Ancaman Menyakitkan

Lidah Miky terasa kelu, ia tak mampu berucap satu kata patah pun saat mendengar perkataan suaminya yang begitu nyelekit di hati.

Kenapa mas gantengnya tega berkata seperti itu? Tidak taukah Raga jika perkataan itu menyakiti hatinya? Suami mengungkapkan kata cinta di malam pertama untuk wanita lain yang sudah meninggal sungguh tidak pernah terbayang di kepala Miky.

Miky menggigit bibirnya yang bergetar, matanya sudah digenangi air mata yang mana satu kedipan saja mampu merobohkan pertahanannya.

"Menikahimu adalah kesialan bagi saya!" tambah Raga sarat akan emosi.

Runtuh sudah benteng pertahanan Miky, ia tak lagi mampu menahan air matanya yang kini meluncur deras. Miky menangis terisak sangking sakitnya.

"T-tapi Miky sayang sama mas ganteng karena mas ganteng suami Miky," ungkap Miky dengan terisak.

Tangan Raga terulur, mengusap bulir bening yang keluar dari sudut mata istrinya. "Sayangnya saya tidak merasakan hal yang sama, saya benci dengan pernikahan ini," ucap Raga secara gamblang tanpa memikirkan perasaan Miky.

Air mata Miky semakin mengalir deras. Raga seakan mempermainkannya, pria itu menghapus air matanya namun disaat bersamaan menaburi garam di atas lukanya.

Raga menarik tangannya, ia menegakkan tubuh kemudian berdiri dengan pongah seolah tidak terjadi apa-apa.

"Tidak ada malam pertama atau malam berikutnya, kamu dengan hidupmu, saya dengan hidup saya." Raga menekan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, memperjelas bahwa pernikahan yang mereka jalani hanya status semata.

Miky menyeka air mata dengan lengannya, ia mendongak menatap Raga.

"Satu lagi, saya tau ayah kamu memiliki riwayat penyakit jantung. Jadi, silahkan mengadu jika kamu ingin ayahmu menyusul papa saya."

Cukup! Miky sudah tidak tahan lagi, kekesalannya sudah tak tertolong. Tanpa ancang-ancang apalagi pikir panjang, Miky yang duduk di pinggir ranjang langsung menunduk, kemudian maju secepat kilat menyeruduk benda pusaka suaminya.

"Ahsst, kau!!!" Raga meringis menahan ngilu di antara selangkangannya dengan tubuh membungkuk kesakitan.

"Mamam tuh! Mas ganteng jahat sih, jadi Miky seruduk aja biar tobat." Miky berdiri tegak, tak ada lagi gurat sedih di wajahnya.

Dengan berani Miky mendekati Raga yang membungkuk kesakitan. "Miky nggak perduli mas masih cinta sama mendiang istri mas," bisiknya di telinga sang suami.

Miky tersenyum kecil saat melihat suami tampannya tidak berdaya. Mendapat kesempatan dalam kesempitan, Miky mendekatkan bibirnya pada pipi Raga.

Cup!

"Maaf ya mas ganteng sudah bikin anunya nyut-nyutan hehehe." Miky menarik diri setelah melabuhkan satu kecupan basah, kemudian ia berlari masuk ke dalam kamar mandi sambil bersenandung.

Wajah Raga merah padam, emosinya melonjak tinggi hingga ke ubun-ubun. Tidak disangka gadis yang umurnya bahkan belum genap 20 tahun itu bisa seberani ini ke padanya.

"Ahsst sial! Sial!" Raga berjalan dengan langkah tertatih. Ringisan kecil terus meluncur dari bibir kissable-nya. "Gadis ingusan sialan!" rutuknya, kemudian menjatuhkan diri di atas sofa panjang bewarna hitam, merebahkan diri seraya menghela napas panjang.

Raga bersandar menatap ke langit-langit kamar hotel, dominasi warna putih cukup membuatnya tenang. Ia memijat ringan kepalanya yang berdenyut nyeri, sesekali ia menolehkan kepala ke arah pintu kamar mandi.

Belum genap sehari ia hidup bersama Miky, namun kepalanya serasa akan meledak. Jika saja Miky tidak menerima perjodohan ini, tentu saja ia tidak akan menyakiti gadis itu. Sialnya, Miky menerima dirinya yang berstatus duda beranak satu.

"Tresno tekan matiku mung sampean, raono muntire lehku berjuang, kudu dadi siji ora urusan sampai pada tujuan tuhan mohon ijinkan."

Raga mengernyitkan dahi ketika mendengar suara cempreng Miky yang tengah bernyanyi. Seketika kepalanya semakin pusing.

