Pagi itu jalanan begitu macet dengan suara klakson mobil dan motor yang saling menyahut untuk menunjukkan si pengendara yang tidak sabar untuk melewati jalanan yang tersendat. Nampak Vara yang berada di kerumuman mobil dan motor lainnya sedang menunggu giliran untuk jalan sedang kebingungan apa penyebab dari jalan yang terhambat di depannya tersebut.
Sesekali Vara memacu gas motornya untuk menyalip mobil yang berada di depannya, kegelisahan Vara mulai tampak di raut wajah cantiknya, mendandakan ia sedang panik akan takut terlambat sampai di sekolahnya dan ketinggalan pelajaran pertama. Akhirnya dengan mununggu beberapa menit berlalu karena tidak memungkinkan lagi Vara untuk menyalip kendaraan lainnya motor matic miliknya pun dapat keluar dari kerumunan kendaraan lain.
Ternyata penyebab kemacetan terjadinya kecelakaan tunggal yang mengakibatkan setengah dari jalan raya tertutupi oleh orang-orang yang ikut membantu korban dan juga melihat peristiwa yang terjadi di tempat kejadian. Setelah melewati jalanan yang macet, akhirnya Vara melajukan motornya dengan cepat untuk cepat sampai di sekolah karena jam masuk sekolah tinggal beberapa menit lagi.
Beruntungnya Vara pagi itu pintu gerbang yang belum tertutup, bisa dengan cepat di terobos Vara untuk masuk ke dalam sekolahnya. Sampainya di parkir, langsung saja Vara memarkirkan motornya dan langsung berlari ke kelasnya karna bel masuk sudah berbunyi.
Vara yang sedang berlari ke kelasnya pun tidak sengaja bertabrakan dengan Rangga yang juga akan masuk ke kelasnya.
Dan..
Bruukkkk..
"Aw, maaf maaf aku gak sengaja," ucap Vara merapikan tasnya tanpa melihat siapa yang ditabraknya.
"Lo punya mata gak sih!?" bentak rangga yang kesal pagi-pagi harus berurusan dengan Vara yang notabennya cewek yang tidak disukainya.
"Ah, maaf rangga, aku gak sengaja buru-buru ke kelas, karena jam masuk sudah berbunyi." ucap Vara tidak enak.
"Simpan aja kata maaf lo itu, gue gak sudi dengar kata maaf dari cewek kayak lo, sekali lagi lo nabrak gue, lo akan tau akibatnya" bentak Rangga lagi dan berlalu pergi.
Vara pun tidak memusingkan ucapan Rangga, karena sudah biasa Rangga yang selalu saja membentak bahkan merendahkannya.
Vara berlalu cepat ke kelasnya, untung saja guru pelajaran pertama belum masuk sehingga Vara bisa mengikuti pelajarannya dengan tenang dan tidak terkena hukuman pagi itu.
Sahabat Vara yang ingin bertanya kenapa Vara terlambat pun mengurungkan niatnya karena tidak lama setelah itu guru pun masuk dan memulai pelajaran bagaimana semestinya.
***
"Ra, kamu tumben telat datang ke sekolah tadi pagi?" tanya Nadia.
"Iya, ra, apa kamu terlambat bangun ya tadi pagi?" ujar Riri sambil terkekeh.
"Hus apaan sih kamu ri, jelas-jelas Vara pagi-pagi bantuin ibunya buat jualan masa iya Vara terlambat bangun." ujar Melani kesal.
"Hehehe iya juga sih..." ujar Riri.
"Jadi kenapa, Ra. Kamu kok datang terlambat tadi ke sekolah?" tanya Nadia lagi.
"Huhhh.. Tadi itu ada kecelakaan di jalan jadinya aku kena macet deh dan sampai dekat kelas gak sengaja tabrakan sama Rangga." ujar Vara sambil menghela nafasnya mengingat ucapan ketus Rangga tadi pagi.
"Hah? jadi gimana Ra apa rangga bicara kasar lagi sama kamu Ra?" tanya Nadia.
"Hemm ya gitulah, Nad. Kamu kan tau sendiri, dia benci banget sama aku, tapi ya sudahlah gak aku fikirkan kali lagian udah biasa juga seperti itu sifatnya, ya udah yuk ke kantin aku udah laper nih."
"Yuk." jawab ketiganya.
Sampainya di kantin, seperti biasanya, Nadia yang memesankan makanan dan mereka bertiga pun menunggu di meja, tak lama setelah itu makanan pun datang dan langsung saja di di santap oleh mereka berempat.
Di sela-sela menyantap makanan datang lah Fero yang langsung duduk di samping Vara.
"Apa kabar, Ra, udah lama ya kita gak ketemu kangen banget tau aku sama kamu." ucap Fero.
"Apaan sih kamu, Fer, baru juga beberapa hari gak jumpa." balas Vara malas.
"Tapi aku beneran tau, Ra, kangen banget sama kamu."
"Hem, mending kamu pesan makan juga deh Fer kan bentar lagi bel masuk bunyi nanti gak sempat lo kamu makannya." ujar Vara mengalihkan pembicaraan yang menurutnya tidak bermanfaat.
"Perhatian banget sih kamu, Ra." goda Fero terkekeh.
Sedangkan Vara hanya diam saja, malas meladeni ucapan Fero lagi dan ketiga teman Vara yang lain hanya acuh saja tanpa memperdulikan adanya Fero di sana. Tidak jauh dari meja mereka nampak Rangga yang melihat Vara dengan Fero dengan tatapan jijiknya.
Cih, dasar cewek pura-pura polos, lihat saja disamperin cowok langsung saja keganjenan. Batin Rangga.
.
.
.
Jangan lupa kritik, saran dan dukungannya, terimakasih ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Enung Samsiah
ktnya ce yg guru d sukainya,,,, eeeehhh,,,, padhal cemburu ya bang
2024-05-02
0
devaloka
minum dulu bang, panas bener kayaknya 🤭🤭🤭
2023-08-21
0
Rara Kusumadewi
kayaknya Rangga itu ada rasa sama vara dari dulu..gara" Fero terus Pepet vara dan sekaligus rivalnya ..jadi benci vara juga
2023-08-20
0