Sore hari, Lisa sedang mengemudikan mobilnya setelah kembali dari perusahaannya. Perasaan Lisa masih tidak enak memikirkan kondisi kesehatan kakeknya. Jika dia tidak segera mengambil keputusan, Lisa takut sesuatu yang terburuk akan terjadi kepada kakeknya.
Muncul niatan dalam benaknya untuk menikah demi kesembuhan dari kakeknya. Tapi Lisa juga bingung karena selama ini tidak ada satupun pria yang dia sukai.
Sementara Evan yang baru saja pulang bekerja sedang berjalan kaki menyebrangi jalan raya di sebuah lampu merah untuk menuju kembali ke rumahnya. Tiba-tiba saja sebuah mobil melaju ke arahnya, sehingga membuat Evan terkejut.
Mobil itu adalah mobil yang di kendarai oleh Lisa. Lisa tampak kurang fokus mengemudikan mobilnya karena memikirkan tentang masalah pernikahan dan kakeknya.
Setelah menyadari ada orang yang hendak dia tabrak, Lisa segera menginjak rem mobilnya dengan cepat.
"Cit..." suara gesekan ban mobil dan aspal terdengar dengan keras di sana.
Akhirnya mobil Lisa dapat berhenti tepat waktu sebelum menabrak Evan. Bekas gesekan ban mobil sepanjang beberapa meter juga terlihat di jalanan.
Lisa segera turun dari mobil untuk melihat kondisi orang yang hampir saja dia tabrak. Sementara tubuh Evan tampak gemetaran karena nyaris saja dirinya di tabrak mobil.
"Kamu bagaimana mengendarai mobil, apa tidak melihat lampu rambu lalulintas sedang merah," ujar Evan dengan marah-marah.
"Atau jangan-jangan SIM yang kamu dapatkan hasil nembak," sambung Evan.
Evan hendak mengatainya lagi, tapi seketika langsung terperangah melihat sosok Lisa yang turun dari dalam mobil.
Sesosok wanita dengan kulit yang begitu putih bersih di topang kedua kaki yang jenjang membuatnya Evan terdiam.
"Cantik sekali," pikir Evan.
Lisa terlihat sangat cantik sekali dengan rambut panjang bergelombang. Kulitnya yang begitu putih dengan hidung yang mancung semakin tampak mempesona. Di topang dengan tubuh tinggi dan kaki yang jenjang membuatnya semakin sempurna.
"Maaf-maaf, hampir saja aku menabrak mu, kamu tidak apa-apa bukan?" ujar Lisa dengan rasa bersalah.
"Eh, aku baik-baik saja," balas Evan.
Evan yang sebelumnya marah, begitu mengetahui wanita cantik yang keluar dari dalam mobil, seketika tidak jadi marah.
"Bagaimana jika aku bawa kamu pergi ke rumah sakit?" tanya Lisa.
"Tidak perlu, aku juga tidak terluka," jawab Evan.
"Aku tadi sedang tidak fokus, jika kamu merasakan sesuatu di tubuhmu, aku akan bertanggung jawab membawamu berobat," ujar Lisa.
"Aku baik-baik saja, lain kali kamu harus lebih berhati-hati, jika tidak, kamu bisa membahayakan nyawa seseorang," balas Evan.
"Iya," ujar Lisa.
Lisa tentu saja merasa bersalah atas kejadian barusan. Jika dia tidak tepat waktu menghentikan kendaraannya, tentu saja pria di hadapannya ini mungkin berada di dalam bahaya.
Kemudian ponsel milik Lisa berdering mendapatkan panggilan telepon dari asisten rumah tangganya. Lisa juga segera menjawab panggilan tersebut.
"Halo," ujar Lisa di telepon.
Asisten rumah tangga itu langsung mengatakan bahwa kakek Darmawan kondisinya semakin memprihatikan. Kakek Darmawan kini menolak untuk makan dan minum obat sebelum Lisa memenuhi keinginannya untuk segera menikah.
Lisa yang mendengarnya seketika juga langsung menjadi panik. Jika kakeknya menolak untuk makan dan minum obat, tentu saja ini semakin membuat kondisi tubuhnya semakin buruk.
"Bibi, apa kah bibi sudah membujuk kakek?" tanya Lisa.
"Nona Lisa, semua cara telah bibi coba, tapi tuan besar tetap menolak dan mengusir bibi dari kamarnya," jawab asisten rumah tangga dengan nada bicara tidak berdaya.
"Bahkan tuan besar juga berkata, tidak akan makan sebelum nona Lisa menikah," sambungnya.
"Baiklah bi, Lisa paham," ujar Lisa.
Panggilan telepon itu kemudian berakhir. Sementara kakek Darmawan di kamarnya sedang santai sambil makan dengan lahap.
"Tolong ambilkan aku nasi lagi, takutnya Lisa tiba-tiba saja pulang!" ujar kakek Darmawan kepada asisten rumah tangga.
"Baik tuan besar," balas asisten rumah tangga.
Sandiwara kakek Darmawan terus berlanjut dengan lancar. Semua itu akan terus dia lakukan sampai Lisa menuruti keinginannya.
