Serpihan Cinta Nauvara

Serpihan Cinta Nauvara

Prolog

Pagi yang cerah menambah semangat seorang gadis yang sedang mengendarai motor matic miliknya. Angin berhembus tidak terlalu kencang menerbangkan beberapa helai rambut bergelombang yang tidak tertutupi helm. Sembari menikmati perjalan ke sekolah, Vara nampak bernyanyi kecil mengikuti alunan musik dari headset yang terpasang di kedua telinga. Jalanan yang tidak terlalu ramai pagi itu, menambah kecepatan motor yang di kendarai untuk secepatnya sampai ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, Vara sudah ditunggu oleh ketiga sahababatnya di parkiran, langsung saja Vara melepas helm yang terpasang di kepalanya dan memberi sapaan selamat pagi kepada ketiga sahabatnya.

"Selamat pagi," sapa Vara pada ketiga sahabatnya. "Apa kalian sudah lama menunggu aku di sini?" tanya Vara ke arah sahabatnya. Mereka pun tersenyum menyambut kedatangan Vara.

"Selamat pagi, Ra... Enggak kok, kami juga baru saja sampai dan menunggu kamu di sini," jawab Riri sambil merangkul Vara.

Nadia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya sudah pukul tujuh lewat sepuluh menit, pertanda sebentar lagi jam masuk akan berbunyi, "Yuk, langsung ke kelas, sebentar lagi mau bunyi bel nih," ucap Nadia cepat.

Mereka mengangguk mengiyakan, berjalan beriringan menuju kelas sembari bercerita bercanda tawa di sepanjang jalan menuju kelas.

***

Sesampainya di kelas, mereka meletakkan tasnya dan duduk di kursi masing-masing. Seperti biasanya, jika di dalam kelas Vara akan selalu menjadi sosok yang tidak banyak berbicara. Vara lebih menyukai membaca novel favoritnya sambil menunggu jam pertama di mulai. Dan teman-temannya pun sudah mengerti akan hal itu. Terlebih baru enam bulan belakangan ini, sang ayah telah pergi untuk selama-lamanya akibat penyakit yang di deritanya. Setelah kepergian sang ayah, Vara yang dulunya ceria kini tidak ada lagi keceriaan asli yang terpancar di raut wajahnya. Hanya aura kesedihan yang lebih dominan terpancar di raut wajah cantiknya.

"Wah tidak terasa ya sebentar lagi kita bakalan berpisah... Rasanya baru kemarin kita MOS, sekarang sudah mau pisah saja," ungkap Nadia sendu.

Mereka mengangguk menyetujui. "Iya nih, kalian pada mau lanjut kemana nih? kalau aku sih pastinya kalian tau dong bakal kuliah di kampung orangtuaku, sekalian jagain nenek di sana... Kita bakal jarang bertemu deh nantinya," ucap Melani sendu.

"Kalau aku sih, kuliah di sini aja di universitas x sekalian bantuin mama lanjutin usaha butiknya," ucap Riri.

"Aku juga nih, lanjut di sini saja, sekalian bantu papa aku ngelola perusahaan keluarga," ucap Nadia.

"Kamu gimana, Ra? Kamu jadi lanjut kuliah kan, Ra?" tanya Nadia pelan takut menyinggung perasaan Vara.

"Hemm.., kalau aku sih mau coba ikut jalur basiswa buat kuliah kalian kan tau kondisi keluargaku sekarang tidak memungkinkan kalau aku kuliah tidak mendapatkan beasiswa," ujar Vara sedih.

Semoga saja impianku untuk bisa kuliah dapat terwujud.

Ya, semenjak kepergian ayahnya keluarga Vara mengalami kesulitan ekonomi sehingga sekarang ibu Vara membuka usaha warung nasi di samping rumah mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Vara setiap pagi membantu ibunya menyiapkan keperluan untuk berjualan, karena Vara adalah anak tunggal, jadi cuma Vara lah yang bisa membantu ibunya menyiapkan keperluan berjualan paginya.

Terkadang Vara merasa kasihan kepada ibunya yang setiap hari harus berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka di usia yang tidak muda lagi.

"Semoga kamu mendapatkan beasiswa itu ya, Ra! Kami selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu," ucap Nadia yang diangguki Riri dan Melani.

Akhirnya bel masuk pelajaran pertama pun berbunyi memutuskan pembicaraan keempat sahabat itu.

