Bab 5. Di lihat Lula dan Udin

Karena sudah dapat sogokan sepatu yang amat menggiurkan mata mereka, maka tidak bisa lagi menolak dan walau harus sudah payah maka akan di cari tau kenapa bisa ada hantu di balik pohon pisang. kenapa pula dia cuma menampakan diri pada orang orang, tapi kalau di temui selalu diam saja membisu.

Umum nya hantu akan menangis atau tertawa apa bila menakuti orang, tapi yang ini kata nya pendiam tidak mau membuka suara, bahkan sangking diam nya sekarang. dia sama sekali tidak mau menjawab walau sudah di tanya oleh Arka, jadi ini lah misteri yang harus di pecahkan oleh para member yang bertugas.

"Untung aku tau kalau mereka suka hal yang mencolok." gumam Arka sambil mengemasi buku nya.

Sudah lama hidup bersama membuat dia sangat paham apa yang mereka sukai untuk menebus hal hal seperti itu, maka nya kemarin dia sampai bertarung dengan banyak kuntilanak hanya untuk mendapatkan sepatu yang terbuat dari kulit kayu gaharu tersebut. dari sana nya tidak ada lampu, lampu kelap kelip itu di buat oleh Arka sendiri agar terlihat mencolok.

"Kalau kena air tidak mati kan lampu nya, semoga malam ini tidak hujan." Nilam memperhatikan sepatu yang sangat pas di kaki.

"Takut nya kena hujan malah konslet, apa ndak kesetrum kita." cemas Maharani pula.

"Tidak lah, kan tidak di colok listri jadi ya tidak mungkin bisa nyentrum." sahut Nilam yakin sekali.

"Lagi pula dari mana pula hantu bisa kesentrum." ujar Arini ikut nimbrung mereka.

"Ih sorry ya kamu tidak di ajak karena tidak punya sepatu kelap kelip!" Nilam berkata dengan gaya centil nya.

"Idih, siapa juga yang mau!" kilah Arini walau dia kepengen juga.

Nilam dan Maharani sudah terbang meninggalkan rumah Purnama dan Arini yang gigit jari karena tidak punya sepatu begitu, dari tadi dia menguping dan bila mereka menolak permintaan Arka maka dia yang mau maju menggantikan. sayang nya mereka malah menerima setelah melihat sepatu itu, jadi ya tidak bisa dia memiliki sepatu bagus tersebut.

"Kenapa kau kesal begitu?" tegur Nana melihat Arini yang cemberut.

"Mulai saat ini aku akan sangat rajin apa bila Arka butuh bantuan." tekad Arini.

"Memang nya kenapa?" Nana masih tidak paham juga.

"Kau tau tidak? Maharani dan Nilam dapat sepatu dari kulit gaharu, itu sepatu yang sangat bagus!" cerita Arini.

"Benarkah? mereka di suruh apa sehingga dapat sepatu." tanya Nana.

"Itu loh menyelidiki hantu yang ada di pohon pisang, jadi mereka dapat lah hadiah sepatu!" Arini sangat kesal karena tidak dapat kesempatan itu.

"Lah ya sudah kalau tidak dapat, ngapain kau marah marah begitu. nama nya belum rezeki!" Nana sedang bijak sehingga bisa menasehati.

Arini cuma diam saja walau muncung nya panjang karena sangat menyesal, semua iblis wanita ingin mendapatkan sepatu gaharu itu, kulit nya yang sangat wangi sehingga kemana pun pergi selalu akan jadi perhatian. walau sudah jadi hantu mereka juga masih butuh validasi, pengakuan bahwa mereka cantik dan menawan.

"Tanpa sepatu itu pun aku sudah cantik, kita itu harus percaya diri." Nana mengibaskan rambut nya.

"Ya karena kau kembang desa, maka nya ya pede saja." sahut Arini benar ada nya.

"Hahahaaaa." Nana tertawa sombong sembari mengeong keras meninggalkan Arini sendirian.

Memang member Purnama yang satu ini saja yang tidak banyak polah untuk apa pun, selalu santai dan bila tidak kebagian ya sudah dia tidak akan pernah mempermasalahkan nya. Nana juga tidak pernah macam macam, memang dia sudah cantik dan menawan karena semasa hidup nya menjadi kembang desa.

...****************...

Udin menarik nafas lega karena besok dia dapat kerja memanen sawit di tempat nya Pak Lurah, dapat borongan begitu dia sudah sangat senang dan hal pertama yang dia beli adalah beras. padahal itu tanggung jawab nya Sarjo, tapi malah melibatkan anak juga untuk mencari makan.

