Ada cerita di batas senja
Jika senja senang bersama ku
ku mohon jangan membuat cerita pilu untuk ku.
Sepanjang jalan senja menemani perjalanan Elang, pria itu hanya ingin cepat sampai di rumah Chandra untuk memberitahu kabar baik untuk adik nya.
Tubuh nya sangat lelah, mata nya mengantuk, sesekali pria itu membuka mulut untuk membuang rasa kantuk yang menjalar. Namun naas, mobil yang di kemudikan Elang tak sengaja menabrak truck dari arah berlawan.
Pria itu terkulai dengan cairan merah yang merambat keluar dari kulit kekar nya. Kedip mata menatap memohon pertolongan.
Di rumah Chandra, perasaan Rindu sangat gelisah tak seperti biasa nya, bahkan wanita itu serasa hendak menangis namun ia tak tahu harus menangis untuk apa.
"Kamu kenapa?" tanya Wulan saat melihat air mata Rindu mengalir begitu saja.
Rindu memeluk Wulan, "Entah lah tante, perasaan Rindu sangat sedih bahkan hati Rindu seakan perih." ucap nya dalam isak.
Chandra menghampiri Rindu yang masih dalam pelukan mamah nya. "Katakan Rindu, apa yang membuat mu menangis sepilu ini?"
"Aku tidak tahu mas."
Tak lama, sebuah panggilan telpon masuk di ponsel milik Chandra, Chandra sedikit menjauh untuk mengangkat telpon tersebut.
Tubuh nya kaku, mulut nya menganga tidak percaya dengan berita yang baru saja ia dapat.
"Apa yang harus aku sampaikan pada Rindu?" batin nya gelisah.
Chandra menghampiri papah nya, memberi kabar yang baru saja ia dapat. Gautama syok namun sebisa mungkin ia bersikap tenang.
"Rindu..." ucap Chandra namun Rindu hanya menoleh dengan mata berair.
"Ayo kita pergi ke suatu tempat." ajak Chandra.
Rindu dan Wulan bingung, "Kemana?" tanya Rindu.
"Sudahlah, ayo cepat." ujar Chandra sambil menarik tangan Rindu.
Gautama juga menarik tangan istri nya, menyusul langkah Chandra yang lebih dahulu. Gautama memberi tahu istri nya, sontak membuat wanita paruh baya itu syok bukan main.
Chandra melajukan mobil nya dengan sangat kencang, jantung nya berdetak tak karuan bahkan hati nya gelisah memikirkan apa yang akan terjadi pada Rindu.
"Kita mau kemana mas kok buru-buru?" tanya Rindu panik saat mobil melaju dengan kencang.Chandra hanya diam, pria itu focus pada jalan yang cukup ramai.
Dua puluh menit kemudian, mereka tiba di depan salah satu rumah sakit terbesar yang ada di kota itu.
"Mas siapa yang sakit?" tanya Rindu panik, bahkan hati nya sudah mulai tidak karuan.
Langkah Chandra terhenti saat mereka tiba di depan ruang ugd rumah sakit, Chandra memegang pundak Rindu. "Tabah kan hati mu Rindu......" ucap Chandra namun ia tak dapat melanjutkan nya.
"Katakan mas?" pinta Rindu sekali lagi.
"Kak Elang kakak mu mengalami kecelakaan." ucap Chandra dengan satu tarikan nafas. Rindu menggeleng tidak percaya, air mata yang sudah kering kini kembali jatuh membasahi pipi.
"Katakan kalau semua ini bohong mas." ucap nya dalam isak.
Chandra dan kedua orang tua nya diam, membuat Rindu semakin histeris memanggil nama kakak nya. Rindu lemah, wanita itu sudah tidak sadarkan diri. Wulan juga menangis, bahkan ia mencoba menguatkan gadis yang akan menjadi menantu nya itu.
Chandra menggendong Rindu, merebahkan wanita itu brankar salah satu ruang rawat.
Sementara Gautama, ia memilih menunggu dokter yang sedang menangani Elang.
Rindu sadar, ia memeluk Wulan tangis nya pilu, isak nya menderu, wanita itu rapuh sekarang hati nya retak tak bertuan. Wulan dan Chandra berusaha memberi pengertian kepada Rindu, dengan besar hati Rindu mulai menerima kenyataan yang ada di depan mata.
"Aku ingin menunggu kakak mas." pinta nya lirih, suara nya parau.
Chandra dan Wulan menggandeng Rindu menuju ruangan Ugd, nampak jelas wajah kepasrahan dari Rindu.
Tak berapa lama, seorang pria berbaju putih keluar dari ruangan mengerikan itu, sontak membuat Rindu berlari ke arah dokter tersebut dengan bersimpuh.
"Selamatkan kakak saya dok, dia satu-satunya keluarga yang ku punya saat ini." mohon Rindu dalam tangis nya. Chandra dengan cepat memapah Rindu agar bisa berdiri.
"Korban selamat, hanya saja salah satu kaki nya patah akibat terjepit badan mobil." tutur dokter membuat semua orang bisa bernafas lega.
"Apa saya boleh masuk dok?" tanya Rindu.
"Silahkan, tapi hanya dua orang saja."
Bergegas Rindu di temani Chandra masuk ke dalam ruangan di mana Elang terbaring. Rindu kembali menangis, melihat kakak nya terbaring tak berdaya bahkan mata nya masih setia terpejam.
"Maafkan Rindu kak." ucap nya lirih "Jika Rindu tidak meminta permintaan itu pasti kakak tidak akan seperti ini."
Chandra memberi semangat juga kekuatan untuk calon istri nya, bahkan sekarang Rindu sudah tak bisa berkata di dalam pelukan Chandra.
Di luar ruangan, Gautama dan Wulan menunggu dengan harap cemas, "Papah harus menghubungi Hisyam mah, dia harus tahu." ucap Gautama kemudian meninggalkan istrinya untuk menelpon seseorang.
Hii...terimakasih sudah mampir di karya pertama oppa, mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan di hati para pembaca. Mohon maaf juga jika dalam setiap penulisan terdapat banyak Typo.
Jangan lupa Like Rate Coment and Vote karya oppa ya😊
Karena Vote kalian adalah semangat oppa😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
R⃟ tinilare 💕
kasihan nasib rindu
2020-11-25
1
🍬W⃠Uus🌿
semoga rindu rabah menghadapi cobaan😭
2020-11-11
3
Cika🎀
kak kata mutiaramu bagus sekali😐😐 dan akhirnya pikiranku tumpul tak mampu mengeluarkan kata2 manisku😂😂😂😂
2020-11-06
1