Para penjaga gapura itu segera mundur memberi jalan.
"Tabib Kim Hwa! Tabib Kim Hwa!!" A Yong berteriak keras sembari memasuki lorong-lorong bangunan besar itu.
Penghuni bangunan besar itu hanyalah manusia-manusia bergelar tabib kerajaan saja. Kebanyakan adalah murid-murid Tabib Cheng, tabib terbaik di wilayah istana ini.
Pelayan-pelayan yang sedang membersihkan tempat itu segera melempar sapunya, berlari, dan memberi hormat ketika melihat seorang terhormat dari istana memasuki kediaman para tabib ini.
"Dimana putrinya Tabib Cheng?! Ibu suri memanggilnya!" ucap A Yong dengan suara tegas.
Seorang pelayan diantaranya langsung menunduk, "Hamba akan memanggil Nona Kim Hwa." ucapnya.
Pelayan itu berlari terbirit-birit memasuki kediaman Tabib Kim Hwa, "Nona, Nona... gawat!" serunya.
"Ah i-iya?" Seorang gadis yang tengah merebahkan dirinya dengan buku medis ditangannya itu pun berdiri dengan cekekal.
"Ibu suri memanggil Nona! Mungkin ada yang perlu diobati! Cepat keluarlah, Nona. Utusan dari kerajaan itu terus berteriak memanggil Nona seperti orang kesurupan!" panik pelayan itu.
"Ah i-iya iya tenang saja. Aku akan kesana sekarang." Kim Hwa berlari keluar.
"Permisi, permisi." Kim Hwa menerobos kerumunan pelayan-pelayan kediaman yang menghadap pada A Yong.
"Tuan, hamba adalah Kim Hwa." Kim Hwa menunduk hormat.
"Kim Hwa! Ya kau gadis yang merawatku saat aku terkena luka sayat kan? Ya itu benar kau." simpul A Yong sendiri.
"Saat ini yang mulia sedang sakit dan ibu suri memanggilmu. Ayo ikut aku." tegasnya.
Belum selesai Kim Hwa berfikir dan mencerna kata-kata A Yong, pergelangan tangan kecilnya itu sudah di genggam dan dipaksa mengikut.
Kim Hwa begitu takut menghadapi orang-orang istana. Apa lagi kalau harus mengobati kaisar. Kalau sampai tidak sembuh, nyawa Kim Hwa bisa jadi taruhan.
"Hah? Ke-kenapa aku, Tuan? Aku bukan tabib handal. Senior-senior dari perguruan ayahku masih banyak." Walau dipaksa berjalan cepat, Kim Hwa terus berusaha bicara.
Tep.
A Yong menghentikan langkahnya, ia berbalik dan menatap tajam pada Kim Hwa. Jiwa militernya terlalu tinggi untuk seorang Kim Hwa yang begitu lembut.
"Jadi kau menolak?" Pertanyaannya terdengar dingin dan mengancam.
Kim Hwa langsung menggeleng tak berani dan menunduk takut.
"Kalau begitu jangan protes! Tidak tahu malu!"
"Ah!" Pergelangan tangan Kim Hwa kembali ditariknya dengan kuat.
Seorang pelayan sekaligus pelindung pribadi seorang kaisar seperti A Yong sudah biasa berlatih fisik. Itulah mengapa kekuatannya tidak seperti orang biasa.
Kim Hwa tak bisa melawan. Ia hanya bisa memasrahkan diri dan mencoba tenang.
Kau pasti bisa Kim Hwa! Jangan sampai ayah malu karena kemampuan putrinya yang buruk. Kim Hwa mengangguk sendiri meyakinkan dirinya.
Semoga bukan penyakit yang aneh. Jadi aku tidak perlu takut dihukum mati. Kim Hwa menatap ke langit sebisanya untuk memohon pada Tuhan.
.
.
"Nona! Nona! Tunggu kami!"
Para pelayan selir itu berlari mengejar dengan kewalahan.
"Nona, Nona jangan menyepelekan hal ini. Bagaimana jika penyakit yang mulia itu memang menular?" Xiao Qi, pelayan pribadi Selir Kehormatan Yue Xi itu mencegah majikannya masuk ke dalam kediaman kaisar.
Yue Xi mengangguk mengiyakan dan berhenti tepat di depan pintu kediaman kaisar, dan memahami kekhawatiran pelayannya.
Sedangkan An An, pelayan pribadi Selir Luan Lu juga ikut mencegah majikannya untuk masuk. "Nona, jika Nona sampai tertular juga, ibu suri bisa marah besar. Kalau Nona sakit, semuanya jadi bertambah cemas dan direpotkan. Yang mulia sakit, dan Nona juga sakit..." bujuk An An.