"Jadi besok Abang kerja panen sawit?" tanya Lula pelan.

"Iya, kamu besok mau apa biar Abang belikan." Udin tersenyum menatap adik nya.

"Pena saja boleh?" tawar Lula pelan karena dia memang masih sekolah.

Pemuda tanggung ini mengangguk senang karena adik nya sangat rajin sekolah, Lula duduk di bangku kelas tiga SMP, kalau Udin tetap sekolah maka dia akan kelas dua SMA sama seperti Arka karena mereka memang seumuran.

"Bang." Lula memanggil pelan karena dia juga agak ragu dengan yang mau di katakan.

"Ada apa?" Udin menatap adik nya yang polos dan cantik.

"Apa cuma perasaan ku saja ya, tadi malam aku seolah di datangi oleh seorang wanita dia berdiri di ambang pintu." jelas Lula.

"Mimpi palingan kamu, kalau tidak ya paling Emak lah." jawab Udin.

"Tidak, aku jelas masih sadar dan Emak juga berbaring di sebelah ku." Lula menggeleng cepat.

"Perawakan nya bagai mana?" tanya Udin penasaran pula.

"Tinggi kurus dan rambut nya panjang, kelihatan jelas dari dalam kamar karena gorden kita kan tipis." jelas Lula lagi pelan pelan.

Tentu Udin jadi kepikiran karena sebenarnya dia pun ikut merasakan ada sesuatu di rumah nya, namun dia abaikan kemarin malam karena sedang banyak pikiran dan berusaha untuk melupakan nya saja. tapi sekarang malah bertambah setelah Lula cerita, Udin merasa itu adalah seseorang yang mau menakuti.

"Siapa ya, Bang? selama ini rumah kita kan tidak ada hantu, walau kebun pisang dekat tapi hantu nya tidak pernah kesini kan!" Lula malah sampai berpikir kesana.

"Husss jangan bahas itu, ini sudah malam sehingga pamali untuk di bahas." Udin tidak ingin membicarakan nya.

"BANG!" Lula memegang tangan Udin kencang karena mata gadis ini melihat sesuatu.

"Ada apa?!" Udin ikut melihat apa yang adik nya lihat.

Tapi Udin tidak ada melihat apa pun, sebab Maharani dan Nilam yang kebetulan lewat sudah menghilang menuju kebun pisang untuk mencari hantu yang ada di sana. malah tadi Lula bisa melihat nya karena mereka memang sedang duduk di teras rumah, jadi lah bisa melihat Maharani dan Nilam.

"Ayo masuk, kau nanti malah bablas melihat begituan terus!" ajak Udin pada adik nya.

"Ya Allah itu hantu kan, aaaahh seram nya." Lula takut sekali.

"Tidak usah di ingat ingat, nanti malah tidak bisa tidur." sergah Udin.

"Bagai mana tidak di ingat, itu hantu nya satu bersayap dan satu lagi berambut api." seru Lula sampai gemetar.

Udin memberi tanda agar adik nya diam dan tidak lagi membahas hal itu, bila Bapak mereka sampai dengar maka akan jadi masalah pula karena Sarjo memang orang nya suka melebar lebarkan masalah yang ada.

Terpopuler

Comments

Ela Jutek

Ela Jutek

katanya gak mo up mak, tapi ayo lanjut lah

2025-06-01

6

Raden

Raden

harusnya maharani ama nilam sekalian nyanyi
Kelap-kelip lampu di kota
kutak kutik matamu nakal
senyum genit rayuan gombal
merinding buku kudukku
aseek /Grin//Grin//Grin/