Vara pun menutup novel kesukaannya dan memulai pelajaran dengan konsentrasi karna hari ujian yang semakin dekat, juga Vara tidak ingin mengecewakan ibunya dengan nilai akhir sekolah nanti.

Bel istirahat pun berbunyi, Vara dan para sahabatnya pun keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Di tengah jalan menuju kantin Vara pun berpapasan dengan Rangga yang merupakan lelaki idaman para wanita di sekolah itu, sama seperti yang pernah dirasakan Vara. Tapi Vara berusaha untuk menepis perasaannya, karena menurut Vara, Rangga adalah sosok yang dingin dan juga kaya tidak mungkin bersama vara yang statusnya hanyalah orang biasa.

Rangga pun menatap sinis Vara, menurutnya Vara adalah gadis yang pura-pura polos, karena pernah satu hari Rangga melihat Vara berduaan dengan Fero yang notabennya adalah rival Rangga, nampak Fero memegang tangan Vara. Padahal waktu kejadian itu, Fero memaksa Vara untuk pulang bersamanya dan dengan tegas Vara menolaknya sehingga Fero menarik tangan Vara untuk ikut dengannya dan tidak bisa di tepis oleh Vara karna kekuatan Vara yang tidak sebanding dengan Fero.

"Kamu ada masalah apa sih, Ra, sama dia kok aku lihat setiap lihat kamu dia selalu menatap sinis ke kamu?" tanya Melani yang heran dengan sikap Rangga.

"Aku juga tidak tau, Mel, tapi dia selalu mengucapkan kata-kata kasar setiap bertemu denganku dan selu berkata jika aku itu jangan pura-pura polos deh di depan orang-orang. Aku juga tidak tau maksudnya apa, padahal aku tidak pernah mengganggu hidupnya," jawab Vara bingung.

"Sudahlah tidak usah difikirkan, Ra, yuk kita ke kantin aku dah lapar banget nih," ajak Riri cepat.

"Yuk," seru ketiganya semangat.

Sesampainya di kantin, mereka duduk dan seperti biasanya Nadia lah yang selalu memesan makanan untuk ketiga sahabatnya.

"Pesan seperti biasa ya, Nad!" ucap Riri mengedipkan sebelah matanya.

"Siap bos!" ucap Nadia sambil meletakkan tangannya di dahi. Mereka pun terkekeh melihat kelakuan Nadia.

Sesampainya pesanan datang, mereka makan dengan lahap karena memang sudah keroncongan sedari tadi dan sesekali bercerita tentang kehidupan mereka. Karena dengan begitulah mereka menjalin pertamanan untuk memahami kondisi keluarga masing-masing dan siap membantu jika ada salah satu dari mereka yang memerlukan bantuan.

"Pulang sekolah nanti, belajar bareng yuk di rumah melani kan sebentar lagi ujian sekolah sekalian bantu habisin makanan yang ada di kulkas Melani, gimana gais?" ucap Riri sambil terkekeh.

"Yeee, makanan aja yang ada di otak kamu, Ri!" ucap Nadia sambil mencebikkan bibirnya.

"Boleh, boleh, nanti aku kabari Ibu dulu jika aku pulangnya telat hari ini," ucap Vara.

"Oke deh, Ra!" ucap Nadia. Riri dan Melani pun mangangguk mengerti.

Pulang sekolah mereka pun pergi ke rumah Melani. Melani, Nadia dan Riri menggunakan mobil mereka masing-masing, sedangkan Vara mengendarai motornya menuju ke rumah melani.

.

.

.

