"Bagaimana? Apakah kalian menemukan identitas siapa pelayan itu?" tanya Edi kepada detektif profesional yang ia sewa untuk menyelidiki siapa pelayan itu setelah ia berhasil membungkam media dengan kekuasaannya. Ia tidak mau video itu tersebar lebih lama yang nantinya berimbas pada perusahaan yang ia kelola.
"Maaf, Tuan. Saya belum menemukan siapa dia. Saya sudah mencari lewat CCTV yang terpasang di GA Fashion & Style, namun rupanya ada yang merusak rekaman itu hingga sulit untuk memulihkan rekaman CCTV itu."
Edi diam, berpikir apa saja kemungkinan yang akan terjadi.
"Apakah kamu sudah melihat CCTV yang di sekitar tempat itu?"
"Sudah Tuan. Tapi hasilnya tetap sama. Semua rekaman CCTV dirusak 3 jam sebelum kejadian dan 3 jam pasca kejadian. Dan lagi, pasca kejadian pun saya tidak melihat pelayan itu keluar dari butik itu. Sepertinya ia telah mengganti pakaiannya ketika keluar dari sana atau ia keluar di rekaman CCTV yang telah dirusak," ucapnya lagi.
"Sudah dicari dengan cara lain?"
"Sudah Tuan. Saya sudah mencari informasi pelayan itu dari karyawan butik, namun hasilnya nihil. Mereka tidak mau memberikan info apapun. Data perusahaan juga sulit untuk kami dapatkan. Keamanannya sangat sulit untuk kami terobos. Kalau untuk mencari siapa saja yang ada di butik itu, akan sangat sulit Tuan. Tidak mungkin mereka belanja di sana selama berjam-jam, sedangkan rekaman CCTV dirusak lebih dari 6 jam. Mencari mereka satu persatu sama saja mencari jarum di tumpukan jerami, Tuan."
"Hubungi wartawan yang menyebarkan video itu. Pasti dia punya video aslinya."
"Maaf Tuan, telah mengecewakan Anda. Saya juga telah menghubungi wartawan itu. Namun video asli telah diambil paksa oleh orang yang tidak ia kenal."
Edi mengerang frustasi. Ia tidak tahu bagaimana ia harus mencari pelayan itu. Ia tidak mau di masa depan pelayan itu mengungkit kembali hal yang pernah terjadi. Ia ingin memberikan kompensasi setelah apa yang istri dan anaknya lakukan.
"Baiklah, tetap cari dan temukan dia!" perintahnya.
Detektif itu pergi meninggalkan ruangan Edi. Demi warga bikini bottom, Edi sangat kesal dengan kenyataan yang ia dapat. Ia tidak mau pelayan itu menghancurkannya di masa depan.
"Ahh tapi apa sih yang bisa dilakukan pelayan itu? Memang orang seperti dia bisa melakukan hal lebih?" ucapnya lagi.
"Sudahlah. Lebih baik aku ke ruang meeting sekarang."
Saat ini Edi memilih untuk tidak mengambil pusing tentang apa yang akan terjadi. Hari ini ia melakukan meeting dengan dewan komisaris dan dewan direksi untuk mengklarifikasi apa yang terjadi.
🍂
Sementara di sisi lain Davin tengah bertemu dengan temannya, Larz, seorang detektif andal. Mereka bertemu di salah satu bar yang ada di kota itu.
"Hai Bro, apa kabar?" sapa Larz setelah sekian lama tidak bertemu.
"Ya seperti inilah, bisa dilihat sendiri," ucap Davin sambil tertawa.
"Pasti ada sesuatu nih, sampai meminta kita bertemu," tebak Larz yang seratus persen benar.
"Memang ya, kalau detektif gitu aja udah paham," puji Davin.
"Ada apa Bro? Langsung saja. Bentar lagi aku ada urusan," ucap Larz sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
"Okelah. Jadi gini, aku mau minta bantuanmu untuk menyelidiki seseorang."
Davin menjelaskan secara detail apa yang ingin ia ketahui dan meminta Larz untuk menyelidiki hubungan antara Gea dan keluarga Wiyarta. Ia juga penasaran, kemana ayah dari Gea? Jika ia yatim piatu kenapa ia hanya melihat makam mamanya Gea.
"Siyap deh. Tapi kenapa kamu meminta bantuanku? Apa tidak ada orang lain?"
"Kemarin aku udah cari orang buat menyelidiki hubungan mereka, namun ternyata gagal."
Larz mengangguk paham. "Oke deh aku mau pergi dulu. Nanti hasilnya aku kabari."
Larz pergi meninggalkan Davin sendirian di sana. Davin memesan minum terlebih dahulu untuk menikmati waktu sejenak untuk bersantai.
🍂
"Gimana Gey persiapan pernikahanmu?" tanya Runi lalu menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
"Ya, persiapannya udah jalan sih Run. Kita udah fitting baju pengantin dan aku sudah mempertemukan Davin sama mamaku."
"Terus gimana mamamu? Setuju kah?"
"Gak tahu juga Run, beliau kan sudah meninggal." ucap Gea sambil tersenyum.
Runi merasa tidak enak menyinggung soal orang tua Gea yang ternyata sudah meninggal. Yang ia tahu, Gea hanyalah wanita yang hidup mandiri. Ia jarang menanyakan kehidupan pribadi Gea karena ia tidak mau ikut campur dengan urusan orang lain lebih dalam. Baginya, jika Gea bercerita maka dia akan mengupas. Namun jika Gea tidak bercerita, ia tidak akan mencari tahu lebih dalam.
Gea meletakkan sendok yang ia pegang. "Gak usah ngerasa bersalah gitu. Aku tidak apa kok. Lagian memang itulah kenyataannya yang harus aku terima," ucap Gea sambil tersenyum, agar Runi tidak merasa bersalah.
"Doain ya pernikahanku lancar," ucap Gea lagi.
Runi tersenyum tulus, " Itu mah pasti Gey. Yang terbaik untukmu.
Gea membalas senyuman Runi. Mereka berdua kembali menyelesaikan makan siang mereka.
🍂
"Kerja bagus Bim. Usahamu nggak sia-sia," ucap Hendri. Kebetulan saat itu Bima datang ingin melihat perkembangan butik milik sepupunya itu.
Memang benar. Bima lah yang merusak rekaman CCTV di butik itu dan juga di sekitar daerah itu. Mereka tidak akan membiarkan identitas Gea terbongkar lebih awal tanpa persetujuan Gea.
Bima dan Hendri adalah teman lama yang tak sengaja bertemu di keadaan mendesak, ketika Bima diserang oleh begal. Saat itu Hendri yang kebetulan lewat, membantu Bima lepas dari para begal. Dari situlah mereka saling mengenal.
"Itu hal mudah bagiku Hen. Aku juga sudah menutup akses informasi tentang Gea lebih rapat lagi agar tidak mudah dikorek orang lain."
Hati Hendri sangat lega mendengar penuturan Bima. Dalam hati ia sangat bersyukur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Diah
demi warga bikinii botom..ada Spongebob Thor🤣🤣
2022-11-11
0
nichic
Bima ama hendri hebat
2021-10-18
0
🍭ͪ ͩ✿⃝ᵀᴬᶠ♥︎👏ɴᴏʟᴀɴ
syukurlah Gea masih punya orang2 yg tulus menjaganya
2021-09-09
1