Rasa takut yang selama ini dirasakan oleh Bu Siti membuat Mia memilih untuk tidak bergaul dengan laki laki. "ibu tidak usah khawatir ya, kalau Mia dengan Asril ini berteman"
ucap Mia yang menenangkan hati ibunya.
"ibu bukan melarang kamu untuk menikah lagi hanya saja ibu takut kamu salah pilih pasangan lagi" menatap Mia dengan tatapan sendu.
"iya, Mia tahu maksud ibu. Cuma izinkan Mia sekali ini untuk kenal dengan laki laki lagi bu." Mia berusaha meminta izin ke ibunya.
"kamu sudah lama kenal dengan laki laki itu?" tanya Bu Siti penuh selidik.
"belum, Bu. Mia baru mengenalnya lewat jalur sosmed" ujar Mia ke ibunya.
"ibu hanya ingin kamu berhati - hati ya, nak" Bu Siti tidak ingin Mia menjadi korban sosmed yang semakin merajalela
"iya ibu" ucap Mia singkat.
Andi yang sedari tadi ada di antar mereka hanya terdiam dan mendengarkan pembicaraan ibu dan neneknya.
setelah percakapan itu selesai, Mia kembali menatap layar ponselnya. Dia melihat ada panggilan tidak terjawab dari Asril. Namun Mia tidak mau menghubunginya lagi.
Mia meletakkan ponselnya lagi di dekat meja televisi. Belum juga Mia mendaratkan bokongnya ke kursi, ponsel Mia berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
"jawablah ... , mungkin itu penting" ucap bu Siti yang mencoba meredam ketakutannya.
Mia langsung menjawab panggilan masuk itu.
*assalamualaikum Mia, boleh kita bicara sebentar*
* wa'alaikumsalam, boleh*sahut Mia.
Mia beranjak pergi dari ruangan televisi menuju ruang tamu untuk berbicara melalui panggilan telepon dengan Asril.
Selesai berbicara dengan Asril. Mia menutup panggilan dan kembali lagi duduk di dekat Andi. "sudah selesai Bu berbicaranya dengan teman ibu?" tanya Andi sambil mendongakkan kepalanya ke Mia.
"sudah,tapi .... boleh tidak kalau temen ibu datang kerumah untuk main?" pertanyaan Mia itu membuat Bu Siti langsung mengalihkan tatapannya ke Mia.
"teman kamu mau datang? kamu sudah jujur kalau kamu sudah berstatus janda?" tanya Bu Siti ingin memastikan kalau nanti laki laki itu datang tidak ada lagi yang harus di tutupi Mia.
"sudah Bu, Mia sudah mengatakan kalau Mia ini seorang janda yang memiliki satu anak laki laki. Begitu juga dengan Asril, Asril juga sudah memberitahu kalau dia seorang duda dan memiliki anak laki laki juga." ujar Mia ke Bu Siti.
Asril sadar akan usianya yang sudah lebih dari kepala tiga, jadi tidak etis rasanya, kalau mereka menjalin hubungan hanya lewat jalur sosmed saja. Maka dari itu Asril ingin berkunjung ke rumah Mia.
"Asril, kamu kok senyum senyum gitu" ucap Bu Nur, ibunya Asril.
"apa lagi Bu, kalau tidak pacaran. Ibu ini seperti tidak pernah muda saja" ledek ayah Asril pak Ari.
"ayah,ibu, kalian ini apa apa sih" Asril merasa malu saat dapat ledekan dari ayahnya.
"siapa calon mantuku? wajar sajalah kamu kenal wanita lagi, toh kamu menduda sudah empat tahun. kami ini sudah tua, kami ingin melihat kamu hidup bahagia." ujar pak Ari.
"ini Asril lagi usaha ayah, ini cewek orang rumahan, ayah. Dia tidak suka keluyuran." Asril menjelaskan kepribadian Mia ke ayah dan ibunya.