2025-06-01

1

Kardi Kardi

Kardi Kardi

BERSAYAP DAN BERAMBUT APIIIII. BAWA KADO JUGA YAHHH

2025-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Warsih ketakutan
2 Bab 2. Mencuri pisang
3 Bab 3. Di tanya Arka
4 Bab 4. sepatu kelap kelip
5 Bab 5. Di lihat Lula dan Udin
6 Bab 6. Mendatangi rumah
7 Bab 7. Punya istri lain
8 Bab 8. Tidak mau muncul
9 Bab 9. Ribut
10 Bab 10. Lula di hantui
11 Bab 11. Di gerubuk warga
12 Bab 12. Dapat uang dari mana?
13 Bab 13. Membet bergosip
14 Bab 14. Pertengkaran Radja
15 Bab 15. Kematian Ana
16 Bab 16. Menemukan Sarjo
17 Bab 17. Tidak berkutik
18 Bab 18. Tidak mau mengaku
19 Bab 19. Rundingan dengan Member
20 Bab 20. Kematian Adit
21 Bab 21. Sarjo ketemu
22 Bab 22. Tidak ada emas
23 Bab 23. Ketahuan anak
24 Bab 24. Arwah Ana
25 Bab 25. Ponakan Pak Rt
26 Bab 26. Ketemu J&A
27 Bab 27. Kopsah mendengar
28 Bab 28. Menemukan mayat
29 Bab 29. Ketahuan semua
30 Bab 30. Menuding anak²
31 Bab 31. Mayat siapa
32 Bab 32. Nala
33 Bab 33. Dewa iblis
34 Bab 34. Kesedihan Lula dan Udin
35 Bab 35. Tabrakan
36 Bab 36. Mau di sidang
37 Bab 37. Di tendang
38 Bab 38. Tidak mood
39 Bab 39. Mendapatkan Hantu pendiam
40 Bab 40. Ustad edan
41 Bab 41. Ada rahasia lain
42 Bab 42. Membawa keagensi
43 Bab 43. Masuk ruangan salah
44 Bab 44. Mencari Asri
45 Bab 45. Menolak Hantu pendiam
46 Bab 46. Dewa iblis menolak
47 Bab 47. Bak berdarah
48 Bab 48. Dapat diamond
49 Bab 49. Mencari Asri lagi
50 Bab 50. Dewi Salju
51 Bab 51. Melihat bak berdarah juga
52 Bab 52. Bertemu Anton
53 Bab 53. Kerangka manusia
54 Bab 54. Penolakan Arya
55 Bab 55. Curhatan Arya
56 Bab 56. Dewi Salju datang
57 Bab 57. setan dangdutan
58 Bab 58. gantung diri
59 Bab 59. Ingat sesuatu
60 Bab 60. Masuk jebakan
61 Bab 61. Pengakuan hantu pendiam
62 Bab 62.Di tampar Ratu ular
63 Bab 63. Siksaan untuk mereka
64 Bab 64. Dewa cabul
65 Bab 65. Memandikan Mayat
66 Bab 66. Bertemu Udin
67 Bab 67. Dewa introvert.
68 Bab 68. memori yang mulai terkumpul
69 Bab 69. Di beri makan
70 Bab 70. Membunuh orang tua
71 Bab 71. Kabur dari Wita
72 Bab 72. Flashback part 1
73 Bab 73. Flashback part 2
74 Bab 74. Flasback part 3
75 Bab 75. Flashback off
76 Bab 76. Ingin merantau
77 Bab 77. Kepercayaan Arya
78 Bab 78. Berangkat merantau
79 Bab 79. Siksa di lembah kematian
80 Bab 80. Di koyak
81 Bab 81. Rasa bersalah Yasmin
82 Bab 82. Jimat hancur
83 Bab 83. Di bakar Xavier
84 Bab 84. Rasa sedih Bintari
85 BAB 85. Pengakuan Radja
86 Bab 86. Hasutan para member
87 Bab 87. Di teror
88 Bab 88. Yasmin mulai membalas
89 Bab 89. Mengajak kekota
90 Bab 90. Pembalasan Yasmin
91 Bab 91. Di tampar Xavier
92 Bab 92. Arka galau
93 Bab 93. Galau berat
94 Bab 94. Keputusan Xavier
95 Bab 95. Xavier terpana
96 Bab 96. Akhir Juwita
97 Bab 97. Hantu birahi
98 Bab 98. Mau di sungai kematian
99 Bab 99. Melihat member pacaran
100 Bab 100. Memarahi Xavier
101 Bab 101. Setan syar'i
102 Bab 102. Zidan dan Dion
103 Bab 103. Bola biru
104 Bab 104. Hantu modis
105 Bab 105. Cerita Zidan dan Dion
106 Bab 106. Jurus menghilang
107 Bab 107. Sesuatu di dalam Bintari
108 Bab 108. Tanggung jawab
109 Bab 109. Ketahuan Jeno
110 Bab 110. memancing hantu birahi
111 Bab 111. Ghibah Ratu ular
112 Bab 112. Melawan hantu toilet
113 Bab 113. Di temukan Maharani
114 Bab 114. Siapa wanita itu
115 Bab 115. di perkosa setan
