Setelah resmi jadi suami istri,Nadia dan Ardian tinggal beberapa hari di rumah mama Merry.Demikian juga bunda Resti.sementara itu,Restu pulang ke rumahnya karena anak-anaknya mulai masuk sekolah.
Pagi itu,Ardian, Nadia,mama Merry,papa Raharjo dan bunda Resti sedang sarapan.Selesai sarapan, mereka duduk santai di ruang tamu.
" Ma,Pa,Bunda,nanti selesai sarapan,Ardian pulang ya.." kata Ardian.
" Lho kok buru-buru sih..." kata mama Mery.
"Iya ma.lusa Ardian ada tugas ke luar kota."
" Kan ada Dion? Apa gak bisa di wakilkan saja?" tanya papa Raharjo.
" Gak bisa,pa.Harus Ardian langsung yang datang.karena ada sedikit masalah di cabang perusahaan di kota itu."
" Terus, bagaimana dengan Nadia? Apa sebaiknya tinggal di sini saja? Kasihan dia nanti gak ada temannya." kata mama Merry.
" Terserah dia..." kata Ardian tanpa menatap Nadia.
" Bagaimana Nad?" tanya mana Merry.
" Nadia ikut pulang mas Ardian saja,ma!" jawab Nadia.
"Tapi..."
"Biarkan saja ma kalau maunya begitu.Di sana kan ada mbok Iyem yang nemenin.Lagian pengantin baru kok pisah..." kata papa Raharjo memotong pembicaraan istrinya.
" Baiklah kalau begitu.kamu baik-baik di sana ya Nad." kata mama Merry
"Iya,ma.oh iya, Nadia ke kamar dulu ya.mau merapikan pakaian." Mama Merry mengangguk.Nadia bergegas ke kamarnya.
"Mbak,saya susul Nadia ke kamar ya..." pamit bunda Resti.
" Iya,Jeng.silahkan.!" Bunda Resti pergi ke kamar Nadia.
" Nad..." Nadia terkejut melihat ada bundanya.
" Eh bunda..."
" Udah selesai,nak?"
" Dikit lagi. Ada apa,Bun..." Bunda Resti duduk di tempat tidur.Dia memperhatikan putri cantiknya itu.ada rasa sedih,haru tapi juga bahagia,terpancar dari wajah nya.ada air mata mm menetes di pipinya.Dan Nadia menyadari itu.
"Bunda,kenapa bunda menanggis?" tanya Nadia sambil mengusap air mata bunda nya.bunda Resti tersenyum.
" Tidak kenapa-kenapa.Bunda bahagia karena sekarang kamu sudah punya pendamping hidup.Tapi bunda juga sedih.."
"Sedih kenapa bunda?"
"Sehari-hari bunda gak bisa liat kamu.Gak ada yang menemanin bunda lagi..." Nadia memeluk bunda nya.Dia tersenyum.
" Bunda jangan bersedih.kan ada bibi yang temenin.Nadia juga janji,akan mengunjungi Bunda." Bunda Resti melepas pelukan Nadia.
" Kamu jaga diri baik-baik,ya Nak.Hormati suami mu,apa pun yang terjadi.Taati dan turuti kata dan perintah suami mu, selagi itu untuk kebaikan.Ingat,surga istri itu ada pada suami." Nadia mengangguk.
"Iya,bunda.semua pesan dan nasehat bunda akan selalu Nadia ingat." Nadia kembali memeluk bundanya.kali ini dia yang meneteskan air mata.
"Bunda.. terimakasih karena bunda udah ngelahirin, merawat,mendidik dan menyayangi Nadia hingga Nadia dewasa dan sekarang Nadia harus ninggalin bunda. Maafin Nadia belum bisa bahagiain bunda..."
" Iya sayang.gak apa - apa."
Tok!
Tok!
Tok!
Nadia melepaskan pelukannya dan menoleh ke arah pintu.ada Tante Mery yang sekarang telah jadi mama mertuanya.
"Udah selesai berkemas nya,sayang?" tanya mama Merry.
"Udah,Ma.Ayo Bun,kita ke depan.." Sebelah tangan Nadia menggandeng tangan bunda sedang yang satunya menarik koper.
"Ma,Pa,Bunda, Nadia pamit ya..." kata Nadia sambil mencium punggung tangan ketiga orang tua itu.
"Iya, sayang.kamu baik - baik ya di sana.kalau Ardian jahat sama kamu,bilang mama.biar nanti mama jewer telinganya..." kata mama Merry.
"Ih,mama apaan sih.memangnya aku anak kecil apa.." sunggut Ardian sambil memasukkan koper Nadia ke bagasi mobil.Semua yang ada di situ tertawa sedang Nadia hanya tersenyum.Setelah berpamitan,Ardian dan Nadia segera berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments