Bab 2: Jejak yang Terhapus

Fajar belum menyingsing, namun langit telah menunjukkan warna-warna kelam seperti luka lama yang belum sembuh. Di ujung jalan kampung yang masih dibalut sunyi, langkah Aisyah terdengar lirih namun mantap. Pikirannya bergelut dengan banyak pertanyaan, masing-masing seperti pisau yang menusuk akal sehatnya tanpa ampun. Surat yang ia temukan malam tadi membakar relung jiwanya. Kata-kata di dalamnya tak sekadar menyimpan kebenaran, tapi seperti peluru yang menembus dada masa lalunya.

Langkahnya membawanya ke masjid tua di tengah kampung—tempat ia dulu belajar mengaji, tempat yang menyimpan kenangan dan luka sekaligus. Kubah masjid itu bagaikan kepala seorang tua yang penuh kerutan rahasia. Pintu kayunya berderit saat ia dorong perlahan, menimbulkan gema yang menggetarkan rongga hatinya.

"Aku bukan ustadzah... tapi mengapa mereka terus memanggilku begitu?" bisiknya pada ruang kosong yang menjawab dengan senyap.

Di dalam masjid, bayang-bayang seolah hidup. Tikar lusuh yang terhampar seperti saksi bisu sujud-sujud yang pernah tulus, kini hanya menyimpan keheningan. Di mimbar, sebuah kitab tua tergeletak—lembarannya berdebu namun masih utuh, seolah menunggu seseorang untuk membacanya kembali.

Tiba-tiba langkah kaki terdengar. Aisyah menoleh. Khaerul masuk, membawa sebungkus makanan dan dua cangkir teh yang mengeluarkan asap tipis.

"Kau datang pagi-pagi sekali," ucapnya sambil meletakkan bungkusan di dekat tiang tengah.

"Aku tak bisa tidur." Aisyah menatapnya. "Apa surat itu... juga menyangkut keluargamu, Khaerul?"

Khaerul menunduk, wajahnya berubah muram. "Ayahku pernah menjadi bagian dari sesuatu yang gelap, Aisyah. Hal yang tak pernah kubayangkan akan ada hubungannya denganmu. Tapi tampaknya... segalanya saling terkait."

Aisyah menutup matanya, napasnya berat. "Semua jejak itu... seperti sudah dihapus. Tapi nyatanya tidak. Mereka hanya disembunyikan, menunggu saat yang tepat untuk ditemukan."

Khaerul duduk di sampingnya, diam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Surat itu menyebut nama seseorang... La Besse. Kau tahu siapa dia?"

Nama itu menghantam kepala Aisyah seperti palu godam. Ia pernah mendengar nama itu disebut dalam bisik-bisik keluarganya—tokoh yang diasingkan, dibenci, tapi tak pernah dijelaskan siapa sebenarnya.

"La Besse... dia adalah—"

Sebuah suara keras terdengar dari luar masjid. Seperti pintu dipukul atau kaca pecah. Mereka berdua terlonjak. Khaerul bergegas keluar, diikuti Aisyah.

Di halaman masjid, seorang lelaki tua tergeletak, wajahnya penuh luka. Matanya nyalang, tangannya menggenggam potongan kertas yang diremas kuat-kuat.

"Tolong... simpan ini... jangan biarkan mereka..." suaranya menghilang dalam hembusan napas terakhir. Aisyah membeku. Lelaki itu adalah tetua kampung yang terkenal pendiam dan tak pernah bicara banyak soal masa lalu.

Khaerul memungut kertas itu perlahan, membukanya. Di dalamnya, peta lama kampung dengan tanda merah yang melingkari satu titik—rumah yang telah terbakar bertahun-tahun lalu, yang dikatakan sebagai tempat penyimpanan kitab pusaka.

"Ini... semakin gila," gumam Khaerul.

"Tidak," jawab Aisyah. "Ini baru permulaan. Kita harus ke sana. Kita harus tahu siapa La Besse, dan apa hubungannya denganku."

Langit mulai cerah, tapi sinarnya tak mampu menghangatkan ketegangan yang mulai membalut hari itu. Aisyah tahu, jejak masa lalu yang dulu dikira terhapus ternyata masih tersimpan, menunggu waktu untuk menyeret mereka ke dalam pusaran kebenaran yang tak bisa dibendung.

Saat mereka melangkah menuju titik di peta, kampung itu perlahan mulai hidup. Namun di balik aktivitas pagi, tersembunyi mata-mata yang mengintai. Mereka tahu, dua anak manusia ini sedang menggali sesuatu yang seharusnya tetap terkubur.

Dan saat mereka menyadarinya, semuanya mungkin sudah terlambat.

Terpopuler

Comments

Aono Morimiya

Aono Morimiya

Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.