Jangan lupa kritik, saran dan dukungannya, terimakasih ^_^

Terpopuler

Comments

Mommy JK 💜

Mommy JK 💜

baru mampir krn baru ketemu 😍

2024-03-26

0

Asrori Asrori

Asrori Asrori

ya

2024-01-15

0

devaloka

devaloka

simpel, dia suka dia cemburu ya jadi gitu 🤣

2023-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Memutuskan
3 Terlambat
4 Rencana kumpul bersama
5 Tidak akan tergantikan
6 Ujian Selesai
7 Club
8 Lulus seleksi
9 Memilukan
10 Pulang ke desa
11 Jalan terbaik
12 Berkeliling desa
13 AA Cafe
14 Mirip ayah
15 Kenapa bisa mirip?
16 Belum bisa pulang
17 Bertemu kembali
18 Memanggil daddy
19 Pernikahan Nadia
20 Terungkap
21 Penolakan
22 Kekesalan Rangga
23 Dasar pengadu!
24 Gula kapas
25 Kapan menikah?
26 Bertemu Fero
27 Perjodohan konyol
28 Rencana Audi
29 Tidak terima
30 Kenapa lama sekali?
31 Menginap
32 Didi Kelinci
33 Tidak boleh?
34 Reuni
35 Semoga mimpi indah, Ranggga
36 Adik perempuan
37 Melakukan pendekatan
38 Kenapa sering menangis?
39 Lamaran
40 Mengenang masa lalu
41 Merayu ibu
42 Harus bahagia
43 Mencemaskan
44 Kerja sama dengan rival
45 Sungguh memalukan!
46 Kekacauan setelah reuni (Audi)
47 Rencana licik
48 Tidak bisa bilang R
49 Karena kami anak ayah
50 Tante lampir!
51 Terpaksa membohongi
52 Hanya angin berhembus
53 Awal mula permasalahan
54 Menerima tawaran (Nadia)
55 Perkara kaca yang pecah
56 Suka Kakak Rai!
57 Syarat mengejutkan
58 Obat pahit
59 Apa itu sakit?
60 Sungguh tidak pantas
61 Keluarkan saja semuanya
62 Hanya sedikit masalah
63 Bertambah hancur
64 Tidak sadarkan diri
65 Terlalu sering membantu
66 Meninggalkan rumah
67 Terjadi kembali
68 Provokasi Audi
69 Apakah harus sendiri lagi?
70 Jatuh cinta sejak lama
71 Keyakinan Nadia
72 Merindukanmu
73 Adik di perut Bunda
74 Anak siapa?
75 Bagian mana yang harus dimaafkan?
76 Sudah biasa seperti ini
77 Kamu istriku!
78 Tidak semudah itu
79 Sungguh merindu
80 Aku mencintaimu
81 Kacau
82 Memberontak
83 Maafkan aku
84 kembali merasakan
85 Bernasib sama
86 Pria itu!
87 Panik
88 Gara-gara berkas
89 Menanyakan kebenaran
90 Tidak akan membiarkan
91 Memberitahu
92 Selalu saja berlebihan
93 Merasa bersalah
94 Mempertanggungjawabkan
95 Tanpa dirinya
96 Keputusan
97 Pertemuan kembali
98 Belajar melupakan
99 Mengikuti
100 Akan baik-baik saja
101 Melindungi
102 Bertemu tatap
103 Kegundahan sesaat
104 Pelajaran masa lalu
105 Memalukan
106 Rencana jahat
107 Detik terakhir
108 Panik
109 Mencemaskan
110 Lucu dan menggemaskan
111 Adik bayi lagi?
112 Strategi
113 Tanpa sadar
114 Mengkhawatirkanmu dan anak kita
115 Kenapa menangis?
116 Kembali ke rumah
117 Sambutan hangat
118 Cepat menemukanmu
119 Takdir
120 Pernikahan Zia dan Fero
121 Aib yang ditutupi
122 Tidak adil
123 Kesulitan tidur
124 Panik
125 Mengalirkan rasa sakit
126 Pengungkapan Cinta Fero
127 Akhir perjuangan
128 Pengumuman
129 Suasana haru
130 Akhir cerita Vara dan Rangga
131 Prolog (S2)
132 Keputusan
133 Gadis malang
134 Benar dia
135 Pembicaraan penting
136 Pertanyaan Bara
137 Meminta menikah
138 Akan tetap sama
139 Pertemuan keluarga
140 Keputusan mutlak
141 Terlambat
142 Sungguh menyebalkan
143 Hari pernikahan
144 SCN (TAMAT)
145 Bonus chapter (Fero dan Zia)
146 INFO NOVEL AIDAN DAN AYURA
147 Info Novel Terjebak Cinta Tuan Marvel
148 Novel One Night Love Tragedy
149 Istri Figuran
150 Noda menjadi yang ke 2
151 Mahasiswaku Suamiku
152 Jadikan Aku Pengganti Dirinya
