nyaman

Seminggu sudah berlalu, pekerjaan yang di bayangkan berat merawat orang lumpuh, akan membebani fisik Dara rupanya tak menakutkan itu,

Dara hanya mendorong kursi roda, menemani ngobrol menyiapkan makanan itu saja,

selanjut nya Nasita bisa sendiri, mulai mandi berganti pakaian, berpindah dari kursi roda ke ranjang atau sebalik nya, duduk di sofa, Nasita bisa mengangkat tubuh nya sendiri, Dara tidak pernah melihat itu,

Tidak mau ambil pusing bagaimana cara nya, meski banyak tanya dalam benak dara, bagaimana Nasita melakukan hal itu

''Aku sudah selesai Dara, kamu keluar lah dan siap kan saja sarapan ku,'' titah Nasita meminta Dara untuk segera keluar dari kamar nya

Seminggu belajar Dara sudah tau kebiasaan nya, apa yang harus di lakukan nya,

Setengah jam berlalu Dara kembali ke kamar Nasita di mana wanita itu sudah bersiap dan duduk manis di kursi roda nya

''Masuk lah,''

suara sahutan dari dalam setelah Dara mengetuk pintu, perlahan jemari lentik nya memegang hendel pintu dan membuka nya

"Nyonya mau turun sekarang," Nasita mengangguk sebagai jawaban perlahan Dara mendorong kursi roda Nasita keluar dari kamar,

"Sebentar," ucap nya melihat pintu kamar Emran masih tertutup, "apa kamu melihat suami ku sudah keluar Dara," tanya Nasita ingin tau

"saya tidak melihat nyonya, Tuan Emran seperti nya masih di kamar nya," jawab Dara tidak tau persis kebiasaan suami majikan nya, orang nya penuh misteri terkadang pagi sekali sudah rapi terkadang masih santai sambil minum kopi

Seminggu tingal di rumah itu belum sekali pun Dara bertegur sapa dengan suami Nasita

"Ya sudah biarkan Saja. kita ke bawah sekarang,'' patuh dara kembali mendorong kursi roda Nasita menuju lif

''Biar aku saja,'' tiba tiba sebuah tangan besar mengambil alih kursi roda saat Dara hendak menekan tombol lif

''baik tuan,'' dara membiarkan kan Emran mengambil alih tugas nya gadis itu beralih menuju tangga untuk turun,

''bagaimana menurut mu Emran,''

''Apa,''

''Dara, dia cantik bukan,''

''hem, kamu jauh lebih cantik dari siapa pun,'' ucapan itu terdengar begitu masih di telinga Nasita

Tak pernah berubah sejak delapan tahun lalu, meski dua tahun ini Nasita tak lagi sempurna sebagai seorang wanita, tak lagi bisa memberikan cinta yang sama untuk sang suami

kecelakaan itu merenggut kaki nya, tak lagi bisa berjalan meski sudah berobat kemana mana, akan kah cinta Emran akan tetapi sama kelak dan seterus nya,

''Apa kamu masih mencintai ku Emran,''

''kenapa bertanya seperti itu, jawaban nya akan tetap sama, tak perlu lagi bertanya, jika jawaban ku tetap sama, tidak ada yang berubah Nasita,'' tegas Emran bagi nya Nasita lah rumah nya tempat dia pulang ketika semua datang hanya untuk menghancur kan, Nasita tetap tinggal menemani nya

''tapi aku tak lagi seperti dulu, aku bukan istri yang sempurna dan aku juga tak bisa melayani mu di atas ranjang,'' ucap nya pelan di akhir kalimat,

Penyesalan itu yang selalu datang, ketika seorang istri tak lagi bisa melayani suami dengan sebaik baik nya, sebagai seorang istri,

''fokus dulu dengan kesehatan mu Nasita jangan pikir kan hal lain,'' tutur Emran dengan tegas yang kini berjongkok di depan kursi roda istri nya,

Sekilas Nasita tak seperti orang yang tak bisa berjalan, keadaan tubuh nya sangat normal, Emran memandang nya masih seperti dulu, wanita yang hadir memberikan kebahagian merangkul kala Emran tersungkur, memapah kala Emran tertatih, menghadapi kejam nya dunia yang ingin kehancuran nya,

Dara sudah berada di ruang makan, menanti sang majikan yang tak kunjung datang, jika di pikir lebih cepat menaiki lif ketimbang turun menggunakan tangga, gadis itu diam tak lagi pusing memikir kan

''Aku ingin sarapan di taman,''

''kenapa tidak di sini bersama ku,''

''Emran aku butuh suasana baru, sudah lama aku tidak pergi ke taman aku ingin menikmati sinar matahari,'' ucap nya menolak untuk sarapan bersama sang suami,

Ini bukan kali pertama hampir tidak pernah sebenar nya,

''pergilah,'' setelah mendapat ijin Nasita memanggil Dara dengan isyarat untuk segera membawa nya ke taman beberapa pelayan membawa sarapan nya,

''letak kan saja di meja, aku tidak ingin sarapan sekarang,'' ucap nya, memandang embun pagi yang membasahi bunga bunga

''Dara bawa aku berkeliling,'' titah Nasita, wanita itu memang ingin sekali menikmati pagi di taman rumah, rasa nya sudah lama tidak merasakan suasana seperti ini, Nasita hanya terkurung di kamar dan kamar

''kenapa anda tidak sarapan dengan tuan nyonya, anda kan bisa berkeliling taman usai sarapan,'' ucap Dara, entah keberanian dari mana ucapan itu mengalir begitu saja dari bibir kecil nya,

''Tidak Dara, aku memang sengaja,'' ucap nya pelan ''aku ingin Emran terbiasa tanpa ku,'' lanjut Nasita bicara dalam hati

