TS 02

"Bukankah kipas itu sangat bagus? Kipas itu juga sangat pas denganmu," ucap Dai Lu seraya berjalan masuk ke dalam kamar Jian Yi.

"Kakak Dai,"

"Kipas itu dibuat oleh Paman Guru, dia menggunakan kekuatan kultivasinya untuk membuanya, sehingga kipas itu bukanlah kipas yang dapat digunakan oleh sembarangan orang,"

Dai Lu melihat kipas yang berada di tangan Jian Yi, panjang kipas itu tidak sama seperti kipas pada umumnya.

Memiliki ukuran lebih panjang, dan lebih lebar dari kipas lainnya. Yang tentu saja mempunyai berat berbeda juga.

Ada kekuatan yang menyelimuti kipas itu, dan hanya dapat digunakan setelah sang pemilik meneteskan darah pada gulungan teknik kipas yang ada di dalam kotak.

"Lakukanlah! Kau tidak mungkin pergi kemanapun tanpa membawa senjata," ucap Dai Lu.

Jian Yi menatap Dai Lu, yang diangguki dengan yakin oleh wanita yang berada di depannya itu.

Dai Lu mengambil gulungan yang ada di dalam kotak coklat yang ada di atas meja, lalu memberikannya pada Jian Yi.

"Aku akan menunggu di luar," Dai Lu menepuk bahu Jian Yi dengan pelan.

"Baik, Kakak,"

Dai Lu berjalan keluar dari kamar Jian Yi lalu menutup pintu kamar itu.

Jian Yi menatap gulungan yang kini ada di tangannya, "Apakah aku benar-benar harus melakukannya?"

Jian Yi menatap keluar jendela, terlihat beberapa orang tengah berlarian sambil membawa senjata di tangan mereka.

Dengan pelan, Jian Yi meletakkan kedua benda yang ada di tangannya di atas meja, lalu dia membuka gulungan teknik kipas itu.

Gulungan itu tidak terdapat apapun, seperti sebuah gulungan yang kosong.

Jian Yi menarik napasnya perlahan, lalu menatap jari telunjuknya.

"Aku tidak tahu apakah ini bisa atau tidak, saat ini kekuatanku hanya berada pada pengumpulan Qi tingkat 4," gumam Jian Yi.

Sreet!

Tes!

Jian Yi menusukkan jepit rambut pada ujung jari telunjuknya, lalu meneteskan darah yang keluar di atas gulungan itu.

Gulungan itu seketika mengeluarkan cahaya putih, dan tubuh Jian Yi dikelilingi oleh tulisan-tulisan yang keluar dari gulungan itu.

Dengan cepat tulisan-tulisan itu masuk ke dalam kepala Jian Yi. Membawanya ke tempat di mana semuanya berwana kuning keemasan, dan dipenuhi oleh tulisan-tulisan tentang teknik kipas yang akan diserap oleh Jian Yi.

Bruk!

Dai Lu yang berdiri di depan pintu, mendengar sesuatu yang jatuh cukup keras dari dalam kamar Jian Yi.

Brak!

Pintu kamar terbuka lebar, kedua mata Dai Lu menatap dengan terkejut pada tubuh Jian Yi, yang tergeletak di atas lantai.

"Jian Yi!"

Dai Lu berlari mendekati tubuh Jian Yi.

"Jian Yi, Jian Yi!" ucap Dai Lu seraya mengangkat tubuh Jian Yi.

Dai Lu melihat ke atas meja, dan di sana hanya ada kipas yang telah terbuka. Namun gulungan yang bersama kipas sudah tidak ada lagi.

"Jian Yi, bangunlah!" Dai Lu.

Dai Lu mengangkat tubuh Jian Yi, dan membawanya ke tempat tidur.

Tubuh Jian Yi dibaringkan dengan hati-hati.

"Gulungannya sudah tidak ada, apakah kau telah berhasil menyerapnya dan tidak bisa menahan kekuatan itu?" gumam Dai Lu.

Dai Lu menatap Jian Yi yang terbaring di atas tempat tidur, dia kembali ingat ketika Jian Yi tidak sadarkan diri setelah memberikan inti kultivasinya pada Yi Ling.

Selama lebih dari15 hari Jian Yi tidak sadarkan diri saat itu, dan tentu saja hal tersebut ditutupi oleh orang-orang yang mengetahui tentang hal itu.

"Kau sudah melakukan banyak hal, dan sekarang kau..."

Air mata Dai Lu menetes

Keluarga Wen berhutang banyak pada Jian Yi, dan meski harus memberikan semua kekayaan yang dimiliki, keluarga Wen tidak akan bisa membayar hutang itu pada Jian Yi. Meski Jian Yi sendiri adalah anggota keluarga Wen.

...----------------...

[Perguruan Xuan]

Jin Cheng terlihat tengah melatih ilmu tenaga dalamnya di dalam kamar, pedang yang selalu dia bawa berada tepat di samping kanannya.

"Kakak kedua, Yang Mulia meminta anda untuk pergi ke istana sekarang," ucap seseorang dari luar kamar.

Kedua mata Cai Jin Cheng perlahan terbuka, lalu menatap lurus ke depan.

"Aku akan segera ke sana," ucap Jin Cheng.

Jin Cheng menoleh dan menatap pedang miliknya, "Hanya berselang tiga hari, setelah para murid unggulan dari empat perguruan tinggi berkultivasi di dalam gua, seperti apa yang diinginkan olehnya. Sekarang apa lagi yang dia inginkan?"

Setelah mendengar cerita dari beberapa adik seperguruannya, Jin Cheng merasa adanya kejanggalan dari peperangan yang terjadi ketika dirinya dan ketiga murid unggulan lain berkultivasi.

Ditambah, tidak biasanya Raja memberikan perintah dan juga menyediakan tempat untuk berkultivasi tertutup pada para murid unggulan.

Kedua tangan Jin Cheng mengepal, dan dengan cepat dia mengambil pedang miliknya, setelah itu dia pun pergi ke istana kerajaan.

Di halaman perguruan, beberapa murid melihat Jin Cheng berjalan keluar dari gerbang perguruan mereka.

"Kakak kedua ingin pergi kemana?" ucap salah satu murid itu.

"Jika tidak salah, Yang Mulia meminta empat murid unggulan yang dua bulan lalu berkultivasi tertutup, untuk datang ke istana kerajaan,"

"Ke istana kerajaan?"

"Benar,"

"Tidak seperti biasanya,"

"Kita tidak tahu apa yang direncanakan oleh Yang Mulia, tapi apapun itu pasti akan sulit untuk kita menolak keinginannya,"

Beberapa murid itu saling menatap lalu mengangguk.

Jin Cheng terus berjalan melewati toko dan rumah rakyat, tatapannya lurus ke depan seolah tidak peduli pada orang-orang yang melihatnya dengan tatapan kagum dan juga iri.

Jin Cheng sengaja tidak menggunakan kekuatannya untuk terbang ke istana, karena dia ingin tahu sejauh mana kesabaran Raja Qin.

Bagi Jin Cheng menjadi murid unggulan perguruan Xuan bukanlah tujuannya melatih diri di dalam perguruan itu, namun di dunia persilatan itu jika dia tidak berkultivasi, maka kehidupannya hanya akan menjadi beban banyak orang.

Jin Cheng menatap tembok tinggi yang berada di depannya, tembok yang memisahkan antara bangunan kerajaan dengan bangunan kecil milik para rakyat.

Sreet!

"Ada keperluan apa kau datang ke istana?" ucap salah satu pengawal seraya menghadang Jin Cheng dengan tombaknya.

"Yang Mulia...."

"Yang Mulia meminta murid unggulan dari keempat perguruan untuk datang, untuk apa kalian menghalanginya?" ucap seseorang yang berdiri di belakang Jin Cheng.

"Kau adalah..."

"Dia adalah Kakak Cai Jin Cheng, murid unggulan dari perguruan Xuan,"

Jin Cheng yang sejak tadi diam, hanya bisa menatap pengawal istana yang berdiri di depannya.

"Maafkan kami, kami tidak mengetahuinya. Jika begitu, silakan!" ucap Pengawal istana itu.

Jin Cheng berjalan melewati dua Pengawal istana itu, tanpa peduli pada orang yang tadi berbicara di belakangnya.

Orang yang tadi berbicara, segera berjalan mengikuti Jin Cheng.

"Kakak Jin Cheng, tunggu aku!" ucap orang itu.

Jin Cheng tidak peduli pada panggilan orang itu, saat ini dia hanya ingin bertemu dengan Raja Qin, dan mengetahui apa yang dia rencanakan.

Orang yang sejak tadi mengikuti Jin Cheng mulai kesal, "Bukankah sekarang seharusnya murid unggulan perguruan Xuan berterima kasih padaku? Jika bukan karena aku, kau pasti..."

"Jika bukan karena kau yang terus berbicara, aku bisa melewati para Pengawal istana itu dengan token yang aku miliki," ucap Jin Cheng tanpa berbalik.

Orang itu terdiam, dia lupa jika Jin Cheng memiliki token yang dapat membuatnya keluar masuk istana dengan mudah.

Terpopuler

Comments

Libra

Libra

namanya jin cheng bacanya mlah jian cheng kepleset terus🤣
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus

2025-06-13

0

🟡。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ³🐾༢࿔ྀુ

🟡。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ³🐾༢࿔ྀુ

sifat jin cheng kya es batu🤣🤣

2025-06-10

0

🟡。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ³🐾༢࿔ྀુ

🟡。𝄟≛⃝乚ίɴλᵐʳˢ•ᵒᵗᵗᵉʳ³🐾༢࿔ྀુ

kyanya ada yg janggal yaa

2025-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!