Bab 2 : Hukuman Sang Dewi

...Happy Reading 🩷🫶...

Cairan merah mengalir di sudut bibirnya, ia menyeringai menampilkan taring tajamnya dengan wajah sumringah. "Oh Gosh! da rah anak itu sungguh nikmat." ucapnya seraya menarik tetesan yang tersisa dengan jari telunjuknya lalu ia ngemut ujung jarinya dengan mata merem melek. "Apa saja yang di makan orang-orang ini, kenapa rasa da rah nya berbeda." gumam Albert.

"Huh! Dasar setan gak ada akhlak! Ini wilayah kekuasaan Togar, manusia itu jatah dia!" omel sosok yang terbungkus kain putih di bagian atas dan bawahnya diikat seperti permen.

"Apa urusanmu, siapa cepat dia dapat." ucap Albert masih berkeliling ke setiap sudut ruang jenazah.

Baru saja Albert ingin melesat, suara gaduh dari pintu terdengar.

Bruaakk!! Pintu kamar jenazah di buka paksa.

Seorang wanita memakai pakaian kerajaan berwarna merah dengan diiringi oleh para pengawal yang beraneka entitas masuk ke dalam.

"Amankan wilayah, hanya aku yang boleh menghisapnya sampai ia mengering." ucap wanita yang memakai baju berwarna merah.

Suara roda brankar terdengar akan memasuki kamar jenazah. Seorang calon jenazah sudah dimasukkan ke dalam peti pendingin oleh para petugas. Albert mengendus aroma darah yang segar dan nikmat karena calon jenazah itu masih perjaka tulen. "Amat sayang jika dilewatkan." desis Albert.

Tidak berapa lama, brankar kembali di masukkan ke dalam kamar jenazah. Namun lelaki yang tergeletak di brankar tersebut hanya di letakkan di meja pemandian oleh para petugas.

Suasana tiba-tiba hening, semua manusia yang ada di sana bergerak melambat hingga lama kelamaan mematung. Molekul debu berhenti di udara yang terdiam.

Putri kerajaan yang memakai baju merah itu meletakkan telapak tangannya pada kelapa calon jenazah. Menghisapnya dengan rakus semua energi tanpa sisa.

Sang putri memutari brankar dengan wajah meremehkan, merobek dadanya lalu memakannya dengan serakah. "Rangga, kamu tidak lagi layak menjadi hambaku. Kamu hanya pandai berjanji tapi lagi dan lagi mengingkarinya. Hukuman karma yang diberikan Dewi Kentring akan kau tanggung hingga tujuh turunan mu, Rangga." desis sang putri dengan wajah bengis, matanya berkilat merah dan telinganya mulai membentuk sudut lancip ke atas.

Suara langkah kaki menghantam lantai keramik dengan gerakan tergesa, suara isakan kian terdengar sayup hingga pintu ruang jenazah terbuka.

"Papaaaa... Papaa... huhuhu... Kenapa papa pergi tinggalin aku, huhuhu." Isak gadis cantik bermanik mata hazel, seragam putih abu-abu yang ia kenakan terlihat lusuh.

Semua makhluk yang tidak kasat mata di sana melihat dan menyaksikan betapa pilu tangisannya. Airmatanya mengalir bagaikan butiran embun yang terjatuh di dedaunan dan bercahaya diterpa sinar mentari.

Albert terkesima melihat sosok itu. Ia nyaris menghentikan napasnya karena debaran jantungnya lebih dulu ingin ia dengarkan. Setelah sekian lama, getaran itu bagaikan vibrator yang menyala karena terkoneksi tegangan tinggi.

"Dia... Apakah dia gadis yang kutunggu?" desah Albert.

Ucapan Albert mengusik salah seorang pengawal sang putri. Pengawal itu melesat dan kini berdiri di depan Albert dengan api yang menyala membungkus tubuhnya "Siapa kamu?!" bentaknya.

"Kamu tidak lihat jubah kebesaranku?! Setan bodoh!" maki Albert.

'Masa dia gak kenal aku sih! Di layar kaca saja aku dibuat beberapa episode, setiap hari raya kisahku seringkali di putar di saluran mereka.' gumam Albert dalam hati

"Cepat pergi dari sini atau kami akan hisap energimu hingga habis!" ancamnya.

Albert melayang di atas atap rumah sakit sambil tertawa sumbang, ia menatap tajam sang pengawal dengan tatapan remeh. Tangannya ia lipat di atas dada sambil pamer gigi taringnya yang berkilat.

"Aku tidak menganggu aktifitas kalian, silahkan lanjutkan. Aku memiliki kepentingan lain." desis Albert mencoba mengalah, karena buruannya sedang menunggu di dalam lemari pendingin jenazah.

Kali ini ia tidak boleh lolos, bisa menghisap darah perjaka tulen akan meningkatkan hidup dan peremajaan kulitnya semakin cepat, jaman sekarang sangatlah sulit mencari perjaka tulen, mereka melepaskan keperjakaannya dengan para LC, janda kesepian, terkadang wanita penghibur di warung kopi remang-remang.