"wah, bagus dong. Jadi kapan kita lamar dia untuk jadi mantu kami?" Bu Nur bertanya dengan tidak sabarnya.
mendengar perkataan ayah ibunya membuat Asril tertawa, bagaimana tidak? Asril sendiri saja tidak tahu apakah nanti dia bisa mendapatkan hati Mia? Sedangkan Asril mendapatkan akun Instagram Mia itu dari Anto, montirnya di bengkel. Anto lah yang memberitahu akun Instagram milik Mia ke Asril. Anto salah satu teman Mia sewaktu sekolah menengah pertama.
"sudahlah, yang penting Asril minta doa ayah dan ibu saja. semoga perkenalan kami bisa berkelanjutan." Asril tersenyum kepada ayah dan ibunya lalu pergi meninggalkan mereka.
komunikasi antar Asril dan Mia terus berkelanjutan dari sosmed mereka sering bertukar pesan dan sampailah pada hari dimana Asril berniat untuk berkunjung kerumah Mia. Asril tidak mau kalau hubungan mereka hanya sebatas jalur virtual saja.
Karena Mia sudah memberikan alamat rumahnya pada Asril. Hal itu membuat Asril tidak terlalu sulit untuk menemukan rumah Mia.
*tok tok tok* terdengar ada yang mengetuk pintu dari luar rumah.
Mia pun langsung membuka pintu rumahnya. "assalamualaikum Mia" ucap Asril yang sudah berdiri di ambang pintu. "wa'alaikumsalam mari masuk," Mia mempersilahkan Asril untuk masuk kerumahnya.
Belum juga Asril duduk, terdengar suara Bu Siti " oh ada tamu ya?" Asril langsung menarik tangan Bu Siti dan mencium punggung tangannya.
"saya Asril Bu, temannya Mia" ujar asril yang memperkenalkan dirinya.
" oh namanya, nak Asril ya? silahkan duduk." mempersilahkan Asril duduk dan Bu Siti pun ikut duduk diantara mereka.
Sementara Mia berlalu ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Asril.
"kalau boleh tahu kamu tinggal dimana? trus kamu kerjanya apa?" Bu Siti terus bertanya ke Asril untuk memastikan kalau Mia anaknya tidak sedang dekat dengan sembarangan orang.
"saya tinggal di dekat ujung kota Bu, dan saya bekerja di bengkel saya sendiri Bu." Asril menjelaskan identitasnya ke Bu Siti.
"maaf, bukanya ibu lancang banyak bertanya, karena ibu tidak mau kalau Mia salah pilih teman, apa lagi temannya laki laki." ujar Bu Siti dengan suara datarnya.
Ditengah percakapan mereka muncullah Mia yang membawa nampan yang berisi minuman dan cemilan untuk Asril. Mia langsung meletakan minuman dan cemilan itu ke atas meja untuk di suguhkan ke Asril.
Andi yang keluar dari kamarnya melihat ada tamu, ia pun langsung menghampiri mereka yang ada di ruang tamu. "ibu om ini siapa?" tanya Andi sambil menunjuk ke arah Asril.
"om adalah teman ibu kamu, boleh kan om berteman dengan ibu kamu?" Asril bertanya sambil mendekati Andi. Asril menarik tangan Andi perlahan untuk duduk di dekatnya.
"boleh saja om, tapi om tidak boleh buat ibu menangis ya," Andi berpesan ke Asril.
Berhubung besok hari Minggu, Asril berniat membawa Andi dan Mia serta anaknya ke tempat wisata, tujuan Asril agar kedekatan mereka lebih semakin dekat lagi.
"besok itu kan hari Minggu, gimana kalau besok om ajak kamu dan ibumu pergi ke tempat wisata bersama anak om juga" ujar Asril yang ingin mendapatkan hatinya Andi.
"boleh, Andi mau. Andi tunggu ya om besok" seru Andi tanpa pikir panjang Andi menyetujui permintaan Asril.
Melihat andi dan Asril yang begitu dekat membuat hati Mia lega, karena Mia memiliki tujuan untuk dekat dengan Asril tidak lain hanya ingin mencari sosok ayah untuk Andi. lain halnya dengan Bu Siti, masih tersimpan dihatinya keraguan atas kedekatan Mia dengan Asril. Namun Bu Siti tidak boleh egois, Bu Siti harus memberikan kesempatan untuk Mia bisa berkenalan dengan Asril.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments