Permainan masih berlanjut!
Karena kesalahannya sendiri, Diablo kehilangan separuh tubuhnya. Sayangnya, karena dia iblis, dia tidak akan mati.
'Tch! Aku berharap bajingan ini mati saja...!!" Batin Rigel.
Saat ini kondisi Diablo sangat lemah. Bahkan mungkin Cold dan Ray bisa mengalahkan Diablo yang sedang melemah. Namun, karena kontrak yang dibuat, kedua pihak tidak boleh menyerang satu sama lain saat permainan.
Hanya tersisa satu kesempatan Rigel untuk mengambil isi kotak Pandora dan mengakhiri Death game ini. Jika dia berhasil, semuanya dapat pulang hidup-hidup.
Saat Rigel hendak mengambil isi dari guci itu, Diablo menghentikannya.
"Otto, kau belum boleh mengambilnya."
"Kenapa memangnya?! Jika aku mengambilnya, kami dapat pulang dengan selamat!"
"hmm? Kami? Memangnya sejak kapan kau akan ikut pulang bersama mereka?" Diablo tersenyum licik.
"h-hah? A-apa maksudmu? Bukankah itu yang te-tertulis dalam kontrak?"tanya Yuri.
"Bukankah aku hanya bilang 'orang yang di pertaruhkan' memangnya aku pernah bilang kalian semua tanpa terkecuali akan kulepaskan begitu saja, hah?" Diablo memandang Yuri.
"l-lalu kenapa kau tidak bilang dari awal?!" Takumi berteriak.
"Lalu kenapa kau tidak bertanya?" Diablo tertawa mengejek para pahlawan.
"Hahahahaha, pahlawan memang benar benar menarik! Kalian telah menghilangkan kebosananku yang sudah berlangsung selama seratus tahun... Aku tidak bisa menahan kegembiraanku, ahahahaha." Dia tertawa sembari memeluk tubuhnya yang tersisa separuh itu.
'Sial, jadi, sejak awal kami telah masuk dalam permainan kata katanya?!' Rigel mengutuk
Kalau begini, hal yang telah di lakukan Rigel telah sia-sia. Dia telah mengorbankan mata kiriku hanya untuk di permainkan iblis ini?
'Apakah aku harus mengambil isi dari guci ini lagi? Ataukah aku harus kabur dari permainan ini?'Batin Rigel.
"Rigell!!" Tirith berteriak.
Rigel memandang Tirith sejenak.
'Hmm, dasar bodoh kenapa pula aku harus menjadi ragu ragu, apa yang harus aku lakukan sudah sangat jelas.'
Pikir Rigel.
Rigel tersenyum dan kata kata "aku memiliki hal yang harus aku lindungi." terus berputar di kepala Rigel. Rigel berhadapan dengan Diablo yang masih dipenuhi kebahagiaan.
"Tidak, Rigel...!! Jika kau lanjutkan permainan ini, kau hanya akan menemui ajalmu...!!!" ucap Tirith.
Rigel berbalik dan mengeluarkan senyuman terbaik yang dia bisa.
"Dari pada mengucapkan hal seperti itu yang dapat mematahkan semangatku, bukankah lebih baik kau mengucapkan hal yang dapat menguatkanku?"
Mendengar itu, Tirith menyeka pipinya yang dipenuhi air matanya. Rigel mungkin akan menyesalinya karena dia tidak akan lagi melihat keimutan Tirith jika dia gagal di sini.
"Rigel! Tetaplah hidup, dan suatu saat bawalah aku bersamamu untuk melihat bintang ibuku!"
Tirith tersenyum dengan air mata yang mulai keluar dari matanya.
"Huh, mau bagaimana lagi! Jika sudah begini aku tidak bisa mundur! " rigel berteriak, senyuman tumbuh di bibirnya.
Mendengar Rigel berteriak semua orang termasuk diablo memandangnya.
Diablo menyipitkan matanya dan terus menatap Rigel.
"Kalau begitu Tirith, akan aku tunjukan caraku menghadapi orang yang lebih kuat dariku diduniaku."
Mata Tirith terbelalak terkejut saat melihat rigel yang tersenyum dengan berani.
'Apa mungkin maksudnya hal yang pernah kutiru untuk membujuk ayah agar memperbolehkanku pergi kesini?' Batin Tirith.
"Oi, kau cecunguk Monyet. Kau bilang kau hanya akan membebaskan orang orang yang ditaruhkan saja bukan? Apakah aku termasuk orang yang di pertaruhkan?" tanya Rigel.
Urat mulai muncul di Dahu Diablo.
"Brengsek, sepertinya kau mulai lancang kepadaku ya? Hm, aku tidak akan termakan provokasi mentedihkanmu itu." ucap Diablo.
"Secara teknis kau itu pemain, berarti kau bukanlah orang yang di pertaruhkan, jadi hanya kau saja yang tidak akan ku lepaskan begitu saja." lanjutnya.
"Jadi, kau akan membebaskan para pahlawan yang lainnya bukan? Lagipula aku menjadikan mereka sebagai orang orang yang kupertaruhkan termaksud Tirith." ucap Rigel.
"Mau bagaimana lagi jika begitu. Hanya kau yang tidak akan kubebaskan." tatapan Diablo semakin tajam.
'kenapa? Sikapnya berubah. Dia sangat berbeda dengan sebelumnya. Aku sudah tidak merasakan energi ketakutan dari orang ini, dia bahkan berani memanggilku cecunguk Monyet. Apa yang sebenarnya coba dia lakukan?' Batin Diablo.
Saat ini, Rigel telah menguatkan diri dan tekadnya untuk tetap hidup dan demi Tirith yang berada di belakangnya. Rigel ingin mengambil isi dari guci, namun, tangan kanan Diablo masih berada di dalamnya.
"hoi, jika tanganmu masih berada di situ aku tidak akan bisa mengambil isinya." Ujar Rigel.
"kukuku, aku hampir lupa kalau tangan kananku baik baik saja." Balas Diablo, terkekeh.
Diablo mulai mengangkat tangan kanannya.
Dan yang dia dapatkan adalah—
"Benda apa itu? Apakah itu telur atau Semacamnya?" ucap Takumi.
"I-itu- itu adalah telur Naga...!!" ucap tirith.
Semua orang terkejut saat mengetahui itu telur naga. Itu bukan lah benda yang dapat di jumpai dengan mudah. Pada dasarnya untuk seekor naga menghasilkan telur, butuh waktu yang cukup lama ketimbang monster lainnya. Sebelum naga mengeluarkan telurnya, sang induk harus mengalirkan sihirnya kepada telur itu agar nanti dapat menjadi naga yang kuat.
"hoo?! Sepertinya kehilangan setengah tubuhku sepadan dengan yang aku dapatkan. Telur ini berasal dari naga murni dan juga sihir yang terkonsentrasi di telur ini sangat lah luar biasa!" Diablo mulai bersemangat.
"kau- apakau berniat merawat telur naga itu?! Jika iblis sekuatmu merawat naga, naga itu akan jadi bencana bahkan bagi kaum iblis!"
Ucap Tirith.
Sepertinya, jika bayi naga murni juga mendapat energi sihir kuat selain dari ibunya dia akan menjadi sangat kuat dan bisa termakan oleh kekuatannya sendiri hingga hilang kendali.
"Ya, memang bukan pilihan bagus untukl membesarkannya. Tapi, jika aku berhasil mengendalikannya, aku akan diuntungkan karna memiliki pengawal naga yang kuat."
Sial, jika iblis ini memelihara naga, akan seberbahaya apa jika berhadapan dengannya?!
"baiklah sekarang kita selesaikan permainan ini. Karena aku mendapat souvenir tidak terduga, aku tidak tertarik lagi dengan nyawa kalian. Jadi cepatlah selesaikan permainannya."
Urat mulai muncul di Dahi Rigel. Karena kontrak yang telah dibuat, Rigel masih harus mengambil isi terakhir untuk menyelesaikan permainannya.
'Kumohon, jangan sampai aku mendapatkan hal yang mengerikan!'
Rigel berdoa didalam hatinya.
Rigel memasukan lengan kirinya yang terluka kedalam guci. Rigel merasakan sesuatu seperti angin yang dapat di pegang.
'apa ini?'
Saat rigel menariknya, aura hitam keluar dari guci dan menyebar diudara.
"apa apaan ini?!" tanya Rigel.
"ini-"
Diablo pun sama terkejutnya.
Aura hitam itu mulai masuk kedalam tubuh rigel dan-
Cruch!
Tangan kiri Rigel menghitam dan meledak seperti yang terjadi kepada Diablo.
"a-arggggghh!!" rigel berteriak kesakitan.
"Rigel...!!!" 4x.
Takumi, Tirith, Takatsumi dan Yuri berteriak terhadap Rigel yang di masuki aura hitam dan lengannya yang hancur.
"Hmm? Sepertinya ada lebih banyak kecoa yang datang. Padahal ini mulai menarik, tetapi karna keadaanku yang sudah melemah aku akan undur diri sekarang." ucap Diablo.
Diablo mulai meregenerasi sayapnya yang sebelumnya hancur. Dia mulai terbang ke langit sambil tersenyum melihat Rigel yang kesakitan.
'padahal, jarang sekali aku dapat melihat hal seperti ini. Sayang sekali karna aku sedang melemah, aku harus melewatkannya.'
Sampai akhir senyum diablo tidak hilang. Diablo terbang menjauh dan mulai menghilang.
"jangan pergi kau iblis brengsek! Pengecut! Kemarilah sini, aku akan membunuhmu! "Takumi berteriak.
"Rigell!" Tirith berlari menghampiri Rigel.
Takatsumi dan yang lain mengejar dari belakang. Lalu—
"Jangan mendekatinya!" suara seseorang berteriak.
"Semua prajurit, kepung pahlawan creator!!"
Melihat ke sumber suara, disana ada Cold, Ray, Misa dan Nisa, serta seorang pria tua yang menunggangi kuda dan menggunakan zirah lengkap.
"A-ayah?"
"Raja, kenapa anda ada disini?" tanya Takatsumi.
"itu karena pahlawan Creator. Sepertinya keadaan terburuk telah terjadi."
"Ayah? Keadaan terburuk? Apa yang kau maksud ayah?! Cepatlah perintahkan prajurit untuk merawat Rigel...!!!"
"Tidak boleh. Sekarang, dia sudah bukan pahlawan suci lagi."
Raja membuat wajah kecewa.
"Bukan pahlawan suci? Apa maksudmu?!" tanya Takumi.
"seperti yang dikatakan legenda. Cahaya pahlawan creator mulai menghitam, sebelum kekuatannya lepas kendali... Dia harus dibunuh."
"cahaya apa yang kau maksud? Menghitam? Kenapa harus dibunuh?" Yuri gemetaran.
Sementara Tirith, hanya bisa menangis dan mulai bergumam.
"tidak mungkin... Tidak mungkin Rigel menjadi pahlawan yang tersesat!! "
Peristiwa yang ada dalam legenda akan terulang kembali. Apakah ini akan menjadi akhir dari creator hero?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
John Singgih
inilah alasan mengapa Rigel harus mati di awal cerita
2021-09-25
0
Pendekar
Rigel dapat nama pahlawan tersesat
2021-08-05
1
Dwi_id
Lanjutkan
2021-02-16
0