Sementara Lisa sendiri kini semakin pusing memikirkannya. Jika kakeknya terus seperti ini, maka kondisinya semakin memburuk dan akan bisa berakibat fatal bagi dirinya.
Tanpa sengaja Lisa mulai melihat ke arah Evan yang sebenarnya lumayan tampan walaupun hanya menggunakan pakaian yang sederhana saja. Seketika terbesit pikiran di benak Lisa terhadap Evan.
"Siapa namamu mu dan apa pekerjaan mu sekarang?" tanya Lisa kepada Evan.
"Eh..." Evan sedikit terkejut tiba-tiba saja wanita cantik di hadapannya ini bertanya tentang dirinya.
"Aku Evan, aku berkata sebagai pekerja konstruksi bangunan," jawab Evan.
"Pekerja konstruksi," ujar Lisa sejenak berpikir dengan tangan memegang dagu.
Ternyata pria di hadapannya ini adalah seorang pekerja konstruksi, tapi Lisa justru tampak senang. Dengan demikian, Lisa justru akan lebih mudah mengaturnya ke depannya.
"Aku Lisa, apa kamu mau menikah dengan ku?" tanya Lisa.
"Uhuk... uhuk..." Evan langsung terbatuk.
Sontak saja Evan kaget bukan main mendengarnya. Tiba-tiba saja ada seorang wanita yang sangat cantik mengajaknya untuk menikah begitu saja.
"Nona, apa yang kamu bicarakan, kita baru bertemu sekali, apa kamu salah berkata?" balas Evan.
Evan merasa Lisa ini hanya berbicara asal saja, mana mungkin wanita secantik dia mau menikah dengan seorang pria miskin sepertinya.
"Tidak usah banyak bicara, kamu mau atau tidak?" tanya Lisa.
Evan langsung terdiam dan melihat raut wajah Lisa yang begitu serius, menandakan bahwa Lisa tidak sedang bercanda.
"Hanya orang bodoh yang menolak untuk menikah denganmu," jawab Evan.
Lisa begitu sangat cantik dan sempurna, pria mana yang tidak mau menikah dengannya, pikir Evan.
"Kalau begitu ikut denganku!" ujar Lisa.
Satu jam kemudian Evan dan Lisa baru saja keluar dari kantor pencatatan sipil. Terlihat dua buku nikah yang telah di pegang oleh masing-masing Evan dan Lisa.
Evan merasa ini seperti mimpi bahwa dirinya kini baru saja menikah dalam sekejap. Ada perasaan senang yang tidak bisa di ungkapkan dia dalam dirinya.
Entah kebaikan apa yang telah dia lakukan sebelumnya, sehingga bisa menikah dengan seorang wanita cantik bak seperti seorang dewi.
"Masukan nomor ponselmu!" ujar Lisa menyodorkan ponselnya.
Evan juga segera menabahkan nomor ponselnya ke dalam ponsel milik Lisa.
"Jika aku membutuhkanmu aku akan menghubungimu," ujar Lisa berjalan pergi masuk ke dalam mobilnya.
"Eh..." Evan tampak bingung.
"Kita baru menikah, kamu mau kemana?" tanya Evan.
"Kamu jangan berpikir terlalu berlebihan," balas Lisa.
Lisa mulai mengatakan bahwa dirinya menikah dengan Evan hanya menginginkan statusnya saja. Lisa hanya membutuhkan buku nikahnya saja untuk dia tunjukkan kepada kakeknya.
"Aku pergi dulu, kamu bisa mencari taksi untuk kembali," ujar Lisa.
Lisa mulai menjalankan mobilnya pergi dari sana. Lisa menuju kembali ke rumahnya untuk menunjukkan kepada kakeknya bahwa dirinya kini telah menikah seperti apa yang d inginkan olehnya.
Sementara Evan akhirnya mengerti mengapa tiba-tiba saja ada seorang wanita cantik yang mengajaknya menikah. Ternyata wanita tersebut hanya ingin memanfaatkan nya saja. Terlihat raut wajah kecewa dari Evan yang akhirnya hanya bisa menghela nafasnya saja.
"Sialan, pernikahan macam apa ini, bila tahu seperti ini, lebih baik aku tolak saja," gerutu Evan sendiri.
Lisa sendiri mengemudikan mobilnya segera menuju kembali ke rumahnya. Sampai di rumah, Lisa segera menuju ke kamar kakeknya.
Mengetahui Lisa cucu perempuannya telah kembali, kakek Darmawan segera berbaring kembali di ranjangnya dan berpura-pura sakit.
"Lisa kamu sudah kembali," ujar kakek Darmawan dengan suara lirih.
"Kakek kenapa tidak mau makan dan minum obat, Lisa sangat khawatir sekali?" tanya Lisa.
"Tidak apa, biarkan saja, uhuk... uhuk..." jawab kakek Darmawan sambil berbatuk.
"Toh cucu kesayangan kakek juga sudah tidak perduli lagi, buktinya satu permintaan kakek saja sulit sekali untuk di penuhi," sambung Kakek Darmawan.
"Soal itu aku sudah memenuhinya, kakek sekarang tidak perlu khawatir lagi," ujar Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ila Ila
lanjut thor
2025-06-05
1