153 Menikahi Anak Pembantu
154 Karya Baru - Musuhku, Ternyata Ayah Dari Anakku
155 DIKIRA CUPU TERNYATA RATU
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Prolog
2
Memutuskan
3
Terlambat
4
Rencana kumpul bersama
5
Tidak akan tergantikan
6
Ujian Selesai
7
Club
8
Lulus seleksi
9
Memilukan
10
Pulang ke desa
11
Jalan terbaik
12
Berkeliling desa
13
AA Cafe
14
Mirip ayah
15
Kenapa bisa mirip?
16
Belum bisa pulang
17
Bertemu kembali
18
Memanggil daddy
19
Pernikahan Nadia
20
Terungkap
21
Penolakan
22
Kekesalan Rangga
23
Dasar pengadu!
24
Gula kapas
25
Kapan menikah?
26
Bertemu Fero
27
Perjodohan konyol
28
Rencana Audi
29
Tidak terima
30
Kenapa lama sekali?
31
Menginap
32
Didi Kelinci
33
Tidak boleh?
34
Reuni
35
Semoga mimpi indah, Ranggga
36
Adik perempuan
37
Melakukan pendekatan
38
Kenapa sering menangis?
39
Lamaran
40
Mengenang masa lalu
41
Merayu ibu
42
Harus bahagia
43
Mencemaskan
44
Kerja sama dengan rival
45
Sungguh memalukan!
46
Kekacauan setelah reuni (Audi)
47
Rencana licik
48
Tidak bisa bilang R
49
Karena kami anak ayah
50
Tante lampir!
51
Terpaksa membohongi
52
Hanya angin berhembus
53
Awal mula permasalahan
54
Menerima tawaran (Nadia)
55
Perkara kaca yang pecah
56
Suka Kakak Rai!
57
Syarat mengejutkan
58
Obat pahit
59
Apa itu sakit?
60
Sungguh tidak pantas
61
Keluarkan saja semuanya
62
Hanya sedikit masalah
63
Bertambah hancur
64
Tidak sadarkan diri
65
Terlalu sering membantu
66
Meninggalkan rumah
67
Terjadi kembali
68
Provokasi Audi
69
Apakah harus sendiri lagi?
70
Jatuh cinta sejak lama
71
Keyakinan Nadia
72
Merindukanmu
73
Adik di perut Bunda
74
Anak siapa?
75
Bagian mana yang harus dimaafkan?
76
Sudah biasa seperti ini
77
Kamu istriku!
78
Tidak semudah itu
79
Sungguh merindu
80
Aku mencintaimu
81
Kacau
82
Memberontak
83
Maafkan aku
84
kembali merasakan
85
Bernasib sama
86
Pria itu!
87
Panik
88
Gara-gara berkas
89
Menanyakan kebenaran
90
Tidak akan membiarkan
91
Memberitahu
92
Selalu saja berlebihan
93
Merasa bersalah
94
Mempertanggungjawabkan
95
Tanpa dirinya
96
Keputusan
97
Pertemuan kembali
98
Belajar melupakan
99
Mengikuti
100
Akan baik-baik saja
101
Melindungi
102
Bertemu tatap
103
Kegundahan sesaat
104
Pelajaran masa lalu
105
Memalukan
106
Rencana jahat
107
Detik terakhir
108
Panik
109
Mencemaskan
110
Lucu dan menggemaskan
111
Adik bayi lagi?
112
Strategi
113
Tanpa sadar
114
Mengkhawatirkanmu dan anak kita
115
Kenapa menangis?
116
Kembali ke rumah
117
Sambutan hangat
118
Cepat menemukanmu
119
Takdir
120
Pernikahan Zia dan Fero
121
Aib yang ditutupi
122
Tidak adil
123
Kesulitan tidur
124
Panik
125
Mengalirkan rasa sakit
126
Pengungkapan Cinta Fero
127
Akhir perjuangan
128
Pengumuman
129
Suasana haru
130
Akhir cerita Vara dan Rangga
131
Prolog (S2)
132
Keputusan
133
Gadis malang
134
Benar dia
135
Pembicaraan penting
136
Pertanyaan Bara
137
Meminta menikah
138
Akan tetap sama
139
Pertemuan keluarga
140
Keputusan mutlak
141
Terlambat
142
Sungguh menyebalkan
143
Hari pernikahan
144
SCN (TAMAT)
145
Bonus chapter (Fero dan Zia)
146
INFO NOVEL AIDAN DAN AYURA
147
Info Novel Terjebak Cinta Tuan Marvel
148
Novel One Night Love Tragedy
149
Istri Figuran
150
Noda menjadi yang ke 2
151
Mahasiswaku Suamiku
152
Jadikan Aku Pengganti Dirinya
153
Menikahi Anak Pembantu
154
Karya Baru - Musuhku, Ternyata Ayah Dari Anakku
155
DIKIRA CUPU TERNYATA RATU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!