Jantung naga es

Akupun berjalan bersama kakak menuju tempat ayah dan ibu berada, kaki ku melangkah pandangan ku ke depan namun pikiran ku jauh terbang memikirkan kenapa semuanya terasa seperti pernah terjadi.

Saat kepala ku terasa berat aku kembali membayangkan sosok Yuan, entah kenapa aku merasa lega seolah semuanya akan baik-baik saja meski begitu tubuhku terasa berat meskipun pikiran ku sudah tenang.

Sesampainya di tempat Patriack semua orang menyambut ku dengan perasaan cemas, mereka menyadari wajahku yang pucat dengan jari jemari yang kaku serta hawa dingin yang menusuk keluar dari tubuhku.

Nafasku terasa sesak dan berat, dingin sekali seolah aku akan segera membeku. Ketika semua orang sedang panik dengan ibu yang memeluk ku untuk menjagaku tetap hangat, tetap saja hawa dingin itu berasal dari dalam sehingga hal itu tidak ada gunanya, pada saat-saat yang berat itu aku hanya memikirkan Yuan untuk datang dan menolongku namun sampai aku mulai kehilangan kesadaran aku tetap tidak melihatnya hingga tanpa ku sadari setetes air mata jatuh hingga akhirnya aku terjatuh pingsan.

Saat aku sadar kembali keesokan harinya aku menyadari kalu jantung naga es ku kambuh, hal ini sudah beberapa kali terjadi namun hampir 1 tahun berlalu dan jantung es tetap normal hingga hari ini kambuh kembali.

Aku bertanya apakah ini ada hubungannya dengan pertemuan ku dengan Yuan, serta serpihan ingatan acak yang datang bersamaan ? Namun satu hal yang pasti, rasa sakit di hati ku muncul dan semakin menjadi-jadi ketika Yuan tidak datang sekalipun untuk melihat keadaan ku hal itu benar-benar menyiksa ku dari luar dan dalam.

Hari-hari berlalu ku habiskan di dalam kamar seorang diri, aku tidak di perbolehkan keluar dengan alasan untuk membuat jantung naga ku tetap stabil.

Setiap pagi dan sore hari aku mendongakkan kepala ku keluar jendela mencari sosok yang rasanya sangat berharga bagiku, namun Yuan benar-benar tidak pernah datang untuk melihatku padahal ayah kami berteman sangat dekat rasanya mustahil ayahnya tidak memberitahukan kondisiku pada Yuan.

Saat itu adalah hal paling buruk dalam hidupku seolah kembali ke kehidupan ku yang jenuh dan membosankan, meski berulang kali hati ini sakit namun berulangkali juga aku memaafkan dan berharap dia datang meskipun itu tidak mungkin.

Hampir sebulan penuh ku habiskan seorang diri dengan penantian yang tak pasti, aku berpikir apakah dia sudah melupakan ku ? Apakah ada yang kurang dariku ? Entahlah yang jelas aku mengutuk diriku sendiri yang selalu menginginkan dia kembali.

Pada malam hari musim dingin aku terbangun dalam tidur, mendapatkan jendela kamar yang terbuka seperti tertiup angin, akupun menghampirinya saat itu hingga diluar aku melihat sosok yang sangat aku rindukan berdiri menatapku dalam diam yang memilukan, dia adalah Yuan dia benar-benar datang untuk melihat ku.

Tanpa memikirkan udara yang dingin menusuk tulang atau tubuh ku yang lemah serta pakaian tipis yang ku gunakan, aku memanjat jendela dan melompat keluar untuk menemuinya.

Namun karena kebodohan ku aku melukai pergelangan kakiku sendiri, aku tak sanggup berdiri namun perasaan aneh meluap dalam diriku, dalam posisi terduduk aku mengangkat sebelah tangan ku demi meraih pemuda yang masih berdiri terpaku beberapa meter dariku itu.

Tangannya mengepal dan bergetar, dia sempat berjalan beberapa langkah ke arah ku sebelum berhenti dan menghilang seperti sebelumnya.

Aku tidak menyangka Yuan akan meninggalkan ku lagi, rasanya benar-benar menyakitkan hingga aku menangis dan berteriak tidak jelas hingga membuat para pelayan dan penjaga datang berhamburan mencari keberadaan ku.

Ayah dan ibuku juga mendatangi ku yang sedang menangis membuat mereka merasa miris dengan keadaan ku yang tiba-tiba berada diluar, merekapun membawaku masuk kembali ke dalam rumah. Beranggapan kalau aku memiliki gangguan mental karena depresi, jendela dan pintu kamar ku di kunci dan hanya di buka beberapa kali.

Semua ini benar-benar menyiksa ku dan yang paling menyiksa adalah kepergiannya yang tanpa sepatah katapun malam itu. Dalam ruang yang sedikit pencahayaan, aku meringkuk di sudut ruangan mencoba untuk memejamkan mataku berharap semuanya kembali membaik lagi.

Sementara itu di ruangan Patriack, Hao Yen tampak sedang mengobrol dengan Patriack Chen tentang kondisi mental dan fisik Hao Ling yang memburuk.

"Itu adalah jantung naga es, sebuh berkah namun juga merupakan kutukan terbesar jika yang memilikinya adalah perempuan, terlebih lagi dengan tubuh lemah. Tubuhnya yang lemah sudah terbebani dengan jantung naga es yang sering kali mengamuk, aku tidak yakin apakah tahun depan dia masih bisa bertahan yang jelas aku akan berusaha sekuat tenaga meminta bantuan pada relasi ku untuk mencari cara agar jantung naga dapat di kendalikan."Jelas Patriack Chen.

"Mohon bantuannya saudara, aku benar-benar bingung bagaimana cara menyelamatkan putriku. Tidak seperti sebelumnya kali ini keadaannya benar-benar buruk, membuatku takut akan keselamatannya."Hao Yen tampak kebingungan dan terbebani pikirannya.

Dengan raut prihatin Patriack Chen menepuk pundak temannya itu untuk memberikan semangat."Aku akan berusaha keras."

Diluar ruangan Yuan yang mendengarnya mengepalkan tangannya kuat-kuat, menggelengkan kepala.

"Aku harus bertahan kali ini meskipun sakit membiarkannya kesusahan, jika tidak semuanya akan kembali seperti sebelumnya. Kumohon bertahanlah sebentar lagi."Gumam Yuan seolah ditujukan kepada seseorang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!