Pergi

Setelah mengemasi pakaian Nathan rusmini segera keluar dari kamar anaknya. Ia lanjut menyiapkan lauk untuk makan malam nanti. Hanya tumis sawi dan sambal mentah.

Lelah berkutat didapur Rusmini mandi dan ingin mengistirahatkan tubuhnya. Diumur nya yang sudah tidak lagi muda ia gampang lelah.

KIOS EDI

Setelah sampai di kios Nathan langsung membersihkan kios dan memilah buah-buahan yang sudah busuk tersebut.

"Paklek Nathan mau ngomong" ucap Nathan

"Ngomong apa nat"? Tanya Edi

"Em sebelumnya Nathan mau ngucapin terimakasih buat paklek dan keluarga yang sudah menerima Nathan untuk bekerja disini,kebaikan yang paklek berikan beserta keluarga gak akan Nathan lupain" ucap Nathan

"Kamu ngomong opo toh nat" ucap Edi yang belum mengerti arah pembicaraan Nathan

"Nathan hari ini mau mengundurkan diri paklek ini adalah hari terakhir Nathan kerja disini soal nya besok Nathan mau merantau ke kota" ucap Nathan

"Apa! Kamu serius Nat? Mau kerja apa kamu disana Nat? Dikota itu tidak semudah yang kamu bayangkan,apa gaji dikios paklek ini kurang besar untuk kamu?" Tanya Edi

Jujur saja ia tidak rela kehilangan Nathan yang sudah dia anggap sebagai keluarga nya sendiri. Selain itu juga Nathan adalah orang yang cekatan dan rajin dalam bekerja.

"Bukan,bukan begitu paklek gaji yang paklek berikan sudah lebih dari cukup tapi ini semua memang keinginan saya merantau kekota saya ingin membuktikan kepada semua orang yang sudah menghina saya dan keluarga bahwa saya bisa bisa merubah nasib keluarga saya" ucap Nathan

"Baiklah jika memang itu keputusan kamu paklek harap disana nanti kamu mendapatkan pekerjaan yang layak dan kamu harus tunjukkan pada paklek kalo kamu bisa merubah nasib keluarga mu saat ini untuk gaji kamu bulan ini nanti akan paklek berikan saat kamu akan pulang kerja" ucap Edi

"Terimakasih banyak paklek Nathan Janji akan membuktikan semuanya sama paklek" ucap nathan tersenyum

"Paklek juga berterimakasih kepada kamu untuk jasa kamu selama ini" ucap Edi tersenyum

"Oh iya besok kamu berangkat kekota sama siapa?" Tanya Edi

"Hm Nathan tidak tahu paklek" ucap Nathan sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal

"Baiklah besok berangkat sama paklek saja karena besok paklek mau antarkan pesanan ke kota" ucap Edi

"Baiklah terimakasih paklek kalo gitu Nathan lanjut kerja dulu" ucap Nathan

Nathan sangat bersemangat hari ini. Ia benar-benar akan membuktikan kepada semua orang bahwa ia bisa membahagiakan orang tuanya. Ia akan bersikap tegas sekarang jika ada yang menghina dirinya lagi ia tidak akan lemah lagi.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 Nathan izin kepada Edi untuk sholat terlebih dahulu. Saat Nathan sholat Edi pergi ke warung nasi biasanya ia memesan 2 bungkus nasi dengan lauk ayam.

"Nasi nya 2 ya lauk ayam" ucap Edi

"Oke tunggu sebentar paman" ucap pria muda anak pemilik warung tersebut

Setelah beberapa saat menunggu Edi segera ke kios dan saat itu juga bertepatan dengan Nathan yang selesai sholat.

"Ini makanlah paklek sudah belikan nasi untukmu" ucap Edi

"Alhamdulillah terimakasih seharusnya paklek gak usah repot-repot toh Nathan masih punya uang kok buat beli nasi" ucap Nathan tak enak hati

"Sudah makan saja tak usah tak enak hati seperti itu anggap saja ini hadiah terakhir dari paklek untuk kamu" ucap Edi sambil tertawa

Nathan pun tertawa mendengar ucapan Edi.

"Paklek ini bisa saja" ucap Nathan

"Sudah ayo makan" ajak Edi

Mereka mulai makan dengan lahap tidak ada suara sama sekali mereka sangat menikmati makanan nya.

Setelah selesai makan Nathan kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu yang tersisa hari ini untuk membantu edi.

