Bab 16

Nadia duduk di teras balkon sambil melipat kakinya.Di letakkan dagu nya di kedua lutut nya.Nadia melamun,sehingga tak menyadari kehadiran Ardian.

"Nad,kamu masih marah sama aku?" tanya Ardian sambil duduk di sebelah Nadia.Nadia hanya melirik,tak bergeming.

"Nadia..." Nadia menarik nafas panjang.

"Sudahlah,mas.Jangan ganggu Nadia.Nadia ingin sendiri."

"Nadia, maafin aku.Apa yang kamu lihat tidak seperti yang kamu fikirkan.."

"Gak ada yang perlu di maafkan,mas."

"Apapu akan aku lakukan agar kamu mau maafin aku."

"Mas gak perlu lakuin apa-apa.Nadia sudah maafin mas."

"Tapi..."

"Gak ada yang perlu di bahas lagi,mas.Nadia capek mau tidur." Nadia berdiri hendak meninggalkan Ardian.

" Apakah kamu tidak mencintai aku lagi?" mendengar pertanyaan itu, Nadia berhenti.

" Sejak Nadia sah menjadi istri mas Ardian, Nadia mulai mencintai mas.Tapi Nadia tidak akan terlalu berharap mas membalas cinta Nadia karena Nadia sadar,kita menikah karena di jodohkan dan mas tidak mencintai Nadia.Mulai sekarang,Nadia tidak akan menggarap apa pun dari mas,termasuk cinta perhatian dan kasih sayang mas Ardian ..."

Setelah berkata seperti itu, Nadia masuk kamar mandi dan menanggis.Dia membuka keran air semaksimal mungkin sehingga suara tangisnya tak terdengar oleh Ardian.Sementara itu,Ardian terlihat frustasi mendengar jawaban Nadia tadi.

Keesokan paginya,seperti biasanya Nadia bangun pagi dan membantu mbok Iyem menyiapkan sarapan.Selesai itu,dia mandi dan membangunkan Ardian.

"Mas,bangun.Sarapan yuk..." Nadia menepuk pipi Ardian.Dia terkejut.

"Mas,kamu demam ya..." -Nadia meraba kening Ardian.Panas.Nadia hendak mengambil kompres untuk Ardian ketika tiba-tiba Ardian menggenggam jari tangan nya.

"Nad, jangan tinggalin aku. Aku minta maaf..." Ardian menatap sayu ke arah Nadia. Nadia menundukkan kepalanya,menahan airmata yang hendak menetes.Dia tak menyangka,apa yang dia katakan kemarin membuat Ardian terpukul dan membuatnya sakit.

"Sayang..." Nadia menghapus air matanya dan tersenyum.

"Gak,mas. Nadia gak akan ninggalin mas Ardian."

"Janji?" Nadia mengangguk.

"Janji."

"Terimakasih, sayang..." Ardian mencium tangan Nadia.Nadia tersenyum.Sedih rasanya melihat orang yang di sayang terbaring sakit.

"Mau ke mana?" tanya Ardian saat Nadia berdiri dari duduknya.

"Mau ambil sarapan.kita makan di kamar."

"Jangan lama-lama."

"Iya.bawel ih.." Nadia ke ruang makan. Di lihatnya mbok Iyem sedang beres-beres.

"Non gak sarapan..?"

"Nadia sarapan di kamar aja,mbok.mas Ardian lagi kurang sehat.,."

"Tuan Ardian kenapa,Non?"

"Demam,mbok." Nadia segera ke kamar membawa nampan berisi sarapan.

"Makan dulu,mas.."

"Suapin..." Nadia terkejut.

"Idih, mentang-mentang lagi sakit manja banget."

"Kan kamu juga yang bikin aku sakit.." Nadia terdiam mendengar kata-kata Ardian.Dia menyadari jika Ardian sakit karena sikapnya kemarin.Melihat perubahan pada Nadia, cepat-cepat Ardian menangkap kedua pipi Nadia.

"Maaf ya sayang...aku cuma bercanda.Jangan marah lagi ya?" Nadia tersenyum.Dia menyuapi dengan telaten.Selesai makan,Nadia memberikan obat penurun panas.

"Istirahat ya mas.biar cepet sembuh..."

"Iya tapi kamu nya jangan ke mana-mana."

" Gak. Nadia gak ke mana-mana cuma mau ke mall mau habisin duit kamu buat shoping.." Ardian tertawa mendengar jawaban Nadia.

"Iya deh.nanti kalau aku sudah sembuh kita ke mall,beli semua yang kamu mau.Kl perlu, mall nya sekalian kita beli.." Nadia hanya mengerucutkan bibirnya,dan berlalu membawa piring bekas sarapan Ardian ke dapur.Ardian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Tak lama kemudian,dia pun segera terlelap.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***