Cuaca yang sangat terik,langit yang terlihat sangat biru awan pun berkumpul bagaikan bulu domba menggumpal seperti perasaan ku yang berkumpul juga menggumpal terhadap Jiro.
"Aku akan menyatakan perasaan ku terhadap Jiro". Pikir ku
Arrgghhhh membayangkan dirinya saja aku sudah tidak karuan.
"Hei kucing apa kamu pernah jatuh cinta" Aku berbicara kepada kucing yang ada di samping ku
Langit selalu cerah begitu pun dengan kehidupan jatuh cinta ku akan ku buat cerah secerah langit nan biru di atas sana.
*****
Saat itu aku mulai memfokuskan diri untuk belajar dan sesekali aku meminta tolong kepada Jiro karena aku ingin di kelas 11 nanti aku masih ingin satu kelas dengan Jiro karena pada saat kenaikan kelas terdapat peraturan dimana anak-anak degan nilai tertinggi akan di satukan dalam kelas A dan aku akan belajar dengan sungguh-sungguh dan menyatakan perasaan ku padanya.
"Miaaaaa" Teriak Hanna
Aku pun terkejut mendengar teriakan Hanna yang memanggil ku dan membuyarkan lamunan ku
"Apa, kenapa nih"
Wajah Hanna terlihat begitu sedih"Mia"
"Ya, kenapa"tanya ku khawatir
"Entah mengapa tiba-tiba Marcel mengatakan pada ku bahwa dia menyukaiku" Hanna mulai bercerita
"Hahhh" Aku terkejut
"Sebenarnya aku dan Marcel satu SD dulu," sambung Hanna
"Lalu kenapa" tanya ku dengan heran
"Waktu itu dia mengatakan pada ku kenapa aku ga pernah menyapanya padahal aku mengenalinya, ku jawab apa untungnya" Hanna mulai bercerita
"Memang kenapa kamu ga pernah nyapa Marcel" tanya ku
"Ku pikir memang apa untungnya, lalu dia mengatakan pada ku bahwa dia menyukai ku" ucap Hanna seraya sambil menutup wajahnya
"Lalu bagaimana dengan mu Hanna?" tanya ku kembali untuk memastikan
"Saat itu aku berpikir dia hanya bercanda, jadi aku hiraukan dan pergi, tapi setelahnya dia selalu mengatakan pada ku bahwa dia menyukai ku sejak kami satu kelas di SD dulu" ucap Hanna yang terlihat sedikit tersipu malu
"Sudah jatuh cinta sejak SD, menarik sekali" Jawabku
"Ya dulu saat kelas 6 aku satu kelas dengan nya"
Wah pantas saja Marcel dan Hanna sudah seperti mengenal satu sama lain, jadi rasa penasaran ku terhadap Hanna juga Marcel terjawabkan, karena sebelumnya aku selalu melihat Marcel menghampiri Hanna atau menyuruh Hanna untuk menemuinya di suatu tempat yang pasti masih di perbatasan sekolah. Ya begitulah aku selalu melihat mereka berdua sedang berduaan entah apa yang mereka bahas aku tidak begitu tahu karena aku teringat perkataan Jiro beberapa bulan yang lalu ketika aku menguping pembicaraan Hanna dan Marcel. Setidaknya Hanna dan Marcel memiliki privasi jadi tidak pernah ku tanyakan pada Hanna.
"Lalu bagaimana" Tanya ku kembali kepada Hanna
"Aku ga begitu ngerti sama perasaan ku sendiri" ucap Hanna yang terlihat malu-malu
"Lahhh" aku terheran mendengar ucapan Hanna
"Tolong aku Mia, aku dilema" ucapnya
Sementara itu aku pun tidak begitu mengerti situasinya lalu ku biarkan Hanna untuk mengambil keputusannya sendiri.
Keesokan harinya aku sedikit terlambat dan bergegas menuju sekolah aku berlari sambil memakan sarapan kentang rebus ku. Dan tentu saja mama marah-marah sambil memegang centong sayurnya karena aku yang susah bangun di pagi hari. Sesampainya di gerbang sekolah tiba-tiba saja aku melihat Jiro yang baru saja datang, aku terpukau melihat wajah Jiro yang tersorot cahaya matahari pagi juga matanya yang sangat berbinar-binar membuat ku berdebar-debar melihatnya dan ya seperti biasa wajah Jiro yang datar tanpa ekspresi.
"Berlari sambil makan, kau benar-benar bertubuh multifungsi" Ucap Jiro
"Memang kenapa" tanya ku yang sambil mengunyah makanan
Jiro menghiraukan ku dan melewati ku, aku pun segera menyusulnya.
"Jiro kamu terlambat juga" aku bertanya basi-basi padanya
"Segera habiskan makanan mu dan masuk kelas" ucap Jiro tanpa menoleh kearah ku
"Ehhhh" Aku segera menghabiskan makananku
Aku baru tahu bahwa Jiro bisa terlambat juga, saat itu kami berjalan bersama dan karena Jiro jalan terlebih dahulu aku hanya memandangi punggung Jiro, entah mengapa aku terlalu sering melihat pemandangan punggung Jiro dari pada melihat wajahnya, hanya sesekali saja aku melihat wajah Jiro dan punggung itulah yang selalu ku pandang.
*****
"Baik untuk itu mari kita mulai rotasi bangku" Ucap ketua kelas di depan dengan tegas
"Ketua kelas kami sudah nyaman dengan tempat duduk kami" Ucap salah satu murid
"Hei, gunanya rotasi bangku supaya kalian ga cuma mengakrabkan diri dengan teman yang ada di dekat kalian, baik kita mulai dengan mengambil undian secara bergiliran"
Semuanya sedikit mengeluh dan mau tidak mau kami harus mengikuti perintah ketua kelas.
Namun pada saat pertukaran tempat mungkin aku tidak lagi memandangi punggung Jiro atau mungkin Jiro akan lebih jauh lagi dari pandanganku.
Rotasi bangku pun mulai berjalan kami mengambil nomor undian yang telah di siapkan oleh ketua kelas, saat itu juga aku mendapatkan nomor urut 20.
"Di belakang lagi, yeaaaaahhhhh" Aku bahagia karena mendapatkan rotasi bangku di bagian belakang kembali di ujung dekat dengan jendela aku pun bisa melihat pemandangan dari jendela
"Ah aku hanya pindah beberapa langkah dari tempat awalku" ucapku
Saat yang bersamaan orang yang berada di sebelahku ternyata adalah Jiro, aku pun sangat senang hingga rasanya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku.
"Hei Jiro kita berdekatan yak" Ucap ku penuh dengan semangat
Jiro mengabaikan ku, ah rasanya aku seperti berbicara dengan kulkas sangat dingin
"Hei kau mau bertukar tempat" Ucap Jiro kepada seseorang di depannya
"Setelah semuanya sudah mendapatkan tempatnya masing-masing ga ada yang boleh bertukar semau kalian" Ucap ketua kelas dengan lantang
"hahhhh" Terlihat wajah Jiro yang tidak menyukai situasinya saat itu
Jiro itu menyebalkan sekali dari awal masuk ia sudah tidak ingin berdekatan dengan ku bahkan sampai rotasi bangku yang sekarang dia masih sama, tapi mengapa aku malah jatuh cinta padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
seru nih Thor...beneran kek komik bacanya. nanti lanjut lagi ya:)
2025-06-29
1
Drezzlle
Mia, nanti aku akan kembali membaca cerita cintamu. /Chuckle/
2025-06-26
1