Seminggu sudah berlalu, Dara berada di kota Jakarta, jauh meningal kan kampung halaman,
Seminggu ini juga Bu Imah mencarikan pekerjaan yang pas untuk Andara, namun tak kunjung mendapat kan, sebagai penjaga counter sebuah toko ponsel, akan tetapi sudah terlambat dengan sangat menyesal Bu Imah menyampaikan hal itu kepada Dara
''kalau ada rumah tangga juga gak papa Bu,'' tutur Andara yang memang sudah pasrah,
Mungkin bekerja di rumah tangga lebih baik, selain dapat makan dan minum gratis Andara juga tidak perlu memikir kan tempat tingal, tidak mungkin juga diri nya akan menumpang di rumah Bu Imah
''apa kamu yakin Dara,'' tanya Bu Imah memastikan
''Dara yakin Bu, mau bagaimana lagi tidak mungkin Dara kesini hanya untuk menumpang hidup di rumah ibu,'' ucap nya lagi
''ya sudah kalau begitu besok ibu tanyakan lagi ya, kemarin ada Bu Rosmah mencari sosok pembantu untuk mengurus majikan nya yang lumpuh, tapi apa kamu kuat,'' tanya Bu Imah merasa kasian jika dara harus bekerja begitu keras nya, merawat orang yang lumpuh tak semudah itu mangkat beban sendirian
''iya Bu gak apa apa,'' Jawab Andara akhir nya tidak usah memikir kan betapa berat pekerjaan nya nanti yang penting dapat dulu,
''Asalamualaikum,''
''Waalaikumsalam,''
jawab Andara dan Bu Imah bersamaan tak kala ada seorang wanita paruh baya datang berkunjung ke rumah nya
''Eh Bu Rosmah kebetulan sekali kami baru saja membicarakan ibu,'' ucap Bu Imah tak enak namun juga senang dengan kedatangan wanita itu,
''oh ya, pantas telinga ku berdenging tadi,'' ucap Bu Rosmah dengan nada bercanda
''ini Bu Andara yang ku ceritakan kemarin,'' ucap Bu Imah memperkenal kan Andara
''wah masih muda cantik lagi,'' ucap Bu Rosmah menatap Andara dengan senyum.
''cocok sekali dari kampung masih muda dan juga cantik, sesuai dengan permintaan nyonya nasita,'' gumam Bu Rosmah dalam hati
sesuai dengan apa yang di minta nyonya besar nya mau nya yang masih muda cantik dan yang paling utama dari kampung karna lugu dan tidak mengerti apa apa, entah lah Bu Rosmah tidak mengerti sudah puluhan pengasuh dia berhentikan Tampa penjelasan, minimal hanya satu bulan mereka bekerja,
''kalau kamu mau Dara mengurus majikan ibu yang lumpuh, gaji nya lumayan asal kamu betah dan majikan cocok kamu pasti bisa bekerja lama,'' tutur Bu Rosmah menjelas kan pekerjaan apa yang akan Dara lakukan disana mengasuh orang lumpuh
''Dara mau Bu, Dara butuh pekerjaan soal nya, nanti Dara akan banyak belajar, semoga majikan ibu cocok dengan Dara,''
''kalau begitu apa sekarang saja ya, mumpung suami ibu ada dan bisa mengantar kita kesana,'' tutur Bu Rosmah mengajak Dara berangkat hari itu juga
Dara setuju dan segera bersiap tak banyak baju yang Dara bawa dari kampung, satu tas ransel yang nyaris tidak penuh isi nya,
Sore itu juga Dara menaiki mobil dengan Bu Rosmah yang di antar langsung oleh pak soni suami hu Rosmah yang berkerja sebagai supir di rumah majikan nya,
''Ibu gak nyangka lho Dara, Bu Imah punya keponakan secantik kamu, kecantikan mu ini sangat alami,'' tutur Bu Rosmah karna Bu Imah memperkenal kan Andara sebagai keponakan nya dari kampung
''Biasa aja buk gak usah berlebihan,'' tutur Andara pelan
