Rumah Raga

Setelah kerusuhan itu, Miky lebih gencar mengganggu Raga dari pada sebelumnya. Bahkan di hari terakhir mereka di hotel yang menjadi tempat resepsi mereka dilakukan.

"Mas ganteng bawain koper Miky dong, berat nih," titah Miky sambil menghembus-hembus kuku jemarinya yang lentik.

Raga mendengus, ia menarik koper miliknya tanpa memperdulikan seruan Miky.

Melihat kelakuan Raga, Miky menghentakkan kaki. Tangannya menyambar koper bewarna pink miliknya, kemudian menyusul Raga yang berjalan melewati pintu keluar dari kamar.

"Mas ganteng tungguin Miky!" Miky berlari dengan kesusahan karena koper yang dibawanya.

Peluh membasahi wajah Miky, kulitnya yang putih berubah kemerahan karena panas yang menjalar di wajahnya.

Dengan napas ngos-ngosan akhirnya ia berhasil bersanding di samping Raga. Raga tampak tak acuh, tatapan pria itu lurus ke depan dengan tubuh tegap.

Kaki pendek Miky berusaha menyeimbangi langkah lebar suaminya yang tampaknya sengaja berjalan dengan cepat.

Tak habis akal, tangan Miky dengan cepat menyambar jaket yang dikenakan Raga, menggenggamnya erat dengan satu tangan agar pria itu tak bisa pergi jauh darinya.

"Jangan cepat-cepat dong mas jalannya, kaki Miky jadi pegel tau!" omel Miky menggebu-gebu.

"Berisik!"

Miky mendengus mendengar sahutan suaminya, apa Raga kekurangan kosa kata dalam kamusnya hingga menjawab hal yang singkat dan sama.

"Pedes banget mulutnya, harus rajin dicium tuh biar lebih manis dan nggak nyelekit kalau bicara," sindir Miky harap-harap mendapat jackpot dari Raga.

Sayangnya Raga terus berjalan tak memperdulikan Miky yang sedari tadi mengoceh tak jelas sampai mereka berhenti di parkiran hotel.

"Ayah, Bunda, Abang, Mama!" panggil Miky bersuara nyaring saat berpapasan dengan keluarga serta mama mertuanya.

Diam-diam Raga merutuki Miky dalam hati. "Berisik sekali!" Sungguh jengah, namun ia tak menunjukkannya karena saat ini ada sang mama.

"Miky, kamu ini lembut sedikit dong. Bisa budeg suami kamu kalau teriak-teriak begitu," ucap Bening—bunda Miky, mengingatkan akan kebiasaan buruk anaknya.

Miky menanggapi ucapan bundanya dengan nyengir kuda andalannya, yang mana hal itu membuat Bening menghembuskan napas berat.

"Jaga adek aku ya, Bang. Ngeselin begini dia tetap adik kesayanganku." Miko yang berada di samping adik iparnya bertutur bak orang dewasa.

Raga mengangguk saja, malas menanggapi dengan panjang. Ia juga cukup risih ketika orang yang lebih muda darinya memanggil dengan sebutan 'abang'. Miko pria berumur 25 tahun yang merupakan putra sematawayang keluarga Sumono.

"Kamu yakin nggak mau tinggal di rumah utama kita saja, Ga?" tanya Dara—mama Raga.

Kepala Raga menoleh, ia menatap mamanya dengan sorot mata serius. "Jawaban Raga masih sama, Ma. Raga ingin tinggal di rumah Raga."

Mendapat jawaban dari putranya tak membuat Dara puas. Pasalnya rumah itu .... Ah memikirkannya saja sudah membuat Dara pusing. Putranya itu memang keras kepala sama seperti almarhum papanya.

Miky menatap bingung mama mertua serta suaminya, kemudian ia mengendikkan bahu. Mungkin bukan urusan yang begitu penting, pikir Miky. Tinggal di mana pun itu ia ikut saja.

Miky mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari seseorang yang tak kelihatan batang hidungnya. "Afika ke mana ya? Kok nggak kelihatan?" tanyanya.

Mama Dara tersenyum mendengar pertanyaan sang mantu. "Ada di kursi tengah mobil Raga, lagi tidur."

Kepala Miky mengangguk-angguk sambil ber-oh-ria.

"Maaf kalau Fika mengganggu waktu kalian berdua, anak itu tidak mau lepas dari papinya," terang Dara dengan wajah tak enak.

"Ih jangan minta maaf, Ma. Lagian Miky seneng kalau ada Afika jadi berasa punya adik, seru!" sahut Miky girang, bahkan giginya yang rapi sudah terpampang.

Sontak semua mata tertuju pada Miky kecuali Raga tentunya. Merasa diperhatikan banyak orang, lantas wajah Miky berubah bingung.

"Ehm kenapa? Miky salah ngomong ya?" Miky menatap wajah keluarganya satu per satu.

"Ya ampun Miky, kamu ini bikin bunda darting. Afika itu udah jadi anak kamu, bukan adik kamu," bisik Bening dengan suara tertahan agar yang lain tak mendengar omelannya. Kemudian Bening sedikit menjauhkan kepalanya dari telinga Miky, lalu tersenyum ke arah besannya.

