Kilauan kegembiraan muncul di mata besar Hazel. Tanpa ragu, ia bertanya dengan suara polos, "Apakah kamu papa ku?"
Sebastian sedikit terkejut mendengar pertanyaan tak terduga itu. Senyum tipis muncul di wajah dinginnya. "Gadis kecil, aku bukan papamu. Kamu harus memperhatikan keselamatan ketika Keluar di masa depan ya? paman pergi dulu. Paman sedang terburu-buru mengejar pesawat."
Setelah berkata demikian, ia berbalik dan berjalan cepat menuju gate keberangkatan.
Hazel menggaruk kepalanya yang kecil dengan bingung, menatap punggung tegap Sebastian yang semakin menjauh. "Tapi kamu benar-benar mirip persis dengan kakakku."
Saat itu, Hunter keluar dari toilet dan mendapati adiknya menatap kosong ke kejauhan.
"Hazel, sedang apa kamu?" tanyanya penasaran.
Setelah terdiam sejenak, Hazel menjawab dengan wajah kebingungan yang menggemaskan, "Kakak, aku rasa aku baru saja melihat Papa tadi."
"Hah? Papa?" Hunter menatapnya dengan tatapan curiga. Benarkah?
"Sungguh! Tadi." Hazel akan mulai menjelaskan ketika suara Sienna terdengar dari belakang mereka.
"Hazel, Hunter! Mima akhirnya menemukan kalian. Jangan lari-lari lagi, ayo pulang!"
Sambil berkata demikian, ia bergegas menghampiri dan merangkul kedua anaknya.
Hazel hanya bisa melirik dengan enggan ke arah Sebastian Cole yang masih terlihat di kejauhan, kemudian menggenggam tangan Hunter dan berjalan keluar bandara.
Dia benar-benar mirip Papa. Entah kapan kami akan bertemu lagi. Harus kutunjukkan dia pada kakak dan Mima!
***
Setelah naik taksi, Sienna bersama kedua anaknya menuju rumah baru mereka di London. Rumah itu telah disiapkan oleh perusahaan, dilengkapi dengan perabotan lengkap sehingga mereka bisa langsung menempatinya tanpa repot.
Begitu masuk ke dalam taksi, sopir yang ramah mengira mereka adalah turis dan mulai bercerita antusias tentang kota London.
"London memiliki cuaca yang sejuk dan pemandangan indah sepanjang tahun. Kalian pasti akan menyukainya."
Sienna merespons dengan sopan, tetapi matanya menatap keluar jendela dengan pandangan yang jauh. Ia sangat mengenal London kota tempat ia lahir dan dibesarkan. Ia bisa menemukan jalan pulang bahkan dengan mata tertutup. Hanya saja, kini tempat itu bukan lagi rumahnya.
"Paman sopir, itu bangunan apa?" Hazel tiba-tiba bertanya sambil menunjuk gedung pencakar langit yang megah di luar jendela.
Bangunan itu memiliki desain neo-gotik modern yang menawan. Menara kacanya berkilau di bawah sinar matahari, sangat mencolok dan mustahil untuk diabaikan.
Sopir taksi mengikuti arah telunjuk Hazel dan tersenyum lebar. "Wah, mata kecil kamu jeli! Itu adalah tempat paling spektakuler di London. Banyak orang rela melakukan apa saja hanya untuk bisa masuk ke sana!"
Mata Hazel berbinar penuh keingintahuan. "Paman, tempat wisata apa itu? Ceritakan dong! Besok aku mau minta Mima bawa aku ke sana untuk bermain!"
"Hahaha... gadis kecil, itu bukan tempat wisata," sopir taksi tertawa keras. "Itu adalah pusat berkumpulnya para elit London. Hanya orang-orang hebat yang bisa bekerja di sana." Ia mengacungkan jempol dengan bangga.
"Bangunan itu bernama Canary Wharf Tower markas besar Cole Group. Cole Group adalah perusahaan terdepan di London, bahkan di dunia. Luar biasa sekali!"
Mendengar nama Canary Wharf Tower, Sienna langsung membuka mata dan menatap bangunan itu dengan seksama.
"Presiden Cole Group bernama Sebastian Cole. Konon dia sangat tampan, tapi bertemperamen aneh. Wajahnya selalu dingin, bertindak cepat dan tegas, dan sangat menepati janji." Semakin bercerita, sopir taksi semakin bersemangat. "Jadi kalau kalian beruntung bertemu dengan Presiden itu, sebaiknya menghindar saja. Dia bukan orang yang mudah dihadapi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments