Saat ini, Gea tengah berada di ruang tamu rumah kontrakannya. Ia duduk bersandar pada kursi. Ia memejamkan matanya, membiarkan pikirannya mengembara.
"Apakah aku harus menemui mereka untuk meminta restu kepada mereka?" ucapnya dalam hati.
Gea bimbang, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ingin juga rasanya ia menemui mereka. Ada rasa rindu yang terselip di dalam hatinya. Namun satu sisi ia belum siap menerima kenyataan yang akan terjadi karena kedatangannya.
"Tapi, mereka saja tidak menginginkan kehadiranku kembali. Untuk apa aku kembali?"
🍂
Dua hari telah berlalu. Hari ini adalah hari dimana Gea dan Davin fitting baju pengantin. Davin mengajaknya fitting baju pengantin di butik terkenal, GA Fashion & Style. Kualitasnya yang bagus, membuat Davin memilih tempat itu untuk mencari baju pengantin untuk mereka berdua.
"Mbak tolong carikan gaun pengantin untuk calon istriku. Carikan yang terbaik dan berikan berapapun harganya," perintah Davin pada 2 pelayan wanita yang ada di sana. Mereka segera beranjak mencari gaun yang sekiranya cocok untuk Gea.
"Sayang, aku pergi ke toilet dulu ya," pamit Davin. Gea mengangguk sambil tersenyum. Davin berlalu meninggalkan Gea seorang diri di sana.
Gea memilih duduk di sofa yang disediakan untuk pelanggan sembari menunggu Davin dan pelayan yang mengambilkan gaun pengantin untuknya kembali. Gea mengamati keadaan butiknya. Senyum senang menghiasi wajahnya.
"Syukurlah, butik yang ku bangun bersama mendiang kakek cukup ramai."
Banyak orang yang singgah membeli baju yang dirancang khusus di butiknya. Para pelanggan itu tersenyum puas, baju yang mereka beli sesuai dengan apa yang mereka mau.
Tiba-tiba...
"Wahhh ada gembel yang sok-sokan mau beli baju di sini Mi," suara seorang wanita dari belakangnya.
Gea menoleh ke belakang. Ia melihat 2 wanita beda generasi berjalan menghampirinya. Mereka adalah Dela dan Clara. Gea hanya menoleh sebentar lalu memilih kembali duduk bersantai tanpa memperdulikan kehadiran mereka.
"Wah wah, sekarang sudah bisa jadi orang sombong rupanya. Disapa nggak mau jawab Mi," ucap Dela. Gea hanya tersenyum sinis. Dela cukup kesal karena Gea tidak juga merespon ucapannya.
"Ohh ohh aku tahu. Apa jangan-jangan pekerjaanmu sekarang itu menjadi seorang pelayan di sini?? Kasihan," ledeknya semakin menjadi.
"Kalau begitu, cepat ambilkan baju keluaran terbaru yang ada di sini!" perintah Clara. Ia menganggap Gea hanyalah seorang pelayan di butik GA Fashion & Style tanpa mengetahui kebenarannya.
Gea tertawa sinis. Tawanya terdengar renyah, namun terdengar menyebalkan bagi Dela dan Clara. Tawa itu sangatlah merendahkan harga diri mereka. Muka mereka berdua terlihat sangat kesal.
"Hei hei, gak sopan! Pelayan gak tau diuntung! Apa kau tidak tahu kalau kami pelanggan tetap di sini?" bentak Clara. Gea masih tak terpengaruh.
"Apa istimewanya pelanggan tetap? Kalian bukan pemiliknya kan?" balas Gea sengit. Di butik itu, memang tidak ada penggunaan sistem pembeda untuk pelanggan. Mereka menganggap semua pelanggan sama. Jika tidak suka, pelanggan bebas memilih untuk tetap membeli produk disana ataupun pindah ke butik lain.
"Wah wah, orang miskin ya gitu Mi. Katrok! Dia sampai gak tahu seberapa pentingnya pelanggan tetap," ucap Dela yang semakin memprovokasi.
"Yang katrok itu kalian. Belum tahu aturan tentang pelanggan di sini sudah sok tahu," batinnya dalam hati. Gea memilih untuk bungkam, tak membalas ucapan mereka. Ia tidak mau memperpanjang perdebatan mereka.
Tak lama setelah itu, 2 pelayan yang diminta mengambilkan beberapa potong gaun pengantin datang menghampiri Gea yang masih bersitegang dengan Dela dan Clara. Beberapa potong gaun pengantin yang terlihat sangat cantik dan elegan, telah dibawa oleh 2 pelayan itu dengan berbagai model. Mereka menyerahkan sepotong gaun pengantin pada Gea.
"Mbak ini gaun pengantinnya."
Gea tersenyum manis, "makasih Mbak!" Gea berdiri mengambil gaun pengantin itu.
Brukk
Gea terjatuh tersungkur. Kakinya tersandung sesuatu. Rasa sakit menjalar di kakinya. Ia melihat ke arah Dela dan Clara. Gea melihat mereka berdua tersenyum puas ketika melihat Gea jatuh. Kesabaran Gea sudah habis. Ia berusaha berdiri dengan kakinya yang terasa cukup sakit. Dengan cepat tangannya meraih dress selutut yang dipakai oleh Dela. Dela kaget dan berusaha untuk menyeimbangkan badannya yang goyah karena tarikan Gea agar tidak terjatuh.
Krekk
Dress yang dipakai Dela robek. Gea tersenyum puas. Tak disangka ketidak sengajaannya membawa suatu pembalasan tak terduga. Dela terperangah karena perbuatan Gea. Amarah menyelimuti Dela. Dress mahal dan cantik miliknya rusak dalam waktu sekejap. Rasa malu juga Dela rasakan.
"Upss maaf gak sengaja. Habisnya aku nggak bisa berdiri jadi aku cari apapun yang bisa membantuku berdiri," ucap Gea dengan santai tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Kemarahan Dela sudah sampai di ubun-ubun, begitupun juga dengan Clara. Clara tidak terima dress mahal anaknya dirobekkan oleh orang yang ia anggap tak tahu malu. Dela meraih rambut panjang Gea dengan kencang.
"Aww" Gea meringis kesakitan. Tangannya yang satu berusaha melepas tangan Dela sedangkan yang satunya meraih rambut Dela lalu menjambak rambut itu.
"Aww" Dela meringis kesakitan.
Gea tersenyum. Ia menggunakan sekuat tenaganya untuk menjambak rambut Dela. Clara geram melihat Dela meringis kesakitan karena rambut anaknya dijambak Gea. Clara mendekat ke arah Gea dan juga ikut menjambak rambut Gea. Gea semakin tidak berdaya karena mendapat serangan dari 2 orang sekaligus.
Kedua pelayan itu panik. Mereka berusaha untuk memisahkan pertengkaran yang terjadi namun mereka kesulitan. Perbandingan 2:3, tidak seimbang dengan kekuatan kedua pelayan itu dibanding 3 orang yang sedang bertengkar.
"HENTIKAN!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Ulfa Dwi Novitasari
thor,aq benci ma davin suka mainin cewek...
2021-06-17
0
D.R.S
davin????
2021-06-13
0
Siti Jufrah
norak ko berantem si
2021-06-08
0