Empat puluh menit kemudian mobil yang di kendarai pak soni sudah sampai rumah tujuan, rumah besar dengan bergaya klasik modern, tampak besar dan sangat mewah bagi seorang Dara yang memang dari kampung,
''Turun lah Dara kita sudah sampai,'' ucap Bu Rosmah turun lebih dulu selanjut nya di ikuti Dara mengekor di belakang Bu Rosmah memasuki rumah itu lewat pintu belakang
''bu Mega,'' sapa Bu Rosmah tak kala bertemu dengan bu Mega dengan rambut di sanggul rapi juga pakaian nya tak kalah rapi
''ini yang saya ceritakan kemarin keponakan teman saya, nama nya Dara
Mega menatap dara dari bawah sampai atas, cantik masih muda tampak sangat polos, kulit nya terlihat putih hanya saja sedikit dekil kampungan sekali
''kamu ikut aku,'' ucap nya tanpa menyapa, meminta dara mengikuti nya, Dara di buat tertegun dengan isi rumah mewah bak memasuki sebuah istana di negri dongeng
''rumah sebesar ini bisa buat lapangan bola kalau di kampung ya Dara,'' ucap Mega di sela manaiki tangga
''ah i iya,'' jawab Dara pelan, tiba tiba rasa gugup menghinggapi Dara tidak yakin bisa melangkah lebih jauh lagi, rasa nya ingin berbalik badan dan pergi kembali ke tempat Bu Imah, atau kalau bisa kembali ke kampung nya,
Mega mengetuk pintu berwarna coklat, setelah mendengar sahutan dari dalam perlahan Mega membuka pintu tersebut, aroma wangi semerbak menusuk hidung mancung Dara
''Nyonya,''
''Ada apa, sudah kubilang aku gak mau makan,'' ucap nya lirih namun terdengar tegas
''bukan itu maksud saya, ini ada Dara, yang kemarin sempat saya ceritakan,'' Nasita menoleh menatap sosok yang ada di samping Mega
Memindai nya dari atas Hinga bawah, sesuai kriteria nya, yang terpenting dia dari desa tidak berpendidikan juga gak apa apa, justru itu yang Nasita mau,
''Dara,'' panggil nya pelan
Dara mengerjap kan mata nya mencoba bertemu pandang dengan sosok di depan nya, terlihat sangat cantik tegas dan berwibawa, rambut nya yang pendek namun terlihat sangat elegan
''Berapa umur mu,''
''Dua puluh tahun nyonya,'' jawab Dara
''masih muda sekali, kamu pernah bekerja di mana sebelum nya,'' tanya Nasita lagi
''Belum pernah ini baru pertama kali,''jawan dara jujur ada nya
''Oh jadi baru datang dari kampung lalu kesini,''
Andara mengangguk pelan, ''iya nyonya,
''mego suruh dia keluar kamu tetap disini,'' titah Nasita
''baik nyonya,'' jawab Mega dengan patuh berbalik badan menatap Andara
''kamu keluar lah dulu,'' ucap nya pelan juga memberi isyarat dengan gerakan kepala
Andara patuh perlahan keluar dari kamar mewah itu,
''bersih kan dia, ganti semua baju nya, aku gak mau dia pakai baju dari kampung nya itu, mata ku sakit,'' ucap Nasita kemudian meminta Mega keluar dengan mengibas kan tangan, Dara masih terlihat kampungan sekali di mata Nasita tapi itu yang dia suka dan di cari nya
Andara yang keluar lebih dulu, saat hendak menuruni tangga tak sengaja berpapasan dengan sosok tinggi putih dan juga tampan, namun aura nya mencekam Andara buru buru menurun kan pandangan
''Mungkin saja dia anak majikan nya,'' tidak ambil pusing Dara segera turun kebawah pikirannya berkecamuk dia di terima kerja atau tidak sebenar nya,
Sedang Emran hanya melirik nya sekilas tanpa menyapa membawa wajah dingin nya memasuki sebuah kamar, tanpa mau tau dia siapa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments