Episode 2 : Penasaran

HG Corp. Perusahaan raksasa yang bergerak di bidang hospitality industry. Hotel dan real estate nya tersebar di seluruh dunia.

HG Corp berkantor pusat di London, Inggris.

Sejak dulu, Marwah ingin sekali bekerja di HG, bahkan proposal penelitiannya di alihkan dari Brawijaya ke HG.

Alasan utama selain mencari suasana baru, Marwah tidak ingin di cap mengambil keuntungan atau pun perlakuan khusus dari petinggi petinggi Brawijaya. Sulit bagi Marwah untuk menutupi identitas nya, karena semua direksi mengenal nya dengan baik.

HG, setara dengan Brawijaya. Hanya saja, kedua perusahaan raksasa bekerja di bidang yang berbeda. Brawijaya adalah perusahaan dengan jaringan rumah sakit terbesar di seluruh dunia, terutama di benua asia.

Perekrutan karyawan baru HG adalah persiapan untuk di tempatkan di kantor HG yang baru. Oleh karena itu, perekrutan ini di lakukan dengan sangat alot untuk menemukan calon calon manajer nantinya. Karena di antara lima belas orang tersebut, kesemuanya adalah lulusan magister di bidangnya masing masing.

Setelah memberikan sambutan , Barra kembali duduk.

Dia memberikan sedikit arahan sebagai salah satu dewan direksi.

Seperti awal masuk tadi, Barra hanya menatap Marwah yang berpenampilan berbeda dari yang lainnya.

" Aku meminta CV wanita yang berkerudung hitam itu." Bisiknya pada Liam, sang asisten pribadi.

Tidak langsung menjawab, Liam menatap ke arah yang di maksud sang bos.

" Wah,,, apa tuan berencana untuk selingkuh?" Tanyanya juga dengan nada berbisik.

Raut wajah Barra seketika berubah.

" Diam kau! Lakukan saja apa yang aku minta." Kesal nya.

" Baik tuan." Liam dalam mode on, setelah membuat Barra kesal, tentu dia takut kekesalan bos nya itu akan berlarut larut dan membuatnya kewalahan sepanjang hari.

Jam istirahat.

HG menyiapkan ruangan besar semacam coffee shop . Tempat itu banyak di gunakan karyawan untuk meluangkan waktu sembari menikmati berbagai macam jenis kopi yang di sediakan.

" Kau lihat pria yang berbicara tadi?" Evelyn, teman Marwah terlihat begitu antusias membicarakan seorang pria sembari menyesap secangkir Americano yang dia pesan.

" Yang mana?" Marwah terlihat cuek, dia masih sibuk dengan ponselnya.

" Itu loh pria seksi nan tampan yang memberikan sambutan. Aku dengar jabatannya cukup tinggi Di HG.

" Oo,,, menurut mu, dia tampan? Bagiku, Biasa saja."

" What? Hei, matamu buta , ya..dia itu pria idaman para wanita , Ara. "

Marwah tertawa.

" Aku sudah biasa melihat modelan kayak gitu."

" Benarkah?" Evelyn mulai penasaran.

Marwah mengangguk.

" Aku tidak percaya."

" Mau bukti?"

" Iya."

Marwah membuka galeri ponselnya.

" Ini, tampan kan?"

Evelyn melihat foto itu, lalu menatap Marwah penuh tanda tanya sembari berbisik." Apa kau simpanan om om..?"

Marwah melotot memandangi Evelyn.

" Hush,, apa aku terlihat seperti ayam kampus?"

Dengan bodohnya, Evelyn benar benar memindai tubuh Marwah.

Namun beberapa detik kemudian, dia menggeleng.

" Tidak."

Marwah menghela nafas . " Dia Abi ku."

" Abi?"

" Maksudku, ayah ku."

" Gila..ini benar benar ayah mu?" Evelyn histeris.

Evelyn merampas ponsel Marwah dan menatap wajah Abi Ezar dengan seksama di dalam layar.

" Pantasan kamu cantik, ayahmu saja macam model begini. Ayahmu pengusaha, ya?"

" Bukan, beliau dokter."

" Wah, Hebat."

Evelyn menggeser ke slide berikutnya. Di sana ada foto Azzam yang sedang tersenyum. Itu adalah foto bersejarah sepanjang masa.

Foto itu adalah foto candid, Marwah diam diam memotret Azzam saat sedang bersenda gurau dengan opa buyut. Itu adalah pertama kalinya Marwah melihat Azzam tersenyum dan sungguh,,,tampan sekali.

" Lalu, ini siapa? Kekasih mu?"

" Bukan, itu sepupu ku."

Netra Evelyn tidak berkedip menata gambar Azzam.

" Pantas, kau tidak tergoda dengan ketampanan pria. Di sekeliling mu taman surga semua."

" Jangan terlalu berlebihan."

Semakin penasaran, Evelyn menggeser layar dan menemukan sebuah foto.

Keningnya mengernyit .