Miky menepuk kening sambil berujar. "Oh iya, Miky lupa hehehe, Afika kan anaknya mas ganteng, berarti anaknya Miky juga."

Raga sungguh jengah dengan Miky, banyak omong dan memuakkan!

Percakapan keluarga kecil itu berhenti dengan saling berpamitan, Sumono dan Bening serta Miko memeluk Miky dengan erat. Mereka berpisah dengan mobil masing-masing.

***

Mobil yang dikendarai oleh Raga berhenti di depan pelataran rumah bernuansa putih bertingkat dua.

Mata Miky menilai bangunan megah yang terbentang luas di depannya dengan menatap takjub.

"Bagus juga selera mas ganteng," puji Miky dalam hati. Matanya tak berhenti menatap pilar-pilar yang menghiasi rumah megah bernuansa putih itu.

"Ennng papi, kita cudah campai di lumah?"

Mendengar suara cadel bocah berumur empat tahun sontak membuat pasutri tersebut menoleh ke belakang.

Tampak Afika tengah mengucek-ngucek mata dengan lengan gembulnya.

"Ayo kita turun, Fika." Raga menanggapi pertanyaan putrinya dengan suara terdengar tenang.

Miky memperhatikan interaksi papi dan anak itu dengan tersenyum kecil, ia jadi teringat dengan ayahnya yang selalu menuruti semua keinginannya.

"Mimi tidak ikut diajak tulun, Pi?" Lagi-lagi Fika bertanya saat sang papi sudah membuka pintu mobil dan bersiap-siap untuk menggendongnya.

Mendapati pertanyaan tersebut membuat Raga menatap wajah anaknya, kemudian ia melirik sekilas dengan sorot sinis pada Miky yang memperhatikannya bersama Fika.

Raga kembali meluruskan padangannya pada Fika. "Hm," sahutnya singkat.

Miky mencebikkan bibir. Jawaban macam apa itu? Tidak jelas sekali! Apa ada sariawan di mulut suaminya sehingga pria itu tak mampu menjawab dengan benar. Seketika pandangan kekaguman yang sempat ia tujukan untuk Raga sedikit memudar.

Raga membawa Afika ke dalam gendongannya, lantas ia turun tanpa mengajak serta Miky untuk sekadar berbasa-basi.

"Astaga! Mas ganteng bener-bener deh," rutuk Miky. Dirinya menyusul keluar, memanggil satpam yang berjaga di kediaman itu untuk membantunya membawakan koper-koper yang berada dalam bagasi mobil.

"Pak Jarwo, tolong bawain koper Miky sama mas ganteng ya, Pak. Hehehe maaf ngerepotin," ucap Miky sembari menggaruk pelan sudut alisnya yang tak gatal.

Satpam dengan name tag bertuliskan 'Jarwo' di baju seragamnya itu memasang tubuh siap dengan tangan membentuk hormat.

"Siap, Nyonya. Nggak ngerepotin kok," jawab Jarwo semangat sampai-sampai kumis palsunya miring sebelah akibat hentakkan kakinya yang terlalu lebay.

Seketika tawa Miky pecah, ia memegangi perutnya seiring dengan tubuh yang berguncang.

"Ya ampun, pak Jarwo, awas kumisnya copot." Miky menunjuk kumis pak Jarwo, kemudian ngacir begitu saja meninggalkan satpam itu seorang diri.

Jarwo menggeleng-gelengkan kepala sambil memperbaiki posisi kumis palsu yang membuatnya terlihat gagah di mata ART sebelah.

"Tuan Raga dapat istri baru atau anak baru ya? Pendek, mungil gemesin gitu bentuknya," gumam Jarwo.

Di lain sisi, Miky berhasil menyusul suami serta anaknya yang kini berada di depan pintu masuk utama.

"Papi, Fika mau digendong cama Mimi." Ucapan Fika sontak membuat Raga berhenti melangkah.

"Tubuhnya kecil," lontar Raga singkat padat.

Mulut Miky tercengang lebar, salah satu sudut bibirnya berkedut. Kecil? Jawaban macam apa itu, bikin kesal saja. Walau memang benar tubuhnya kecil, aset depan belakangnya pun terbilang kecil untuk gadis berumur 19 tahun. Tapi tidak bisakah pria itu menjawab dengan penjelasan panjang yang baik dan benar.

Ingin rasanya Miky mencium bibir pria itu biar kapok dan ketagihan. Eh?!

Bersambung ....

Ada apa ya dengan rumah Raga? Ade yang tau gak ni, Zeyeng?😱😱😱😱

Lumba-lumba makan perahu

Makannya di dekat buaya

Buat para zeyeng yang tahu

Jangan lupa dikomen ya

Azekk💃💃💃💃💃💃💃

Terpopuler

Comments

Suryani

Suryani

jd mau di panggil apa??Oom🙄🙄

2025-05-29

2

Suryani

Suryani

lnjuttt Thor🤩😁

2025-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!