Saking asiknya bekerja Nathan tak sadar jika saat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Nathan segera membereskan semuanya lalu menutup kios. Edi pun keluar memanggil Nathan.

"Ayo masuk dulu ambil gaji kamu" ucap Edi

"Iya paklek" jawab Nathan

Mereka duduk dimeja yang biasanya digunakan oleh Edi menghitung pendapatan setiap harinya.

"Ini ambillah gaji mu" ucap Edi sambil memberikan sebuah amplop kepada Nathan

Nathan membukanya dia tercengang melihat isinya. Ini lebih dari gajinya.

"Paklek ini kebanyakan seperti paklek kebanyakan" ucap Nathan sambil menyerahkan

"Tidak itu memang untukmu ambilah dikota serba mahal kamu nanti juga harus mencari kosan" ucap

"Terimakasih ya paklek sekali lagi atas semua kebaikan yang paklek berikan" ucap Nathan tulus

"Iya sama-sama pulang lah kamu harus istirahat untuk perjalanan besok" ucap Edi

Nathan pun segera pamit ia mengayuh sepeda nya dengan senyum yang merekah dibibir. Ia tak menghiraukan pandangan sinis dari orang lain. Terdengar juga bisikan hinaan untuk dirinya namun Nathan tetap mencoba bodo amat sekarang.

Setelah beberapa menit ia bersepeda akhirnya ia sampai juga dirumah nya. Ia masuk seperti biasa mandi lalu makan malam bersama.

"Pakaian mu sudah ibuk kemasi nak" ucap buk Rusmini

"Iya buk makasih ya" ucap Nathan

"Oh iya ini uang untuk ibuk dan bapak untuk beli lauk dan lainnya" ucap Nathan sambil menyerahkan beberapa lembar uang ratusan kepada ibuknya.

"Tidak usah ambil saja buat kamu itu uang kamu gunakanlah untuk keperluan kamu dikota nanti" ucap buk Rusmini menolak uang pemberian anaknya

"Ta- ucapan Nathan dipotong langsung oleh Hadi.

"Tidak ada tapi-tapian peganglah dan ini tambahan dari bapak jangan kamu tolak" peringat Hadi ketika Nathan hendak menolak uangnya.

"Dan ini pakailah gelang ini nak" ucap Rusmini memberikan gelang yang dipakai Nathan waktu kecil.

"Gelang apa ini buk" tanya nathan

"Gelang kamu yang ibuk buat sendiri jangan pernah kamu lepaskan ingat dan jaga baik-baik" ucap Rusmini berbohong

"Baiklah buk pak trimakasiih akan Nathan jaga pemberian ibuk ini kalo gitu Nathan istirahat dulu ya" ucap Nathan pamit kekamar nya

Hadi dan Rusmini menghela napas panjang rasa berat hati masih muncul dalam dirinya.

Mereka pun pergi kekamar untuk beristirahat. Tidur dengan diringi mimpi indah. Begitu juga dengan Nathan yang sudah terlelap tidur.

PAGI HARI

Pagi telah tiba kini keluarga kecil hadi sudah bangun dan melakukan aktivitas masing-masing. Nathan yang langsung mandi,Rusmini yang menyiapkan sarapan dan Hadi yang mengangkat tas yang akan dibawa oleh Nathan.

Setelah selesai mereka semua berkumpul dimeja makan. Mereka makan dalam keadaan diam dan hati yang mengganjal dengan berat untuk melepaskan anak mereka kekota orang.

"Pak buk Nathan pamit yaa doakan nathan selalu semoga berhasil dikota" ucap Nathan berpamitan kepada orang tuanya

"Bapak selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu nak jaga diri baik-baik ya kalo ada apa-apa kabarin bapak dan ibuk" ucap Hadi

"Kamu harus janji sama ibuk nak untuk menjaga diri kamu jaga pernah telat makan" ucap Rusmini yang sudah menangis

Mereka berpelukan dengan rasa yang berat dan sulit dijelaskan. Kepergian Nathan juga dilihat oleh tetangganya banyak yang mendoakan dan ada juga yang berkata sinis.

Nathan pergi karena mobil Edi sudah menunggu dirinya.

"Semoga keputusan ku ini membawa kehidupan yang baik untukku dan keluarga" ucap nathan dalam hati

Terpopuler

Comments

Luke fon Fabre

Luke fon Fabre

Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!

2025-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!