Bab 18

Sesampainya di rumah,Nadia segera mengompres memar pipinya dengan es batu. Ardian nampak sangat khawatir.

"Sayang .." Ardian duduk di hadapan Nadia.Dia membantu Nadia mengompres memarnya.

"Nad,maafin aku ya..."

"Maaf? Maaf untuk apa,Mas?"

"Minta maaf karena aku gak bisa jagaiin kamu dari Starla tadi." Nadia tersenyum.

"Enggak,mas.mas gak perlu minta maaf.Justeru Nadia berterimakasih karena mas udah belain Nadia.Mas udah buktiin ke Nadia,kalau mas udah berubah.Mas yang sekarang bukan mas yang dulu..."

"Jadi,kamu udah maafin aku?"

"Iya, mas.Nadia udah maafin mas kok.."

"Terimakasih,sayang.Aku bahagia mendengarnya.Terimakasih.." Ardian memeluk Nadia.Hatinya bahagia.

"Sekarang kamu tidur ya..." Ardian menggendong Nadia dan membaringkan nya di tempat tidur.

"Mas mau ke mana?"

"Ada kerjaan yang harus aku selesaikan.."

"Mas di sini aja ngerjain nya.."

"Iya. Aku ambil laptop dulu ya..." Ardian ke ruang kerja untuk ambil laptop.Tapi begitu masuk kamar,Nadia telah terlelap. Ardian tersenyum.

"Selamat tidur,sayangku. Semoga mimpi indah..." Ardian mengecup kening Nadia,lalu melanjutkan Pekerjaannya yang tertunda tadi.

.

Pagi harinya,Nadia bangun kesiangan. Dia masih merasakan sakit di pipinya karena kerasnya tamparan Starla kemarin.Nadia tak melihat Ardian.Nadia segera mencuci muka dan menggosok gigi. Ketika keluar dari kamar mandi,Nadia melihat Ardian membawa nampan berisi sarapan. Ardian tersenyum melihat Nadia telah bangun.

"Udah bangun, sayang..."

"Mas kok gak bangunin aku sih.."

"Aku gak tega bangunin.Habis kamu tidurnya pulas banget. Oh iya,mana pipi kamu yang sakit." Nadia menunjukkan pipi yang kemarin di tampar Starla. Tanpa permisi, Ardian mencium pipi Nadia. Nadia terkejut.

"Mas..."

"Biar cepet sembuh." Ardian tersenyum manis sekali. Nadia tersipu malu.

"Sarapan yuk..." Nadia duduk di sofa.Dia heran,di nampan hanya ada satu piring makanan.

"Kok cuma satu piring,mas? Mas Ardian udah sarapan?"

"Belum."

"Tapi kok cuma 1 piring."

"Aku mau satu piring berdua sama kamu.." Lagi-lagi Nadia tersipu malu.

"Lady first..buka mulutmu.." Ardian menyuapi Nadia.Begitu seterusnya.Bergantian saling menyuapi hingga makanan itu habis.Nadia membawa nampan berisi piring kotor itu ke dapur.setelah itu menyusul Ardian ke depan.

"Aku berangkat dulu ya..." Nadia mencium punggung tangan Ardian. Ardian mengecup kening Nadia.

"Iya,mas. Hati-hati ya..."

"Iya."

" Oh iya mas,ntr Nadia undang Lala ke rumah boleh ya.."

" Iya boleh.."

" Makasih ya mas..." Ardian mengangguk dan segera masuk mobil, dan menuju kantor. Setelah mobil Ardian menghilang dari pandangan,Nadia segera menelfon Lala.

"Halo,Nad..."

"La, kamu lagi off kerja gak...?"

"Aku lagi ambil cuti nih. Memangnya ada apa?"

"Main ke rumah ku ya. Aku lagi pengen ada teman ngobrol nih.."

"Oke. kirim alamatnya ya.."

"Siip! Aku tunggu ya. Bye.."

"Bye.." Nadia menutup telponnya dan segera mengirimkan alamat rumah ke Lala. Sambil menunggu Lala datang,dia membersihkan diri.

2 jam kemudian. Mbok Iyem mengetuk pintu kamar Nadia.

"Non,ada tamu.."

"Siapa mbok..?"

"Non Lala."

"Iya mbok.Nadia ke bawah..." Nadia segera ke bawah menemui Lala.

"Hai Nad..." sapa Lala.

"Ha, La. Sampai juga akhirnya.." Nadia dan Lala saling cipika cipiki.Mereka duduk di ruang tamu.

"Gila, kamu tinggal di tempat kayak istana begini,Nad..." kata Lala memandang berkeliling penuh kekaguman.

"Rumah mas Ardian.." Nadia merendah.

"Oh iya,kamu punya hutang ke aku."

"Hutang? Hutang apaan?"

"Hutang penjelasan tentang pernikahan kamu,"

"Oh itu ya." Nadia diam sesaat. Dia menatap temannya itu.

"Sebelumnya aku minta maaf ya La karena waktu aku nikah,aku gak ngundang kamu."

"Memangnya kenapa?"

"Begini ceritanya..." Nadia mulai menceritakan awal mula dia bisa menikah dengan Ardian dan alasannya kenapa dia tak mengundang Lala. Lala mendengarkan dengan seksama.

"Begitu ceritanya,La. Sekali lagi maafin aku ya gak ngundang kamu..."

"Oh,gitu.Gak apa-apa sih. Eh ngomong-ngomong udah itu belum..."

" Itu apaan?"

"Itu lhoo..."

"Itu apaan sih..??"

"Ih pura-pura gak tau.." Lala mulai kesal.

"Beneran deh aku gak ngerti maksud kamu."

"Itu lho malam pertama..." Tiba-tiba Nadia tertawa. Lala sampai terkejut

"Kenapa tertawa?" tanya Lala.

"Habis pertanyaan kamu aneh. Aku aja gak kepikiran sampai situ." Lala makin terkejut mendengar jawaban Nadia.

"Ya ampun, Nad.Kalian udah beberapa bulan menikah tapi belum malam pertama ?"

"Gimana mau malam pertama.Dianya dingin gitu ma aku. Ah,udah ah. Ngapain malah ngebahas itu. Oh iya kamu sama kak Dion gimana?"

"Gimana apanya?"

"Udah jadian belom."

"Gak.kita gak jadian."

"Belom kali."

"Ah udahlah gak usah di bahas lagi." Nadia tersenyum. Dia melihat ada rona merah di wajah Lala saat Nadia ngomongin soal Dion

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!