2025-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Bayang-Bayang yang Tak Pernah Pergi
2 Bab 2: Jejak yang Terhapus
3 Kisah inspiratif penuh misteri
4 Bab 3: Api yang Belum Padam
5 Bab 4: Bayangan dalam Cermin Retak
6 Bab 5: Di Balik Sujud yang Panjang
7 Bab 6: Jejak Darah dan Titik Terang
8 Bab 7: Bayangan yang Menyimpan Nama
9 Bab 8: Segel Makam dan Suara dari Masa Silam
10 Bab 9: Kebenaran yang Tersingkap
11 Bab 11: Janji dalam Sujud
12 Bab 12: Cahaya di Ujung Lembah
13 Bab 13: Api yang Terus Membara di Tengah Penolakan
14 Bab 14: Cahaya dari Timur
15 Bab 15: Cahaya dari Ujung Derita
16 Bab 16: Tanda-Tanda Kehidupan Baru
17 Bab 17: Bayang-Bayang Leluhur
18 Bab 18: Di Ujung Harap dan Doa
19 Aisyah
20 Bab 19: Aisyah — Di Ambang Kehidupan dan Kelahiran
21 Bab 20: Penentuan Takdir
22 Bab 21: Riak Keluarga dan Luka yang Belum Sembuh
23 Bab 22: Cahaya yang Direnggut
24 Bab 24: Gua Cahaya, Pintu Rahasia
25 Bab 25: Pelita dalam Kegelapan
26 Bab 26: Surat Tanpa Nama
27 Bab 27: Di Ambang Kegelapan
28 Bab 28: Surat Tanpa Nama dan Dunia di Antara
29 Bab 29: Jejak Parakang dan Pintu yang Terbuka
30 Bab 30: Doa yang Membakar Langit
31 Bab 31: Bayang Masa Lalu
32 Bab 32: Bayang-Bayang di Balik Kedatangan Ainun
33 Bab 33: Jejak yang Terungkap
34 Bab 34: Jejak yang Tertinggal
35 Bab 35: Bayang-Bayang di Antara Cinta dan Ujian
36 Bab 36: Di Antara Dua Cinta dan Langit yang Retak
37 Bab 37: Darah Cahaya dan Bayangan Ainun
38 Bab 38: Langit yang Tersayat, Laut yang Membisik
39 Bab 39: Akar yang Berdarah, Langit yang Merah
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Bab 1: Bayang-Bayang yang Tak Pernah Pergi
2
Bab 2: Jejak yang Terhapus
3
Kisah inspiratif penuh misteri
4
Bab 3: Api yang Belum Padam
5
Bab 4: Bayangan dalam Cermin Retak
6
Bab 5: Di Balik Sujud yang Panjang
7
Bab 6: Jejak Darah dan Titik Terang
8
Bab 7: Bayangan yang Menyimpan Nama
9
Bab 8: Segel Makam dan Suara dari Masa Silam
10
Bab 9: Kebenaran yang Tersingkap
11
Bab 11: Janji dalam Sujud
12
Bab 12: Cahaya di Ujung Lembah
13
Bab 13: Api yang Terus Membara di Tengah Penolakan
14
Bab 14: Cahaya dari Timur
15
Bab 15: Cahaya dari Ujung Derita
16
Bab 16: Tanda-Tanda Kehidupan Baru
17
Bab 17: Bayang-Bayang Leluhur
18
Bab 18: Di Ujung Harap dan Doa
19
Aisyah
20
Bab 19: Aisyah — Di Ambang Kehidupan dan Kelahiran
21
Bab 20: Penentuan Takdir
22
Bab 21: Riak Keluarga dan Luka yang Belum Sembuh
23
Bab 22: Cahaya yang Direnggut
24
Bab 24: Gua Cahaya, Pintu Rahasia
25
Bab 25: Pelita dalam Kegelapan
26
Bab 26: Surat Tanpa Nama
27
Bab 27: Di Ambang Kegelapan
28
Bab 28: Surat Tanpa Nama dan Dunia di Antara
29
Bab 29: Jejak Parakang dan Pintu yang Terbuka
30
Bab 30: Doa yang Membakar Langit
31
Bab 31: Bayang Masa Lalu
32
Bab 32: Bayang-Bayang di Balik Kedatangan Ainun
33
Bab 33: Jejak yang Terungkap
34
Bab 34: Jejak yang Tertinggal
35
Bab 35: Bayang-Bayang di Antara Cinta dan Ujian
36
Bab 36: Di Antara Dua Cinta dan Langit yang Retak
37
Bab 37: Darah Cahaya dan Bayangan Ainun
38
Bab 38: Langit yang Tersayat, Laut yang Membisik
39
Bab 39: Akar yang Berdarah, Langit yang Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!