"Bagaimana keadaannya?"
"Tuan Marco pulih dengan baik"
"Dan ingatannya?"
"Belum ada kemajuan. Tapi semua luka di tubuh Tuan Marco berangsur membaik. Hanya luka di tangan yang bertahan lebih lama"
Nyonya Besar mendesah pelan.
"Menurutmu, apakah dia bisa kembali ke perusahaan?"
Noel Graham, asisten Marco mengangguk mantap.
"Saya yakin Tuan Marco dapat kembali memimpin perusahaan"
"Meski ingatannya bermasalah?"
Semalam Noel di rumah sakit, dia mengamati majikannya. Dan menurutnya, ketika mereka sedang membicarakan bisnis. Tuan Marco berada dalam keadaan yang sama seperti sebelum kecelakaan.
"Tuan Marco mengingat semua kesepakatan bisnis yang kami ambil sebelum kecelakaan terjadi. Seakan Tuan Marco tidak mengalami amnesia sama sekali"
"Benarkah?"
"Iya. Saya perhatikan, amnesia Tuan Marco hanya berdampak pada hubungan dengan Nona Naya. Juga ... wanita itu. Selain itu, Anda tidak perlu khawatir Nyonya"
"Baguslah! Masalah amnesia ini harus disembunyikan dari siapapun. Terutama para direksi!"
"Baik Nyonya"
Noel berbalik ingin keluar ruangan dan melanjutkan pekerjaannya, ketika Nyonya Besar kembali bertanya.
"Dan wanita itu? Apa Marco baik-baik saja dalam pengawasan wanita itu?"
"Tuan Marco baik-baik saja Nyonya. Karena saya telah memerintahkan dokter, perawat juga beberapa orang tambahan untuk mengawasi keadaan Tuan. Wanita itu ... Tidak akan bisa berbuat sesuatu yang dapat membahayakan Tuan Marco"
Wanita itu kembali mendapatkan tuduhan palsu. Tapi itu tidak menjadi perhatian Noel sama sekali.
"Kalau wanita itu ketahuan melakukan sesuatu pada Marco ... "
"Sejauh ini, wanita itu tidak akan dapat melakukan apa-apa Nyonya"
"Baiklah. Setelah Marco sembuh, aku ingin dia segera kembali ke perusahaan!"
"Baik Nyonya, saya akan mengurus semuanya"
Noel keluar dari ruangan CEO yang sementara diambil alih oleh Nyonya Besar. Seorang petugas kebersihan tampak mengosongkan sampah, menghormat padanya dan pergi menghilang.
Biasanya, 'wanita itu' yang melakukan kebersihan lantai ini. Tanpa banyak bicara dan berinteraksi dengan orang lain, wanita itu membersihkan semuanya.
"Saya tidak punya banyak uang"
Masih teringat perkataan yang membuat dada Noel terasa mengambang di udara. Bagaimana bisa seorang wanita yang seharusnya menempati posisi terhormat di keluarga Varamus bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu.
Tapi, bukankah Noel juga sudah tahu bagaimana bisa wanita itu tidak memiliki uang banyak? Dia yang menonaktifkan semua kartu kredit milik wanita itu. Dia juga yang menghalangi semua uang masuk ke dalam tabungan wanita itu. Atas perintah Nyonya besar dan Tuan Marco. Jadi ... kenapa sekarang dia tiba-tiba merasa bersalah?
Hanya saja ... Entah kenapa. Roti dan susu juga wajah tenang wanita itu semalam terus menghantui pikirannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi??!!!" teriak seseorang di sebuah rumah kecil pinggir kota.
"Aku juga tidak tahu!!" balas Naya Leira.
"Dari semua orang di dunia, bagaimana bisa pria itu hanya melupakanmu?!!"
"Kecelakaan itu yang membuat kak Marco kehilangan ingatan"
"Dan bagaimana bisa pria itu kini kembali dekat dengan istrinya? Apa sebenarnya yang kau lakukan selama ini?!!"
"Aku tidak tahu ayah. Aku sudah melakukan semuanya agar kak Marco meninggalkan wanita itu. Tapi sekarang ... Semua karena kecelakaan brengsek itu. Seandainya saja kecelakaan itu tidak pernah terjadi. Kami pasti sudah bersama sekarang!!" rengek Naya.
"Lalu sekarang, apa yang akan kau lakukan? Kita membutuhkan kekuatan keluarga Varamus untuk bangkit dari keterpurukan. Apa kau senang melihat ayahmu terus ditekan penagih utang seperti ini??!!!"
"Ayah!!! Kenapa terus menekan ku??!! Keluarga kita bangkrut bukan karena salahku!!" tolak Naya tidak mau disalahkan.
"Bukan salahmu?? Siapa yang menuntut ayah membelikan semua pakaian, tas dan sepatu mahal itu? Siapa??!! Kau yang memaksa ayah mengambil uang perusahaan!!"
"Tapi aku tidak minta ayah membuat perusahaan bangkrut!"
"Kau pikir berapa banyak uang yang kau hamburkan? Semua uang itu adalah modal dan aset perusahaan. Bahkan sampai sekarang ayah belum membayar gaji pegawai selama tiga bulan. Perusahaan kita akan segera ditetapkan bangkrut. Dan kau!!!! Hanya bisa bersantai di rumah tidak melakukan apa-apa???" teriak ayah Naya.
"Apa yang harus kulakukan? Nyonya Besar melarang ku pergi ke rumah sakit. Aku juga tidak bisa pergi ke rumah keluarga Varamus karena kak Marco masih berada di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan??"
"Bekerja sama!!! Hasilkan uang untuk membayar kembali semua uang yang sudah kau habiskan untuk mendekati pria Varamus itu!!"
"Ayah tenang saja!! Perceraian kak Marco sudah final. Mereka akan segera bercerai meski kak Marco dalam keadaan hilang ingatan. Dan aku telah menancapkan kuku di hati Nyonya Besar. Posisi Nyonya Varamus akan segera aku ambil alih. Jadi, ayah tenang saja"
"Tenang saja??!! Kau memang!!! Seharusnya aku tidak menuruti keinginanmu membeli semua barang mewah itu!!"
"Ayah, semua itu adalah modal untukku mendekati kak Marco. Dan semua akan tergantikan dengan yang lebih besar ketika aku resmi masuk dalam keluarga Varamus. Semua usaha yang kulakukan dalam tiga tahun terakhir akan segera mendapatkan hasil. Hasil yang sangat memuaskan!"
Ayah Naya tampak tidak bisa menahan amarah lagi dan pergi dari hadapan putrinya.
"Dasar tidak sabaran. Memangnya aku juga tidak kesal dengan situasi saat ini? Sudah berusaha keras menyingkirkan wanita itu dari dalam hati kak Marco. Lalu semua usaha itu serasa tidak ada artinya hanya karena sebuah kecelakaan. Aku juga kesal karena kak Marco melupakanku. Semua rencana liburan keluar negeri dan perhiasan yang dijanjikan kak Marco juga tidak jadi dibeli. Kesalnya!!!" tambah Naya lalu menghentakkan kaki ke lantai.
Tidak tahu kalau hentakan kakinya menimbulkan remah-remah yang langsung jatuh ke makanan orang tuanya di bawah.
"Tapi, bagaimana kalau ingatan kak Marco tidak pulih? Bagaimana kalau kak Marco benar-benar melupakanku? Tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku harus pergi ke rumah sakit sekarang dan berusaha membuat kak Marco mengingat semua kenangan indah kami"
Naya segera berangkat ke rumah sakit dan bertambah kesal ketika melihat wanita itu. Satu-satunya saingan yang sudah bisa disingkirkannya dengan mudah, malah berada di sisi pria miliknya.
"Aku tidak akan pernah membiarkan kalian dekat lagi. Tidak akan!!!"
Dengan penuh amarah yang tak tertahan, Naya masuk ke dalam ruang terapi dan menarik rambut wanita itu. Menyebabkan wanita itu jatuh ke lantai.
"Jangan dekati kak Marco!!" teriaknya.
"Apa yang kau lakukan??" bentak seseorang mengejutkan Naya.
Kak Marco, pria yang selalu membelanya, pria yang selalu berada di pihaknya. Membentaknya di hadapan wanita itu??
"Kak Marco, kenapa kau membentak ku? Aku Naya. Aku yang seharusnya berada di sisimu. Aku yang seharusnya memegang tanganmu"
Belum sempat Naya mengambil tangan pria miliknya, dua pengawal telah menahannya. Lalu membawanya pergi dari ruang terapi.
"Akulah yang seharusnya ada di sisi kak Marco. Aku!!! Lepaskan!!!" teriaknya tidak terima atas perlakuan kedua pengawal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments