dalam hati, dia membaca ulang surat itu sampai dia bisa menghapalnya.
"Jika aku menikah, aku bisa mendapatkan semuanya dan bisa menendang para parasit dari rumahku dan juga hidupku, tapi dapat dimana aku pemudanya??, aku masih terlalu muda untuk menikah bahkan aku masih kuliah.
"Ah, aku mungkin bisa meminta tolong padanya, dimana kartu nama itu yah?? ". Helena mencari ke segala arah dan akhirnya ketemu.
"Akhirnya ketemu, aku ajak dia bicara dulu tentang masalah ini, kelihatannya dia orang yang berada, dia bisa membantuku".
tut.. tut.. Hallo, siapa ini??
"Hallo, aku Helena Berlian Bramasta, kamu masih ingat denganku??". Ucapnya dengan pelan.
" Oh syukur lah kamu menelpon ku, kamu butuh sesuatu?? ". Tanyanya lagi
"Bisakah kita bertemu, ada yang akan aku bahas denganmu dan sangat penting, kamu bisa?? ". Helena bertanya dengan sopan
" Bisa kita ketemu besok saja, ini sudah malam, tidak baik jika seorang perempuan berkeliaran malam". Rendra menjawab dengan santai
"Baiklah, besok sore jam 3 di Cafe Alaska".
"Oke". Rendra mematikan telponnya sepihak.
Helena hanya menatap datar layar handphone nya yang kini telah mati, sambungan telon diputus sepihak oleh lelaki yang dia hubungi. Dia memegang kartu nama itu, disana jelas tertulis Rendra Pratama Adiguna.
" Sepertinya dia berasal dari golongan kaya juga". Dia mengambil handphone nya dan mencari tahu siapa gerangan pemuda itu.
Dia mengangguk dan menyunggingkan senyum karena mendapatkan ide dari pemikirannya itu.
Keesokan harinya tepatnya di Cafe Alaska, kedua anak muda berjenis kelamin berbeda itu kini bertemu.
"Apa yang harus aku ganti?? ". Tanya Rendra dengan to do point.
"Aku tidak membutuhkan uangmu, tapi aku butuh bantuanmu". Helena menatap ragu Rendra yang menatapnya dengan tatapan penuh selidik.
"Bantuan seperti apa?? ". Rendra melipat kedua tangannya merasa sangat penasaran.
"Aku ingin kita menikah kontrak". Ucapnya dengan tenang.
Menikah kontrak?? , mata Rendra melebar seketika, bagaimana seorang perempuan lugu seperti itu mengajak laki-laki untuk menikah kontrak, apa dia sudah gila??
"Apa kamu baru saja keluar dari rumah sakit jiwa??, kamu ngelantur yah?? ". Rendra semakin menyipitkan matanya memandang tajam Helena.
Helena hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, dia ingin bebas dari rumah penuh neraka itu dan juga para benalu yang tidak tahu diri dengan cepat, sudah cukup 12 tahun dia menderita selama ini, matanya langsung berkaca-kaca mengingatnya.
Aktivitas itu tidak luput dari pandangan Rendra, walau dia terkesan masa bodoh, tapi dia mengamati apa yang terjadi didepannya.
"Jika kau bisa memberikan aku alasan yang masuk akal, mungkin akan ku pertimbangan permintaanmu itu". Rendra tidak tega melihat ekspresi gadis itu.
"Aku ingin mengambil seluruh warisan ibuku yang selalu dipakai oleh ayah dan juga ibu tiriku, mengatas namakan aku sebagai tameng untuk mengambil uang perusahaan, bahkan ayahku sedang berusaha menghancurkan perusahaan ibuku dengan membangun usaha baru karena dia tahu jika aku yang akan memiliki semua itu".
"Bagaiman bisa aku percaya padamu?? ". Rendra masih mempertahankan sikap datarnya pada gadis ini.
"Ini salinan surat wasiat mendiang ibuku, disitu aku bisa memiliki warisan ku jika aku berusia 22 tahun, tapi aku bisa mendapatkan nya dengan cepat ketika saya menikah berapa pun usiaku, aku tidak mungkin sabar menunggu 4 tahun lagi, aku sudah lelah". Helena menunduk menyembunyikan air mata yang tiba-tiba mengalir dengan sendirinya.
Rendra menghela nafas, dia sebenarnya iba dengan gadis ini, hanya saja dia tidak mungkin membantunya karena dia memiliki seorang kekasih dan Dia menyayangi nya.
"Maaf, bukan aku tak mau membantumu, hanya saja aku memiliki kekasih hati dan aku ingin menikah dengannya karena aku sangat mencintai kekasihku, aku khawatir dia akan meninggalkan ku ketika aku mengatakan hal ini". Rendra menatap sedih perempuan dihadapannya ini.
Rendra mengangkat kepalanya dan tatapannya bertabrakan dengan tatapan Helena yang dipenuhi air mata itu.
"Aku akan mencarikan kamu pemuda baik lainnya untuk membantumu, kamu nanti bisa bertemu dengannya kalau kamu mau, tapi boleh kah saya bertanya, apa kamu tidak masalah menikah di usia muda jika kamu katakan tadi benar, berarti usiamu masih 18 tahun?? ".
"Iya aku memang berusia 18 tahun, aku sudah lelah diperlakukan semena-mena oleh mereka, aku ingin mendepak mereka dari hidupku dan juga milik ibuku".
"Baiklah, kamu bisa tunggu beberapa hari, aku akan menghubungi kamu nanti, pulanglah!!, ini sudah mau malam, tidak baik jika kamu berkeliaran".
Rendra berdiri dari duduknya dan meninggalkan Helena yang kini menunduk khawatir jika rencananya gagal.
"Apa yang harus kulakukan sekarang??, dia pemuda baik dan sangat mencintai kekasihnya, aku akan menjadi orang paling jahat jika menikah dengannya".
Helena bangkit dan berjalan keluar Cafe dengan lesu dan tidak bersemangat, usahanya gagal total karena pemuda itu memiliki kekasih dan berjanji akan membantunya.
"Aku harus mendapatkan warisan ku, apapun yang terjadi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
ChikoRamadani
bukannya "Helena Berlian Bramasta".
2025-06-18
0