"Uhuk uhuk uhuk!" Suara batuk itu terdengar hingga luar kediaman.
Mendengar itu, Luan Lu meronta agar An An melepas genggaman tangan pada lengannya.
"Tidak... Yang Mulia..." Luan Lu berlari masuk.
"Nona!" cemas An An. Dengan terpaksa ia juga harus ikut masuk untuk mendampingi Selir Luan Lu.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!!" Shen Wang sedang duduk di atas kasurnya. Ia terus membekap mulutnya dan tampak begitu tersiksa.
Shen Wang menoleh.
"Kenapa kau disini? Pergilah!" seru Shen Wang.
"Kenapa yang mulia?" lirih Luan Lu. Ia tak tahu mengapa ia dibentak barusan.
"Aku bilang pergi!!" bentak Shen Wang. "Uhuk!! Uhuk!!" Ia kembali membekap mulutnya.
Shen Wang sangat benci dikasihani. Apa lagi terlihat lemah dan sakit-sakitan di depan wanita. Ini semua karena didikan dari istana, laki-laki adalah makhluk terkuat yang tak punya kelemahan.
Luan Lu mundur beberapa langkah dengan mata berkaca-kaca.
"Nona..." cemas An An.
Ia langsung berbalik dan berlari pergi sekencang mungkin.
"Nona!" An An segera berlari menyusul.
Shen Wang hanya melirik sekilas dengan nafas terengah-engah.
Sementara itu Yue Xi hanya berani melihat Shen Wang dari jendela, setidaknya ia sudah memberi perhatian lebih dari Permaisuri Min Mi yang jijik dan menghindar dari kaisar. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi Yue Xi untuk meningkatkan derajatnya di hati Shen Wang.
"Tutup jendelanya." ucap Shen Wang lirih.
"Baik!" jawab tegas pelayan-pelayan lain yang berada dalam kediaman itu.
Brak! Brak! Brak!
Tiga jendela ditutup secara bergantian.
Yue Xi menghela nafas berusaha sabar. Ia sudah bisa membayangkan seperti apa jadinya jika ia berteriak marah. Pasti tidak ada bedanya dengan Min Mi yang tak bisa mengontrol diri itu.
"Ayo Xiao Qi. Kita pergi." ucapnya.
"Baik, Nona."
Terdengar suara derap kaki yang tergesa-gesa tengah berjalan ke arah sana. Yue Xi menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang.
"Siapa dia?" gumamnya.
A Yong membawa seseorang di sampingnya.
"Tunggu!" Yue Xi menghadang mereka berdua.
"Siapa dia?" tanya Yue Xi dengan tatapan tak suka.
Tampaknya gadis muda berparas cantik ini membuat Yue Xi merasa terancam.
"Gadis ini adalah Tabib Kim Hwa, putri tunggal dari Tabib Cheng. Ini perintah ibu suri. Selir Kehormatan Yue Xi mohon memberikan jalan." kata A Yong sembari menunduk singkat.
Mendengar bahwa tabib ini adalah utusan ibu suri, Yue Xi menahan diri lagi. Akhirnya ia bergeser memberi jalan walau tatapan sinisnya terus mengikuti Kim Hwa.
"Dia itu tabib? Aku tak suka." gumam Selir Yue Xi.
"Benar, Nona. Tabib Kim Hwa adalah anak dari Tabib Cheng." Xiao Qi menanggapi.
"Kenapa bisa lahir dengan wajah cantik begitu? Bagaimana kalau yang mulia jadi suka padanya?" bisik Yue Xi.
"Ah itu tidak mungkin, Nona. Permaisuri Min Mi yang begitu cantik saja tidak bisa membuat yang mulia jatuh cinta." celetuk Xiao Qi.
Yue Xi langsung melotot pada Xiao Qi.
Sedangkan Xiao Qi langsung menciut dan menunduk takut.
"Ampuni Xiao Qi, Nona." Xiao Qi langsung berlutut sampai ke tanah.
"Bangun." ucap Yue Xi.
Xiao Qi segera berdiri, ia masih menunduk takut. Bibir mungilnya itu terkadang suka ceplas-ceplos begitu saja.
"No-nona adalah istri kaisar yang paling cantik." kata Xiao Qi.
"Aku tidak menyalahkan. Min Mi memang cantik. Sayangnya ia hanya permaisuri boneka, kaisar tidak pernah menyukainya." Yue Xi tersenyum miring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Maria Magdalena
selir rasa permaisuri
2021-09-04
1
Chantieq Rena R-na
kok pelayan manggilnya nona... kan seharusnya pelayan selir tu manggilnya yang mulia...
2021-07-11
1
Ririn Satkwantono
aq ketuk2 tuh like nya thooor.... bukan mencet lg...😂😂😂😂😂
2021-02-15
6