Dan, gadis dengan bening airmata yang berkilauan tadi, adalah alasan lain yang membuat Albert terpaksa harus bertahan di sana.

Ia menggunakan kekuatan yang ia miliki dari sepasang matanya yang mampu menghipnotis, agar makhluk banaspati yang berdiri di depannya takluk dan membiarkan kehadirannya ikut menyaksikan yang terjadi di sana.

Banaspati memicingkan mata, senyuman asimetris terukir di wajahnya. "Aku akan biarkan kau hidup kali ini, namun... Jika kau menghisap darah gadis muda yang ada di sana. Kami akan menghancurkan kerajaan vampir mu!" desisnya.

Albert memuntahkan tawa secara spontan sambil membuang muka ke atas, menaikan dagu, menunjukkan kesombongannya, tapi lagi-lagi ia harus bersabar dan mengalah. "Baiklah... Aku janji!" ucapnya tanpa arogansi.

Banaspati melesat kembali ke kamar jenazah itu.

Albert melirik ke bawah, gadis bermata hazel itu sedang di keroyok oleh dua orang perempuan. Satu perempuan muda memakai seragam sekolah sama seperti gadis itu, satu lagi seorang wanita paruh baya yang belum begitu tua. Wanita itu akan menyandang status janda sebentar lagi, namun sayang yang diwariskan sang suami hanyalah kemiskinan.

Albert tersenyum sinis.

"Gara-gara kamu papaku mati, dasar gadis sia lan!! Pembawa si al! Belum cukup kamu merusak kebahagian kami, Hah!?" tamparan dan pukulan dari dua orang perempuan beda usia itu mendarat di tubuh sang gadis.

Buumm... Prangg !

Perempuan berpakaian putri mengeluarkan energi berwarna merah untuk melindungi gadis bermata hazel. Hingga kedua perempuan yang menyerang terlempar.

Gadis yang sejak tadi agresif pada gadis bermata hazel terlempar membentur tembok, sementara perempuan paruh baya itu mengejang di lantai karena lehernya di injak makhluk tinggi besar tubuhnya berbulu lebat dan wajahnya menyerupai kera.

"Hukum mereka tapi jangan membuatnya mati, mereka harus merasakan siksaan setiap hari." ucap sang putri kerajaan dengan nada kebencian.

Sang gadis bermata hazel memeluk tubuh wanita paruh baya itu, "Mama... Jangan begini, mama kenapa? Jangan tinggalkan Nilam maaa ... " teriak gadis itu.

"Suster!! Dokter!!" teriaknya dengan kencang.

"Rose! bangun, rose!" Nilam mengguncang tubuh Rose yang sudah mengeluarkan darah dari kepala dan mulut.

Tentu saja Nilam tidak melihat apa yang terjadi di ruangan itu. Dia tidak melihat bermacam entitas ada di sana dari yang bertubuh manusia normal hingga siluman berbagai bentuk.

Mata batin Nilam masih terkunci saat itu.

Albert berdecak gelisah melihat cairan berwarna merah itu berkilat dan menggugah seleranya. Telinganya memanjang dan meruncing di bagian sudutnya, tandanya ia sangat tergiur aroma cairan kental berwarna merah itu. "Hmm... sangat menggoda." desisnya.

Banaspati melesat lagi menghampiri Albert, "bukankah kau sudah berjanji tidak akan menganggu ritual kami? Atau aku... " banaspati memberi ancang-ancang untuk menyerang.

"Wait! Wait! Baik... Aku akan duduk tenang di sini. Nih lihatlah aku akan hanya melihat dari sini." Albert duduk di atas cabang pohon nangka yang tidak pernah berbuah karena menjadi halte para hantu dan siluman yang memiliki kepentingan.

Banaspati kembali berkumpul dengan pasukan sang putri, mereka berpesta dengan buruannya.

Sang putri menghisap energi biru dan kemudaan gadis yang sedang terkapar juga wanita paruh baya itu ia hisap kemudaannya hingga wanita itu semakin menua dan beruban, penampilannya kini tidak sesuai usianya.

Siluman yang memiliki lidah panjang dan menjulur, dengan gigi yang runcing, mengobrak abrik sudut segitiga diantara pangkal pa ha Rose, aroma anyir keluar, cairan yang penanda sikluk kewanitaan itu ia hisap tanpa sisa.

Makhluk berbulu dan berwajah seperti monyet dengan gembira menggagahi gadis itu hingga aroma ruangan menjadi tidak karuan.

Sementara Nilam masih berlarian memohon pertolongan pada siapa saja yang ia temui.

Terpopuler

Comments

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

kalau di filmkan aku gak bakalan nonton.. 😰😰👿👿

2025-06-09

1

Miu Nih.

Miu Nih.

ooo dia Nilam,, lalu Rose?

2025-06-09

2

Tini Timmy

Tini Timmy

kepala kn ya kk bukan kelapa 🤣

2025-06-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!