CINTAKU YANG TELAH PERGI

CINTAKU YANG TELAH PERGI

BAB 1 ALISA VERONICA

Namaku Alisa Veronica.

Panggil saja Alisa, karena kalau panggil “Veronica” kesannya kayak nama tante-tante tajir yang hobi koleksi tas branded. Aku tumbuh dan besar di sebuah panti asuhan kecil di pinggiran Kota Bandung. Tempat ini udah kayak rumah satu-satunya yang aku punya. Meski bukan rumah besar dengan taman luas dan ayunan estetik kayak di sinetron-sinetron, tapi penuh dengan tawa, harapan, dan… suara rebutan makanan setiap jam makan malam.

Katanya sih aku cantik. Tinggi semampai, kulit kuning langsat kayak mangga arumanis setengah matang, rambut panjang yang jarang banget disisir (tapi tetep kece), dan bibir tipis yang katanya “aestetik banget, Lis,” menurut Rayyen—pacarku yang ganteng dan sok romantis itu, tapi emang bener dia romantis sih.

Rayyen Ferdinand. Denger aja namanya kayak tokoh utama dalam drama Korea versi lokal. Badannya tegap, wajahnya tegas tapi manis, dan yang pasti anak orang kaya. Saking kayanya, kartu ATM-nya aja bisa bikin aku mimisan kalau lihat saldonya. Tapi sumpah, dia nggak kayak cowok-cowok sok tajir di TikTok yang hobinya pamer jam tangan palsu.

Rayyen itu beda. Dia manis, perhatian, dan… royal banget. Royalnya bukan cuma ke aku, tapi juga ke anak-anak panti. Kadang dia bawain makanan, mainan, buku, bahkan pernah traktir semua nonton bioskop. Di situlah aku merasa: “Oh, mungkin Tuhan emang sayang aku.”

Masalahnya? Orang tua Rayyen masih belum suka aku. Wajar sih. Yatim piatu, tinggal di panti, asal-usul tidak jelas—kayak judul sinetron aja. Iya kan??? heheheh. Tapi Rayyen selalu bilang, “Suatu saat mereka bakal nerima kamu, Lis.” Dan aku cuma bisa mengangguk, sambil dalam hati berdoa: “Ya Allah, lembutkan hati calon mertuaku. Aamiin.”

________________________________________

Satu minggu sebelum ujian sekolah.

Aku dan Rayyen duduk di taman belakang panti. Angin sepoi-sepoi, suara burung pipit, dan aroma gorengan dari dapur panti—sempurna buat belajar bareng. Tapi kenyataannya? Kami malah lebih banyak ngobrolin masa depan.

“Lis, kamu udah kepikiran mau kuliah di mana dan ambil jurusan apa?” tanya Rayyen sambil nyemil keripik tempe.

Aku menggeleng pelan. “Belum. Pusing, Ray. Kuliah tuh butuh duit. Dan yang aku punya cuma semangat dan paket data.” Kataku nyengir kuda.

Rayyen tertawa pelan. “Kamu tuh pinter. Mending ambil jurusan Akuntansi atau Bisnis. Cocok banget buat kamu.” Usul Rayyen.

Aku tersenyum, tapi dalam hati rasanya kayak ditusuk sedotan boba. Sakit. Aku memang punya mimpi kuliah di universitas impian, tapi… realistis dong. Biaya pendaftaran aja aku belum tentu punya.

Rayyen menatapku sungguh-sungguh, seperti bisa baca isi pikiranku. “Tenang, Lis. Aku bantu. Aku mau kamu kuliah, kejar mimpimu. Aku serius.”

Aku cepat-cepat geleng kepala. “Ray, kamu udah bantu banyak. Untuk aku, untuk anak-anak panti. Aku nggak mau jadi beban. Sudah cukup selama ini aku repotin kamu."

“Lis, kamu pacarku. Membantu kamu itu bukan beban. Itu tanggung jawab yang aku pilih.”

“Terima kasih. Tapi kali ini, aku mau berjuang sendiri. Aku udah cari info beasiswa. Doain aku aja dapat, ya?”

Rayyen diam sebentar, lalu mengangguk. “Oke. Tapi kalau beasiswanya nggak dapet, aku tetep akan bantu. Deal?"

Aku mengangkat alis. “Kita lihat nanti. Sekarang bantu aku cari kampus yang cocok buat kamu.”

Dan mulailah kami scrolling informasi kampus sambil saling curi pandang. Di sela-sela layar laptop, aku lihat Rayyen memperhatikan aku. Tiba-tiba dia nyelipin rambutku ke belakang telinga dan—

CUP!

Aku langsung melotot. “Ray! Astaga! Jangan nyium sembarangan! Nanti ada yang lihat!”. Kataku sambil celingak-celinguk. Takut ada ibu atau anak panti yang lihat. Kan brabe.!!!