" Tunggu, aku seperti pernah melihatnya."

Marwah melihat siapa gerangan yang di maksud Evelyn, dan secepat kilat dia mengambil ponselnya kembali.

" Kau ada ada saja." Marwah mulai was was.

" Aku tidak bohong, aku pernah melihat nya, tapi di mana?"

Marwah tau siapa yang di maksud Evelyn, karena di slide berikutnya, ada foto uncle Zayn dan opa buyut. Entah dia fokus ke yang mana, yang pasti wajah kedua orang terkasih nya itu berseliweran di majalah majalah bisnis, sosial media dan di televisi yang menampilkan informasi bisnis dalam dan luar negeri.

Safa dan Marwah sangat berhati hati dalam menyembunyikan identitasnya. Beruntung, kedua orang tuanya tidak menyematkan nama Brawijaya di belakang namanya, Karena jika itu terjadi, sulit bagi mereka untuk berbaur dengan orang banyak. Dan sulit juga bagi Marwah yang memiliki jiwa petualang untuk bisa bekerja di perusahaan lain selain di perusahaan keluarga.

Evelyn menyesap kopinya sambil berpikir. Namun sekeras apapun , dia tetap tidak bisa mengingat nya.

" Akh, sudahlah."

Marwah bisa bernafas lega.

Dering ponsel mengagetkan pemiliknya.

Marwah meraih ponselnya di atas meja.

Mrs. Rachel. Begitu yang tertulis di layar. Marwah segera mengangkat nya.

" Ke lantai dua puluh sekarang juga."

" Baik."

Marwah menghabiskan jus buah yang dia pesan sebagai pengganti kopi. Lambungnya sangat tidak bersahabat dengan minuman berkafein itu.

" Kenapa buru buru?"

" Mrs. Rachel, dia menyuruhku ke lantai dua puluh."

" Lantai dua puluh? Bukankah itu ruangan wakil direktur?"

Marwah berhenti dari aktivitas nya sejenak dan beralih menatap Evelyn.

" Kau serius?"

" Iya, itu yang aku baca tadi pagi."

" Ya Allah. Apa aku membuat kesalahan di hari pertama ku bekerja?" Ujarnya lalu setengah berlari meninggalkan Evelyn sendiri.

Setengah mati Marwah mengatur nafas yang saling memburu. Kini dia sudah berdiri di depan sebuah pintu. Otaknya mulai bertraveling.

Bagaimana dia harus bersikap? Apa yang harus dia katakan ? Apa bosnya itu pria tua yang garang dan menyebalkan?

Sederet pertanyaan pertanyaan berseliweran di benak Marwah. Dia trus berspekulasi sebelum masuk dan melihat langsung dari balik pintu itu.

" Kamu bisa , Ra." Batinnya menyemangati diri sendiri.

Tok..tok..tok..

" Bismillahirrahmanirrahim.."

Marwah membuka pintu dan menutupnya kembali.

" Sela... "

Sepi.

" Mungkinkah tidak ada orang?" Gumamnya.

Memindai sekeliling dan tidak menemukan siapapun, Marwah memutuskan untuk keluar.

Namun, begitu dia berdiri di depan pintu dan hendak membukanya, pintu itu justru terdorong dari luar dan membuat kepalanya terantuk.

" Aduh.." Marwah mengusap jidatnya yang memerah.

Liam yang mendorong pintu terkejut. Melihat jika ada yang terluka karena ulahnya, Liam segera meminta maaf.

" Maaf, aku tidak melihatmu. Kamu tidak apa apa?" Ujarnya terdengar khawatir.

" Tidak apa apa, pak." Marwah menurunkan tangannya yang dia gunakan untuk mengusap keningnya yang terasa perih.

" Tapi, keningmu memerah."

" Saya serius. Ini tidak apa apa." Marwah mengulas senyum. Dan senyum gadis tomboy itu di sambut Liam dengah tatapan memuja.

" Oh..my... God...Dia cantik sekali. Pantasan lajang kaya raya itu memutuskan selingkuh."

Liam masih menganggap jika permintaan Barra tadi pagi adalah keinginan tuannya itu untuk membagi hati. Apalagi Liam sangat mengenal Priscilla, wanita cantik yang tidak lama lagi akan menjadi nona mudanya.

" Oiya, apa yang kamu lakukan di sini? Tunggu, siapa nama mu?"

" Saya Arsila Marwah, Pak. Saya di minta Mrs.Rachel ke lantai dua puluh."

" Menemui siapa?"

" Mrs. Rachel tidak bilang, pak."

" Lalu , kenapa kamu ke sini?"

Kening Marwah mengernyit." Bukankah di lantai dua puluh, hanya ruangan ini yang memiliki pintu? Jadi selain di sini, saya harus ke mana? Pasti Mrs. Rachel meminta saya menemui seseorang, hanya beliau lupa mengatakannya."

" Hmm..." Liam salah tingkah.

" Tidak ada orang di dalam, jadi saya memutuskan menunggu saja di luar."

