Dela dan Clara pulang ke rumah dengan suasana hati yang sangat kesal. Umpatan demi umpatan terlontar dari mulut mereka. Rasa dongkol telah menguasai hati kedua wanita berbeda generasi itu.
"Sialan! Bukannya dapat baju edisi terbaru, malah dapat malu!" geruntu Dela sambil memukul ringan kaca mobilnya.
"Lagian kamu sih Del. Katanya dressmu ini dress ori. Kenapa ditarik sedikit saja sudah sobek?" ucap Clara menyalahkan anaknya.
"Ya mana aku tahu Mi. Ini aku dapet dari temanku Mi, katanya ori Mi. Terus aku beli deh. Harganya aja juga mahal," jelas Dela. Clara menepuk dahinya.
"Mahal belum tentu ori Dela. Paling kamu ditipu kali sama temanmu. Astaga, bodoh kok dipelihara Del, Del" ucap Clara sambil menyibakkan rambutnya karena cukul gerah. Bukan gerah karena cuaca alam namun gerah karena cuaca hatinya.
Dela terkesiap. Benar juga kata maminya. Bisa jadi ia ditipu temannya itu.
"Awas aja lo penipu!" gumamnya yang geram karena merasa ditipu.
Dela menghubungi nomor temannya untuk meminta pertanggungjawabannya. Namun ternyata nomor itu sudah tidak aktif. Ia juga meghubungi semua temannya yang sekiranya kenal dengan orang itu, tapi nihil. Teman Dela sudah pergi membawa hasil jual barang tipuan. Mukanya sangatlah masam
"Gimana?" tanya Clara yang penasaran.
Dela menggeleng pelan kemudian menjatuhkan badannya untuk bersender. Lemas ia rasakan. Ia ditipu temannya sendiri. Bukan soal uang namun harga diri. Clara mendesah napas kasar.
"Makanya kalau beli barang itu dilihat dulu Del. Jangan asal mahal doang. Kalau menemui kejadian seperti tadi kan malu!" ucap Clara yang kesal karena kelalaian anaknya.
🍂
Davin mengantar Gea langsung ke rumah kontrakan Gea. Gea melambaikan tangannya ketika mobil Davin pergi meninggalkan tempat itu. Wajah sumringah masih terlihat sangat jelas. Ia berjalan masuk ke dalam rumah.
Gea mencari kunci rumah yang ia letakkan di dalam tasnya. Namun niatnya berhenti. Sebuah dering panggilan masuk dari gawainya terdengar. Ia mengurungkan niat awalnya lalu mengangkat telepon itu.
"Iya, ada apa?" ucap Gea dengan orang di seberang sana.
"Bos, sudah melihat berita terkini?" tanya penelpon itu yang tak lain adalah Hendri.
"Belum, ada apa?" Gea penasaran. Ia belum membuka gawainya selama bersama Davin.
"Video pertengkaran Anda dengan Dela dan Nyonya Wiyarta beberapa waktu lalu tersebar.Ternyata ada wartawan yang menyamar dan tidak sengaja melihat pertengkaran itu. Dia telah menyebarluaskan video itu ke berbagai penyiaran terutama di website dan medsos."
Penjelasan Hendri membuatnya diam seketika. Ada rasa khawatir identitasnya akan terbongkar jika publik melihat dirinya. Karena jika media sudah berbicara, apapun itu akan cepat tersebar. Itulah kekuatan media.
"Tenang Bos, untung saja wartawan itu tidak mengetahui identitas Anda. Posisi Anda yang membelakangi wartawan, membuat wajah Anda tidak tersorot kamera. Bagian kepala dan sedikit wajah Anda yang sedikit tersorot pun ia samarkan. Mungkin karena ia benar-benar mengira kalau Anda hanyalah seorang pelayan di butik ini."
Gea menghela napas lega. Sungguh, ia belum siap jika identitasnya terbongkar lebih awal.
"Syukurlah kalau begitu. Biarkan saja! Sekali-kali aku ingin memberi mereka sedikit pelajaran. Namun tetaplah berantisipasi. Jangan sampai identitasku bocor!" perintah Gea.
"Baik, Bos."
Gea mengakhiri panggilan itu. Namun dering panggilan masuk terdengar lagi. Ternyata itu adalah Bima, kakak sepupunya.
"Iya Kak, ada apa?"
"Gey udah tahu tentang berita viral yang tersebar? "
"Udah Kak, baru saja Kak Hendri memeberitahuku."
"Apakah aku harus melakukan sesuatu?"
"Gak usah dulu, Kak. Tapi kalau sekiranya berbahaya baru Kakak bertindak. Karena disini masih ada mereka yang bisa menghentikan penyebaran. Pasti mereka gak mau perusahaan mereka merugi karena kejadian ini."
"Memang benar Gey. Jika pihak kita yang menghentikan penyebaran, maka yang ada mereka bakalan curiga."
Mereka berdua sama-sama terdiam, bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.
"Jika ada apa-apa jangan sungkan minta bantuanku. Aku siap membantumu."
"Siyap kak, kan kakak ahlinya."
Mereka tertawa bersama. Memang benar jika Gea mengatakan demikian. Bima adalah seorang pengusaha perusahaan IT di bidang software khususnya aplikasi antivirus. Hal retas meretas adalah keahlian Bima.
🍂
Di dalam mobil, Davin masih bertanya-tanya tentang apa yang sudah ia lihat. Perhatiannya pada Gea hanyalah sebagai kedok agar Gea tidak mengetahi rasa penasaran Davin.
"Apa hubungan di antara mereka?" pertanyaan itu tak kunjung lepas dari pikirannya.
Davin mengambil gawainya. Ia menghubungi seseorang.
"Cari tahu hubungan antara Gea Agatha dan putri Tuan Wiyarta!" perintahnya pada sekretarisnya.
//
Terimakasih untuk semua yang masih setia mengikuti cerita ini dan untuk yang baru mengenal cerita ini. Terimakasih juga untuk kakak-kakak yang mendukung cerita receh ini. 🤗🤗
Tetap jaga kesehatan dan jangan lupa bahagia 💕
Salam receh jadi utuh
Asa Bt
🍂
Sambil menunggu cerita lebih lanjut, kalian bisa baca juga karya kakak online Asa. Jangan lupa tinggalkan jejak 😉
Ketulusan Cinta Wisnu - Syala yaya
OB Kerudung Biru - Putri Tanjung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Mamah Adnan Nata Mulyana
kerennn ceritanya
2021-08-07
1
meow18
boneka caki apaan
2021-06-12
0
Dewi Marlina
lanjut thor masih penasaran terus😀😀😀
2021-06-03
1