Dia nyengir. “Maaf, khilaf. Pipi kamu tuh… terlalu imut buat nggak dicium.”

“Ihh! Mesum!” Aku memukul bahunya pelan.

Rayyen ketawa geli. “Kalau kamu marah gitu, malah tambah cantik tahu nggak?”

Aku cemberut, lalu dia mulai acak-acak rambutku.

“AYYYYY!!!” teriakku.

“Hahaha, sini, sini… aku rapihin lagi,” katanya lembut, sambil ngerapihin rambutku helai demi helai. Aku diam aja, mukaku masih manyun. Tapi dalam hati, aku nggak bisa bohong: Rayyen selalu bisa bikin aku tenang.

________________________________________

Malam itu, setelah makan malam, Rayyen pamit pulang. Aku mengantarnya sampai teras. Tapi belum sempat balik ke kamar, aku dipanggil oleh Bu Yani—pengasuh panti yang udah kayak ibuku sendiri.

“Lis, sini nak. Duduk dulu.”

Aku duduk di sofa ruang kerja. Bu Yani menggenggam tanganku erat.

“Nak, Ibu sangat bersyukur ada Rayyen yang sering bantu panti ini. Dia anak yang baik. Ibu pikir karena dia dari keluarga kaya, dia bakal sombong. Tapi ternyata, dia lebih baik dari apa yang Ibu bayangkan. Dia betul-betul perhatian dengan kamu dan anak-anak panti. Ibu bersyukur kamu kenal dia.”

Aku mengangguk, tersenyum kecil.

“Tapi Lis, kalian masih muda. Ibu cuma mau ingetin, jaga diri baik-baik, ya. Pacaran itu banyak godaannya. Ibu nggak melarang, tapi tolong tetap jaga batas. Ibu percaya kamu anak baik.”

Aku terdiam. Rasanya kayak ditampar halus. Apa Bu Yani lihat ciuman tadi?

Hatiku jadi gelisah, tiba-tiba saja wajahku berubah jadi pias.

“Iya, Bu… Alisa akan ingat. Terima kasih sudah percaya.” kataku sambil tersenyum.

Aku keluar dari ruang kerja dengan hati campur aduk. Di satu sisi, aku bahagia karena dikelilingi orang-orang baik. Tapi di sisi lain, aku takut. Takut kehilangan semuanya. Takut gagal. Takut kalau semua ini cuma sementara.

________________________________________

Di malam yang sunyi itu, Alisa menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong. Jemarinya perlahan mengelus rambutnya sendiri, seolah memberi kekuatan pada dirinya yang mulai goyah.

“Alisa Veronica, kamu harus kuat,” bisiknya pelan. “Hidup boleh susah, tapi mimpi jangan pernah dilepas. Apa pun yang terjadi, kamu harus jadi orang sukses. Bikin Bu Yani bangga, juga anak-anak panti lainnya. Dan... supaya kamu nggak terus jadi beban buat Rayyen. Sudah cukup selama ini kamu merepotkannya.”

Kata-kata itu meluncur lirih, tapi sarat tekad. Di dalam hatinya, Alisa berjanji akan berjuang sekuat mungkin. Ia ingin sukses—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk panti asuhan yang telah menjadi rumah dan keluarganya.

Ia membayangkan suatu hari nanti, keberhasilannya akan membuka hati orang tua Rayyen yang selama ini belum sepenuhnya menerimanya. Ia ingin mereka bangga, karena anak mereka memilih calon pendamping hidup yang tangguh dan berhasil.

Bayangan itu membuat senyum merekah di wajah Alisa. Kenangan-kenangan bersama Rayyen pun berkelebat, membawa hangat yang perlahan mengusir dingin malam.

Terpopuler

Comments

**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️

**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️

selain kayak tante-tante. Veronica juga kayak nama Tante pencinta berondong:)

2025-06-03

1

**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️

**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️

aku udah liat kak!