"Loh mas ganteng ngapain rebahan di situ? Ranjang kita ukurannya gede loh, Mas." Miky mendekati Raga dengan santai walau saat ini tubuhnya hanya berbalut handuk yang tak mampu menutupi pahanya dengan sempurna.

Raga tak tergoda sama sekali dengan pemandangan di depannya. Ia mengibas-ngibaskan tangan. "Pergi!" titahnya tegas seraya memasang wajah tak bersahabat.

"Idih, mau Miky sundul lagi ya?" ancam Miky sambil mengambil ancang-ancang bak banteng.

Sontak Raga mendelikkan mata tajam, membuat nyali Miky menciut seketika. Miky memberengut, ia berpaling meninggalkan suaminya yang tampan. "Huh nggak asik!" dengusnya.

Lagi dan lagi, Raga hanya bisa menghela napas kasar. "Gila," umpat Raga.

Miky keluar dari ruangan tempat baju-bajunya berada dengan tubuh sudah berpakaian lengkap. Baju tidur motif patrick lengan pendek senada dengan celana pendeknya.

Mendapati keberadaan Miky yang berpakaian seperti bocah ingusan membuat Raga berdecih. Ia hampir tak waras karena sudah menikahi bocah gila seperti Miky.

Tubuh Miky berlenggak-lenggok bak model papan atas, kaki mulus nan putihnya beranjak naik ke atas ranjang.

"Uhhh nyamannya." Miky menjatuhkan tubuh dengan merentangkan tangan lebar, menikmati kelembutan ranjang hotel yang berselimutkan bad cover putih. Kulitnya terasa rileks karena sensasi dingin serta aroma mawar yang menguar.

Mata Miky melirik ke arah Raga yang berbaring di sofa. Ia pun merubah posisi tubuhnya menjadi menyamping sambil menyanggah kepala dengan satu tangan.

"Ekhem ekhem! Nggak sakit itu pinggangnya, Mas? Mas kan udah berumur," goda Miky sambil terkikik geli.

Ah senangnya! Miky tiba-tiba saja mendapatkan ide brilian. "Mengganggu mas Raga akan jadi rutinitasku mulai hari ini, biar dia terMiky-Miky," batin Miky girang.

Raga ikut menatap Miky dari kejauhan, tangannya mengepal kuat saat mendengar suara cekikikan yang lebih terdengar seperti ejekan di telinganya.

"Berisik!" geram Raga.

Miky tersenyum mendengar kekesalan suami tampannya. Ia memanyunkan bibir memberi kiss dari jarak jauh sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Biarlah tua, tapi kutetap cintaaa." Miky bersenandung dengan suara pas-pasan yang mampu membuat gigi Raga bergemeletuk.

Pada akhirnya Raga memutar mata jengah, ia kembali berbaring terlentang. Muak rasanya melihat wajah Miky si gadis gila.

Miky cekikikan melihat kepasrahan suaminya. Sepertinya hari ini sudah cukup baginya mengganggu Raga, ia pun berbaring menghadap langit-langir kamar memutuskan untuk mengganggu Raga lagi esok hari.

Waktu terus begulir, detik berubah menit, menit berganti jam. Namun, mata Miky tak juga terpejam.

Berulang kali Miky membalik tubuhnya di atas ranjang. Ia tak dapat tidur tanpa guling kesayangannya yang tertinggal di rumah ayah bundanya.

Miky merasa bosan, ia memilih duduk di tepi ranjang. Dilihatnya Raga tertidur di atas sofa yang tak mampu menampung tubuh jangkung pria itu.

Tidak tega melihat suami tampannya tidur tanpa selimut, ia pun mengambil bed cover putih yang disediakan hotel, lalu membawanya menuju sang suami.

"Kasihannya suamiku." Miky membentangkan selimut, saat dirinya hendak menyelimuti tubuh Raga sontak gerakannya terhenti karena ponsel yang ada di atas dada Raga menyala.

Miky mengernyitkan dahi, matanya menyipit kemudian terbelalak saat mendapati sebuah foto yang menjadi wallpapper ponsel suaminya.

"Buk Marina!" celetuk Miky gusar.

Bersambung ....

Siapakah sosok yang ada ponsel Raga? Mengapa Miky memanggilnya Marina? Apakah Miky mengenalnya?

Terpopuler

Comments

Suryani

Suryani

pedasny omongan Raga mengalahkn bon cabe lefel spuluh🥴🥴smpi mengancam sprti itu, diri ku klu jd Miky SDH langsung ku tinggal lakik model begtu🙄

2025-05-29

0

Suryani

Suryani

Miky hrusny jgn mudah luluh SM Raga,,,multny kejam gitu🙄

2025-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!