''Tapi kenapa,'' tanya Dara lagi gadis itu teratur sangat penasaran

''Aku bukan istri sempurna, hanya sekedar melayani suami ku di meja makan aku juga tidak bisa,'' tutur Nasita ''Karna itu aku memilih menghindar,'' lanjut Nasita berkata

''Jika hanya sekedar melayani di meja makan, tidak mungkin Tidak bisa sedang nyonya Nasita bisa mandi dan berganti pakaian sendiri bahkan berpindah dari ranjang ke kursi roda,'' batin Dara bermonolog

''Terkadang aku ingin suami ku menikah lagi Dara,'' ucapan itu terdengar enteng keluar dari bibir Nasita seakan tidak ada beban, ''selain Tidak bisa Melayani di meja makan aku juga tak bisa melayani kebutuhan biologis suami di atas ranjang,'' lanjut Nasita berkata

mengutarakan alasan sebenar nya kenapa wanita itu ingin suami nya menikah lagi, Dara hanya diam sebagai pendengar tidak ada keinginan untuk memberi komentar,

''Apa menurut mu aku harus melakukan itu Dara, aku kasihan sama Emran, aku sering melihat nya di kamar mandi cukup lama hanya ingin mengeluarkan hasrat nya ketika di habis mencium ku,'' ucap Nasita tanpa ragu

entah kenapa kenapa Nasita sangat nyaman ngobrol dengan Dara meski topik pembahasan tentang rumah tangga nya, yang tak seharus nya Nasita ceritakan pada orang lain tentang Emran dan diri nya

''sayang kamu disini,'' suara Emran menghentikan pembicaraan itu berhenti sampai sini, Nasita tersenyum lembut ke arah suami nya

Dara segera menyingkir tak kala Emran semakin Mendekat gadis itu cukup tau diri untuk memberi ruang privasi kedua majikan nya, entah mereka mau melakukan adegan cium ritual sebelum Emran berangkat seperti tempo hari yang tak sengaja Dara lihat, miris hati Dara mengingat ucapan Nasita barusan, pria sesempurna Emran tak pernah mendapat kehangatan istri nya di atas ranjang dan lebih memilih menuntas kan nya sendiri di kamar mandi

Episodes
1 meningal kan kampung halaman
2 kampungan
3 penuh misteri
4 nyaman
5 tersirat
6 bukan jantung sebenar nya
7 permintaan Nasita
8 lepaskan
9 janji Nasita
10 pulang ke desa
11 menikahi Kembang desa
12 pesan untuk Dara
13 sah
14 Satu kamar
15 canggung
16 impas
17 dinding tembok
18 bertepuk sebelah tangan
19 nikmati saja peran mu
20 Dara juga istri mu
21 pulang sekarang
22 panik
23 maaf
24 membangun kedekatan
25 gosip
26 tepati janji mu
27 plin plan
28 meyakin kan
29 tidak perlu minta maaf
30 pelakor
31 mendadak diam
32 wanita hebat
33 puas
34 kebersamaan
35 tempat yang sama
36 Nasita
37 waktu yang akan menjawab
38 muak
39 impian Emran
40 butuh waktu
41 tekat dara
42 keputusan Nasita
43 kecewa
44 pulang ke Yogya
45 ini hari kita
46 pillow talk
47 pengalaman pertama
48 cinta macam apa
49 jauh lebih tenang
50 doa seorang istri
51 banyak sekali
52 ada rasa iri
53 tak sekuat yang terlihat
54 perubahan Emran
55 masih pantas kah cemburu
56 mencintai tak harus memiliki
57 demi aku atau ayah mu
58 posisi sulit
59 Andara istri kedua
60 kerja sama
61 sebagai teman bukan lawan
62 ke gagalan bukan untuk di ratapi
63 layangan putus
64 pelangi setelah badai
65 ucapan selamat dari Nasita
66 keong sawah
67 bukan siapa siapa
68 mustahil
69 sahabat lama
70 kedatangan Nasita
71 egois
Episodes

Updated 71 Episodes

1
meningal kan kampung halaman
2
kampungan
3
penuh misteri
4
nyaman
5
tersirat
6
bukan jantung sebenar nya
7
permintaan Nasita
8
lepaskan
9
janji Nasita
10
pulang ke desa
11
menikahi Kembang desa
12
pesan untuk Dara
13
sah
14
Satu kamar
15
canggung
16
impas
17
dinding tembok
18
bertepuk sebelah tangan
19
nikmati saja peran mu
20
Dara juga istri mu
21
pulang sekarang
22
panik
23
maaf
24
membangun kedekatan
25
gosip
26
tepati janji mu
27
plin plan
28
meyakin kan
29
tidak perlu minta maaf
30
pelakor
31
mendadak diam
32
wanita hebat
33
puas
34
kebersamaan
35
tempat yang sama
36
Nasita
37
waktu yang akan menjawab
38
muak
39
impian Emran
40
butuh waktu
41
tekat dara
42
keputusan Nasita
43
kecewa
44
pulang ke Yogya
45
ini hari kita
46
pillow talk
47
pengalaman pertama
48
cinta macam apa
49
jauh lebih tenang
50
doa seorang istri
51
banyak sekali
52
ada rasa iri
53
tak sekuat yang terlihat
54
perubahan Emran
55
masih pantas kah cemburu
56
mencintai tak harus memiliki
57
demi aku atau ayah mu
58
posisi sulit
59
Andara istri kedua
60
kerja sama
61
sebagai teman bukan lawan
62
ke gagalan bukan untuk di ratapi
63
layangan putus
64
pelangi setelah badai
65
ucapan selamat dari Nasita
66
keong sawah
67
bukan siapa siapa
68
mustahil
69
sahabat lama
70
kedatangan Nasita
71
egois

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!