2025-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ALISA VERONICA
2 BAB 2 ATURAN PANTI
3 BAB 3 PAGI YANG BERBEDA
4 BAB 4 KETIDAKPASTIAN YANG MENYESAKKAN
5 BAB 5 GANTUNG
6 BAB 6 HUJAN & KEPERGIAN
7 BAB 7 RUMAH SAKIT
8 BAB 8 AWAL YANG BARU
9 BAB 9 PERSIAPAN MENUJU JAKARTA
10 BAB 10 DONA AYUMI KUSUMA
11 BAB 11 JAKARTA
12 ENAM TAHUN KEMUDIAN
13 BERTEMU MASA LALU
14 CERITA PAGI
15 RAYYEN FERDINAND
16 FRISKA UTAMI
17 PERTEMUAN YANG TAK DIINGINKAN
18 DIA SIAPA?
19 MOVE ON
20 BERTEMU ADIKMU
21 HASIL PENYELIDIKAN
22 TES DNA
23 SEBUAH KEBENARAN
24 ANAK KANDUNG
25 ZAHRA AMELIA WIJAYA
26 ANAK KONGLONGMERAT
27 BERTEMU RIVAL
28 JERRY & RAYYEN
29 CERITA ALISA
30 PERTEMUAN TAK TERDUGA
31 BERTEPUK SEBELAH TANGAN
32 MEMBUNTUTI KEVIN
33 BAPAK-BAPAK SIALAN
34 KUCING DAN TIKUS
35 DRAMA RUMAH TANGGA
36 KEVIN SELINGKUH
37 PUTUS DENGAN KEVIN
38 MENGHIBUR DONA
39 DIA SIAPA?
40 KETULUSAN MARKO
41 PEWARIS DAN PERINTIS
42 NASEHAT UNTUK DONA
43 PUTUS? ALHAMDULILLAH
44 BERMAIN GOLF
45 TAWARAN DI PERUSAHAAN PAPA
46 RENCANA RAYYEN
47 KEBENARAN TAK TERDUGA
48 ALISA ANAK KANDUNG WIJAYA
49 BERTEMU MANTAN
50 HUFTTT, MEREKA LAGI
51 DILABRAK
52 SEBUAH RENCANA LICIK
53 CEO CANTIK
54 HOT NEWS
55 KEBAKARAN TOKO
56 BUKTI KEBAKARAN
57 RENCANA WIJAYA
58 MENARIK SAHAM
59 FRISKA DITAMPAR
60 ANCAMAN ALISA
61 MERASA KALAH
62 SALING BERHARAP
63 PERDEBATAN DI KELUARGA HANDOKO
64 TETANGGA KECIL MARKO
65 ALISA CEMBURU
66 NABILA HAMIL
67 MERAYU ALISA
68 PERINGATAN UNTUK FRISKA
69 RENCANA DONA
Episodes

Updated 69 Episodes

1
BAB 1 ALISA VERONICA
2
BAB 2 ATURAN PANTI
3
BAB 3 PAGI YANG BERBEDA
4
BAB 4 KETIDAKPASTIAN YANG MENYESAKKAN
5
BAB 5 GANTUNG
6
BAB 6 HUJAN & KEPERGIAN
7
BAB 7 RUMAH SAKIT
8
BAB 8 AWAL YANG BARU
9
BAB 9 PERSIAPAN MENUJU JAKARTA
10
BAB 10 DONA AYUMI KUSUMA
11
BAB 11 JAKARTA
12
ENAM TAHUN KEMUDIAN
13
BERTEMU MASA LALU
14
CERITA PAGI
15
RAYYEN FERDINAND
16
FRISKA UTAMI
17
PERTEMUAN YANG TAK DIINGINKAN
18
DIA SIAPA?
19
MOVE ON
20
BERTEMU ADIKMU
21
HASIL PENYELIDIKAN
22
TES DNA
23
SEBUAH KEBENARAN
24
ANAK KANDUNG
25
ZAHRA AMELIA WIJAYA
26
ANAK KONGLONGMERAT
27
BERTEMU RIVAL
28
JERRY & RAYYEN
29
CERITA ALISA
30
PERTEMUAN TAK TERDUGA
31
BERTEPUK SEBELAH TANGAN
32
MEMBUNTUTI KEVIN
33
BAPAK-BAPAK SIALAN
34
KUCING DAN TIKUS
35
DRAMA RUMAH TANGGA
36
KEVIN SELINGKUH
37
PUTUS DENGAN KEVIN
38
MENGHIBUR DONA
39
DIA SIAPA?
40
KETULUSAN MARKO
41
PEWARIS DAN PERINTIS
42
NASEHAT UNTUK DONA
43
PUTUS? ALHAMDULILLAH
44
BERMAIN GOLF
45
TAWARAN DI PERUSAHAAN PAPA
46
RENCANA RAYYEN
47
KEBENARAN TAK TERDUGA
48
ALISA ANAK KANDUNG WIJAYA
49
BERTEMU MANTAN
50
HUFTTT, MEREKA LAGI
51
DILABRAK
52
SEBUAH RENCANA LICIK
53
CEO CANTIK
54
HOT NEWS
55
KEBAKARAN TOKO
56
BUKTI KEBAKARAN
57
RENCANA WIJAYA
58
MENARIK SAHAM
59
FRISKA DITAMPAR
60
ANCAMAN ALISA
61
MERASA KALAH
62
SALING BERHARAP
63
PERDEBATAN DI KELUARGA HANDOKO
64
TETANGGA KECIL MARKO
65
ALISA CEMBURU
66
NABILA HAMIL
67
MERAYU ALISA
68
PERINGATAN UNTUK FRISKA
69
RENCANA DONA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!