Bab 20

Keesokan harinya,seperti biasanya Nadia bangun pagi-pagi. Tapi dia merasakan sakit di bagian bawah.

"Aduh...." rintihnya.Ternyata Ardian mendengarnya.Dia membuka matanya.

"Kenapa,Nad?"

"Sakit di sini." Nadia menunjuk ke arah pangkal pahanya.

"Maafin aku ya.semalam udah bikin kamu kesakitan."

Nadia hanya tersenyum dan membelai pipi Ardian.Dia memakai baju piyama nya.

"Mau ke mana?"

"Mandi." Nadia berjalan menuju ke kamar mandi dengan jalan sedikit tertatih. Ardian hanya melihatnya sampai masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar gemericik air dari kamar mandi. Beberapa saat kemudian Nadia keluar dari kamar mandi telah berganti pakaian.

"Mas mandi sana."

"Siap tuan putri..." Ardian ke kamar mandi. Tapi sebelumnya,dia mencium pipi Nadia yang sedang mengeringkan rambutnya.Nadia hanya menggeleng. Setelah dia rapi,dia menyiapkan baju kerja Ardian. Selesai mandi, Ardian memakai baju kerja nya. Nadia duduk di sofa memandangnya sambil bertopang dagu.

"Ada yang aneh?" tanya Ardian sambil melihat dirinya sendiri.Nadia tersenyum,menghampiri Ardian dan merapikan bajunya

"Gak ada.Ayo,sarapan..." Nadia membawa tas kerja Ardian dan menuju ke ruang makan sambil memeluk mesra lengan Mereka sarapan tanpa bersuara.Selesai sarapan,Nadia mengantarkan Ardian sampai ke mobilnya.

"Hati-hati ya mas..." kata Nadia sambil mencium punggung tangan Ardian.

"Iya." Ardian mengecup kening Nadia.

"Oh iya mas nanti Nadia ke kantor boleh gak?"

"Mau ngapain?"

"Mau makan siang bareng mas.Boleh gak?"

"Ya udah ntr di jemput mang Ujang."

"Iya."

"Aku berangkat ya..." Ardian masuk mobil dan mang Ujang segera melajukan mobilnya.Nadia segera menuju dapur.Dia ingin masak makanan kesukaan Ardian sebagai menu makan siang.

"Sedang apa,Non?" tanya mbok Iyem yang baru selesai menyiram bunga di taman belakang rumah.

"Ini mbok mau masak buat makan siang mas Ardian."

"Di antar ke kantor gitu,Non?"

"Iya.Nanti Nadia yang antar."

"Oh,gitu. Boleh simbok bantu?"

"Boleh,mbok." Nadia memasak ayam bakar kecap di bantu mbok Iyem.Dia bertekad,apapun yang terjadi,makan siang kali ini harus berhasil.

"Mbok,minta tolong selesaiin ya.Nadia mau ke kamar dulu."

"Iya,Non..." Nadia ke kamar dan beristirahat sebentar sebelum berangkat ke kantor Ardian.

30 menit kemudian. Ponsel Nadia berdering. Dengan malas,Nadia mengangkat nya.

"Say,jadi ke kantor gak..." Nadia terkejut.Ardian yang telfon.

"Astaga...maaf mas,Nadia ketiduran.Iya jadi."

" Ya udah. Di jemput mang Ujang ya.Kalau udah sampai, langsung ke ruangan..."

"Iya mas.Nadia siap-siap dulu.bye..." Nadia menutup telponnya. Nadia segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor Ardian.

"Mbok,tadi udah di siapin..."

"Udah ,Non.Ini..." Mbok Iyem menyerahkan paper bag yang berisi makanan yang mereka masak tadi.

"Makasih ya mbok. Nadia jalan dulu ya..."

"Iya Non. Hati-hati..." Nadia mengangguk.Dia menuju ke mobil mang Ujang yang telah datang. Karena jalanan tidak macet,30 menit kemudian Nadia sudah sampai kantor Ardian. Dia langsung menuju lantai 15, tempat ruangan Ardian berada. Dia menemui Siska, sekretaris Ardian.

"Selamat siang mba..." Sapa Nadia.

"Selamat siang. Ada yang bisa di bantu?"

"Bisa bertemu dengan bapak Ardian?"

"Maaf dengan ibu siapa?"

"Nadia."

"Oh, silahkan masuk,ibu. Bapak Ardia sudah menunggu." Siska mengetuk pintu ruang kerja Ardian.

"Masuk.." kata Ardian dari dalam. Siska membuka pintu.

"Maaf pak,tamu yang bapak tunggu sudah datang.

Silahkan masuk,ibu..."

"Terimakasih,mba..." Nadia masuk dan menutup pintu. Dia melihat Ardian sedang berbincang serius dengan Dion.

"Mas..." Nadia mencium punggung tangan Ardian.

"Sayang,kamu tunggu di sofa dulu ya.Mas selesaikan ini dulu..." Nadia mengangguk dan menuju sofa. Di letakkan nya paper bag yang dia bawa di atas meja. Dia memperhatikan Ardian dan Dion yang tengah serius berdiskusi. Setelah 30 menit, diskusi mereka selesai. Ardian tersenyum dan menghampiri Nadia.

"Nunggu lama ya.."

"Gak apa-apa."

"Kamu bawa apa?"

"Makanan untuk makan siang..." Ardian mengangguk.Nadia segera menghidangkan makanan itu.

"Aku balik dulu ya..." kata Dion

"Kakak mau ke mana?" tanya Nadia.

"Balik ke ruangan,Nad..."

"Sini makan siang bareng. Pasti belum makan kan?"

"Ih,kenapa di suruh gabung sih.." sunggut Ardian.

"Memangnya kenapa,mas?"

"Ganggu aja !"

"Gak boleh gitu,ah. Kan gak tiap hari bisa makan siang bareng begini.Lagian kak Dion kan sahabat mas juga..".

"Kamu ini ya.." Ardian mencubit hidung Nadia dengan gemas. Nadia memanggil Dion.

"Sini kak,kita makan siang bareng..." Dion datang bergabung. duduk di sofa seberang Ardian

"Makasih ya Nad..." Mereka menikmati makanan itu. Sekali-kali, Ardian menyuapi Nadia demikian pula sebaliknya. Dion terpaku melihatnya.

"Nasibnya orang jomblo." bisiknya lirih.

" Kenapa,kak?" tanya Nadia.

"Gak kenapa-kenapa."

"Buruan nikah biar ada tang ngurusin.." kata Ardian.

"Boro-boro nikah,pacar juga belum punya..."

"Makanya buruan tembak di Lala. Ntar kal ad u udah di duluin orang, nyesel lho." kata Nadia.

"Uhuk..uhuk..uhuk..." Dion terbatuk-batuk.Nadia memberikan segelas air putih.

"Pelan-pelan makannya,kak.."

"Lagian kamu ngomongnya begitu..."

"Kenapa memangnya? Nadia tau kok kalau kak Dion suka sama Lala. Iya kan..." Nadia menggoda Dion

"Apaan sih kamu..."

"Ah,kak Dion mah gitu.Lala orangnya baik kok. Gak nyesel kalau kakak jadiin dia pacar,apa lagi istri."

"Ah, udah ah. Ngomongnya mulai ngawur..." Dion melanjutkan makannya,sementara itu Ardian hanya geleng-geleng kepala mendengar obrolan mereka.

Terpopuler

Comments

Yuka Sifa

Yuka Sifa

🤣🤣Dion sama aku aja🤭

2021-08-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!