arc 1.19 toko bunga

Setelah cahaya memudar aku dapat melihat pemandangan rumah-rumah pedesaan dan keramaian penduduknya, para pemain yang sama sepertiku baru saja memasuki game dan membuat tempat di sekitar air mancur menjadi cukup ramai.

Ada 5 tempat yang bisa pemain jadikan sebagai titik respawn. Yang pertama adalah air mancur, setiap pemain akan muncul di sini untuk pertama kali masuk game. Lalu di area latihan, kuil, disekitar patung yang terletak di depan desa dan yang terakhir di penginapan.

[Jangan lupa like dan komen guys]

“Aku rasa ini cukup” aku bergumam saat melihat inventory. Ratusan peralatan pemula yang menumpuk dari rampasan saat melawan guild Swiftstars. Tapi perhatianku tertuju pada herbal yang aku kumpulkan bersama dengan Miki.

Setelah melihat inventory aku segera menuju target berikutnya. Sebuah toko bunga yang terletak di sekitar pintu gerbang desa.

Selama perjalanan aku dapat merasakan tatapan mata dari para pemain. Mungkin aku sudah sangat terkenal karena aksiku kemarin. Ini akan sangat beresiko jika mereka mengikuti aku, lebih baik aku mengecoh mereka sebentar.

Masuk ke gang sempit aku segera merubah penampilan, menggunakan jubah mage dengan tudung menutupi rambutku, lalu masker sebagai penutup wajah.

“Aku pikir ini cukup”

Keluar dari gang aku kembali melanjutkan perjalanan.

“Cih, kemana dia?”

“Mana aku tahu”

“Sialan, apa yang harus kita katakan pada Dominic”

“Lebih baik kita mencarinya”

Terdengar beberapa orang yang mencari ku tengah kebingungan karena telah kehilangan jejak. Aku mendengar nama yang cukup familiar di sana.

Dominik guild master dari blackfall, aku dapat melihat jika dia menonton pertarungan ku dengan pemain Guild Swiftstars kemarin. Guild nya pasti sedang di atas angin karena saingan mereka telah kehilangan banyak kekuatan.

“Aku juga akan berurusan dengan mereka karena karena beberapa pemain nakal dari Guild itu”

Para pemain yang mencoba melecehkan Miki berasal dari guild itu. yah aku tidak akan puas dengan hanya melakukan tindakan kasar hanya sekali pada mereka. Mungkin bisa dikatakan cukup kejam, tapi itu lebih baik dari pada melihat video pelecehan teman baikku tersebar di internet.

Sementara alasan lainnya, aku tidak ingin membiarkan mereka menjadi terlalu kuat dan mengalahkan penghuni gua sebelum aku.

Di tengah lamunanku tidak terasa aku telah sampai di tempat tujuan. Sebuah toko bunga yang terlihat cantik dengan berbagai jenis bung menghiasi di depan toko.

Terdapat lambang bunga dan belati di depan toko, mungkin orang biasa akan menganggap ini sebagai lambang biasa. Tapi jika mereka sudah keluar dari desa pemula dan memasuki dunia hitam. Mereka akan sering melihat lambang ini.

“Aku rasa ini nasib baikku” ucapku saat melihat tidak ada pemilik toko yang berada di depan toko bunga.

Biasanya jika pagi-pagi pemilik toko akan terlihat sedang menyirami tanamannya, dan disaat itu dia tidak akan mau diajak berbicara kecuali untuk melakukan transaksi jual-beli.

Sebelum aku masuk kedalam toko, untuk terakhir kali aku melihat keadaan sekitar mencoba memeriksa apakah ada seseorang yang mengawasi atau tidak.

“Sepertinya aman”

Merasa tidak ada orang yang mengikuti, aku pun segera membuka pintu toko.

Krincing krincing

Bunyi bel yang terletak di pintu terdengar saat pintu terbuka.

“Selamat datang” sapa seorang perempuan yang cukup tua sekitar 35-40 tahun. Tapi dia masih terlihat menawan dan penuh karisma.

Setelah melihat kedatanganku, dia melepas kacamatanya dan melihat ke arahku dengan lebih teliti.

“Apa ada yang bisa saya bantu nona” ucapnya terdengar agak mengintimidasi.

Tidak menghiraukan intimidasi darinya, aku tetap mendekat kearah konter

“Ya, aku akan menjual beberapa herbal” jawaban.

“Begitukah? Tapi maaf nona disini harga beli herbal lebih murah dari dari toko herbal di depan” ucap wanita itu menerangkan, dia tidak menggunakan intimidasi lagi.

Ya itu adalah alasan kenapa toko ini sepi. Terdapat sebuah toko herbal di depan toko bunga dan mereka menawarkan harga yang jauh lebih mahal jika menjual herbal di sana.