116 Bab 116. Mengadu pada Purnama
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1. Warsih ketakutan
2
Bab 2. Mencuri pisang
3
Bab 3. Di tanya Arka
4
Bab 4. sepatu kelap kelip
5
Bab 5. Di lihat Lula dan Udin
6
Bab 6. Mendatangi rumah
7
Bab 7. Punya istri lain
8
Bab 8. Tidak mau muncul
9
Bab 9. Ribut
10
Bab 10. Lula di hantui
11
Bab 11. Di gerubuk warga
12
Bab 12. Dapat uang dari mana?
13
Bab 13. Membet bergosip
14
Bab 14. Pertengkaran Radja
15
Bab 15. Kematian Ana
16
Bab 16. Menemukan Sarjo
17
Bab 17. Tidak berkutik
18
Bab 18. Tidak mau mengaku
19
Bab 19. Rundingan dengan Member
20
Bab 20. Kematian Adit
21
Bab 21. Sarjo ketemu
22
Bab 22. Tidak ada emas
23
Bab 23. Ketahuan anak
24
Bab 24. Arwah Ana
25
Bab 25. Ponakan Pak Rt
26
Bab 26. Ketemu J&A
27
Bab 27. Kopsah mendengar
28
Bab 28. Menemukan mayat
29
Bab 29. Ketahuan semua
30
Bab 30. Menuding anak²
31
Bab 31. Mayat siapa
32
Bab 32. Nala
33
Bab 33. Dewa iblis
34
Bab 34. Kesedihan Lula dan Udin
35
Bab 35. Tabrakan
36
Bab 36. Mau di sidang
37
Bab 37. Di tendang
38
Bab 38. Tidak mood
39
Bab 39. Mendapatkan Hantu pendiam
40
Bab 40. Ustad edan
41
Bab 41. Ada rahasia lain
42
Bab 42. Membawa keagensi
43
Bab 43. Masuk ruangan salah
44
Bab 44. Mencari Asri
45
Bab 45. Menolak Hantu pendiam
46
Bab 46. Dewa iblis menolak
47
Bab 47. Bak berdarah
48
Bab 48. Dapat diamond
49
Bab 49. Mencari Asri lagi
50
Bab 50. Dewi Salju
51
Bab 51. Melihat bak berdarah juga
52
Bab 52. Bertemu Anton
53
Bab 53. Kerangka manusia
54
Bab 54. Penolakan Arya
55
Bab 55. Curhatan Arya
56
Bab 56. Dewi Salju datang
57
Bab 57. setan dangdutan
58
Bab 58. gantung diri
59
Bab 59. Ingat sesuatu
60
Bab 60. Masuk jebakan
61
Bab 61. Pengakuan hantu pendiam
62
Bab 62.Di tampar Ratu ular
63
Bab 63. Siksaan untuk mereka
64
Bab 64. Dewa cabul
65
Bab 65. Memandikan Mayat
66
Bab 66. Bertemu Udin
67
Bab 67. Dewa introvert.
68
Bab 68. memori yang mulai terkumpul
69
Bab 69. Di beri makan
70
Bab 70. Membunuh orang tua
71
Bab 71. Kabur dari Wita
72
Bab 72. Flashback part 1
73
Bab 73. Flashback part 2
74
Bab 74. Flasback part 3
75
Bab 75. Flashback off
76
Bab 76. Ingin merantau
77
Bab 77. Kepercayaan Arya
78
Bab 78. Berangkat merantau
79
Bab 79. Siksa di lembah kematian
80
Bab 80. Di koyak
81
Bab 81. Rasa bersalah Yasmin
82
Bab 82. Jimat hancur
83
Bab 83. Di bakar Xavier
84
Bab 84. Rasa sedih Bintari
85
BAB 85. Pengakuan Radja
86
Bab 86. Hasutan para member
87
Bab 87. Di teror
88
Bab 88. Yasmin mulai membalas
89
Bab 89. Mengajak kekota
90
Bab 90. Pembalasan Yasmin
91
Bab 91. Di tampar Xavier
92
Bab 92. Arka galau
93
Bab 93. Galau berat
94
Bab 94. Keputusan Xavier
95
Bab 95. Xavier terpana
96
Bab 96. Akhir Juwita
97
Bab 97. Hantu birahi
98
Bab 98. Mau di sungai kematian
99
Bab 99. Melihat member pacaran
100
Bab 100. Memarahi Xavier
101
Bab 101. Setan syar'i
102
Bab 102. Zidan dan Dion
103
Bab 103. Bola biru
104
Bab 104. Hantu modis
105
Bab 105. Cerita Zidan dan Dion
106
Bab 106. Jurus menghilang
107
Bab 107. Sesuatu di dalam Bintari
108
Bab 108. Tanggung jawab
109
Bab 109. Ketahuan Jeno
110
Bab 110. memancing hantu birahi
111
Bab 111. Ghibah Ratu ular
112
Bab 112. Melawan hantu toilet
113
Bab 113. Di temukan Maharani
114
Bab 114. Siapa wanita itu
115
Bab 115. di perkosa setan
116
Bab 116. Mengadu pada Purnama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!