" Benarkah, perasaan tadi ada. Apa dia kabur?" Gumam Liam sekenanya.

Liam masuk dan mencari keberadaan sang bos.

" Tuan, tuan Barra.."

...****************...

Terpopuler

Comments

ir

ir

kalo misal jodoh nya Ara CEO, nanti jodoh Safa anak pemilik rumah sakit Elizabeth biar menyala 🤣🤣

2025-06-14

1

Novita Sari

Novita Sari

lanjut thor, semangat updatenya terus ...

2025-06-09

3

depoll_poll aje 😉😉😉

depoll_poll aje 😉😉😉

wahhhh parah s bara..
d kira masih single ternyata udh ada pujaan hati toh...

2025-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Pekerjaan baru
2 Episode 2 : Penasaran
3 Episode 3 : Di pecat di hari pertama
4 Episode 4 : Kegagalan dan pengakuan
5 Episode 5 : Usaha perjodohan
6 Episode 6 : Haphepobhia
7 Episode 7 : Bukti bahwa darah lebih kental dari air
8 Episode 8 : Memutuskan berpisah
9 Episode 9 : Salah mengira
10 Episode 10 : Target sudah di temukan
11 Episode 11 : Tidak ada pilihan lain
12 Episode 12 : Hari pertama menjadi sekertaris
13 Episode 13 : Kecurigaan Arga
14 Episode 14 : Mama Arini
15 Episode 15 : Perlahan identitas terkuak
16 Episode 16 : Berkunjung ke Al Hidayah
17 Episode 17 : Keusilan mama Arini
18 Episode 18 : Lamaran dadakan
19 Episode 19 : Kekesalan Arga
20 Episode 20 : Claudia Jansen
21 Episode 21 : Insiden secangkir kopi
22 Episode 22 : Bahagia ku sesederhana itu
23 Episode 23 : Ada apa dengan Claudia?
24 Episode 24 : Perintah opa Alden
25 Episode 25 : Hari pernikahan
26 Episode 26 : Batal atau di lanjutkan?
27 Episode 27 : Dalang pembatalan
28 Episode 28 : Sah
29 Episode 29 : Di tinggal di malam pertama
30 Episode 30 : Sapaan pagi
31 Episode 31 : Cinta Arga
32 Episode 32 : Lidah tak bertulang
33 Episode 33 : Surprise
34 Episode 34 : Diam, ternyata penyakit wanita
35 Episode 35 : Si nona tunangan
36 Episode 36 : Mencairkan es
37 Episode 37 : Cemburu?
38 Episode 38 : Welcome to Speed Devils
39 Episode 39 : Kalah bukan berarti kalah
40 Episode 40 : Salju pertama, ciuman pertama
41 Episode 41 : Si paling tiba tiba
42 Episode 42 : Pesan
43 Episode 43 : Bertemu teman
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Episode 1 : Pekerjaan baru
2
Episode 2 : Penasaran
3
Episode 3 : Di pecat di hari pertama
4
Episode 4 : Kegagalan dan pengakuan
5
Episode 5 : Usaha perjodohan
6
Episode 6 : Haphepobhia
7
Episode 7 : Bukti bahwa darah lebih kental dari air
8
Episode 8 : Memutuskan berpisah
9
Episode 9 : Salah mengira
10
Episode 10 : Target sudah di temukan
11
Episode 11 : Tidak ada pilihan lain
12
Episode 12 : Hari pertama menjadi sekertaris
13
Episode 13 : Kecurigaan Arga
14
Episode 14 : Mama Arini
15
Episode 15 : Perlahan identitas terkuak
16
Episode 16 : Berkunjung ke Al Hidayah
17
Episode 17 : Keusilan mama Arini
18
Episode 18 : Lamaran dadakan
19
Episode 19 : Kekesalan Arga
20
Episode 20 : Claudia Jansen
21
Episode 21 : Insiden secangkir kopi
22
Episode 22 : Bahagia ku sesederhana itu
23
Episode 23 : Ada apa dengan Claudia?
24
Episode 24 : Perintah opa Alden
25
Episode 25 : Hari pernikahan
26
Episode 26 : Batal atau di lanjutkan?
27
Episode 27 : Dalang pembatalan
28
Episode 28 : Sah
29
Episode 29 : Di tinggal di malam pertama
30
Episode 30 : Sapaan pagi
31
Episode 31 : Cinta Arga
32
Episode 32 : Lidah tak bertulang
33
Episode 33 : Surprise
34
Episode 34 : Diam, ternyata penyakit wanita
35
Episode 35 : Si nona tunangan
36
Episode 36 : Mencairkan es
37
Episode 37 : Cemburu?
38
Episode 38 : Welcome to Speed Devils
39
Episode 39 : Kalah bukan berarti kalah
40
Episode 40 : Salju pertama, ciuman pertama
41
Episode 41 : Si paling tiba tiba
42
Episode 42 : Pesan
43
Episode 43 : Bertemu teman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!