BAB 04- Penjepit rambut peninggalan ibu

Mata Luo Yi dan Hui melebar tak percaya saat Mei Na mengambil kotak itu.

" Berikan padaku! itu milikku. " Teriak Luo Yi.

Namun Mei Na mengangkat kotak itu tinggi-tinggi, menghindari jangkauan Luo Yi.

"Enak aja, kamu pasti mencurinya. "Tuduh Mei Na. " Lihatlah Ayah, dia bahkan sudah berani mencuri. "

Wajah jendral Luo Zhi memerah,menahan amarah. " Jawab Luo Yi! apa benar yang di katakan adikmu. Dari mana kamu mendapatkan penjepit rambut sebagus itu. Apa benar kamu mencurinya? "

Sebelum Luo Yi belum sempat menjawab,dengan gerakan cepat ia merebut kembali kotak itu dari tangan Mei Na saat dia lengah.

" Aku tidak mencurinya, " Seru Luo Yi, ia memeluk erat-erat kotak perhiasan itu. " Ini peninggalan ibuku, ibu yang memberikan ini padaku. " Mata Luo Yi menatap tajam ke arah Mei Na sambil mengerucutkan bibirnya.

Mei Na menghentakkan kaki dengan kesal. " Ayah aku mau penjepit rambut seperti itu, aku tidak punya penjepit rambut secantik itu. Lagi pula kak Luo Yi sangat tidak pantas memakainya terlebih dengan wajah jeleknya itu. " Cecar Mei Na.

Hui yang geram hendak maju dan ingin menerjang Mei Na namun Luo Yi menahan tangannya dan menggeleng.

Jendral Luo Zhi berteriak dengan nada marah. " Berikan itu pada adikmu! " ia menghampiri Luo Yi dan Mei Na yang tengah berdebat di halaman depan aula.

Mei Na mengulurkan tangannya, senyum licik terpatri di bibirnya. "Mana, Kak? Lagi pula, Kakak tidak pantas menyimpan penjepit rambut itu. Lagipula, Kakak kan penyebab kematian Ibu Yang Zi!"

Bisikan terakhirnya, diiringi kedipan mata penuh kebencian, hanya terdengar oleh Luo Yi.

Plaak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Mei Na. Ia tersentak, tangannya terangkat menutupi pipi yang terasa panas. Rengekan kesakitan tertahan di bibirnya.

"Luo Yi!!" Li Wei, berteriak histeris. Matanya membulat sempurna, tak percaya melihat putrinya di tampar.

Mei Na, dengan air mata buaya yang mengalir deras, berlari ke arah Jenderal Luo Zhi.

"Ayah! Lihat, Kakak sudah berani menamparku!" rengeknya, suara penuh kepura-puraan.

Jenderal Luo Zhi, wajahnya memerah menahan amarah, mengusap pipi Mei Na dengan lembut.

"Apa yang kau lakukan?!" suaranya menggelegar, menimpa Luo Yi yang berdiri tegak, menantang. "Berani sekali kau menampar Mei Na!"

Luo Yi memutar bola matanya dengan malas, suaranya dingin dan menusuk. "Heh… kenapa? Ayah tak terima? Lalu kenapa Ayah diam saja saat dia menuduhku sebagai penyebab kematian Ibu? Ayah sungguh percaya itu?"

Li Wei, wajahnya pucat pasi, menghampiri Luo Yi. "Apa maksud perkataanmu, Luo Yi?"

Luo Yi mendengus, tatapannya tajam menusuk Li Wei. "Kenapa kalian dengan mudahnya percaya bahwa aku penyebab kematian ibu? Bukankah aneh jika aku melakukannya dengan sengaja?"

Pertanyaan retorisnya menggantung di udara, mengusik hati yang telah lama terluka. Keheningan mencekam, menunggu jawaban yang tak kunjung datang.

"Ayah pikir, dari mana semua bahan makanan yang aku masak berasal?" Luo Yi menatap tajam ayahnya, suaranya tenang namun penuh tekanan.

"Bukankah semua itu diurus oleh pelayan di sini, pelayan yang Ayah percaya untuk mengurus semua keperluan dapur? Dan kenapa ada jamur beracun itu di dapur? Bukankah itu disengaja? Waktu itu aku masih kecil, Ayah. Tapi sekarang, setelah aku menggalinya lagi, banyak kejanggalan. Kenapa Ayah mudah terhasut? Bukankah Ayah seorang jenderal dengan pendirian yang kuat?" Ia mengepalkan tangannya, jari-jarinya memutih menahan amarah.

Jenderal Luo Zhi celingukan, menghindari tatapan tajam putrinya. Pipinya memerah, keringat dingin membasahi dahinya. Ada benarnya juga semua yang dikatakan Luo Yi.

Mei Na dan Li Wei saling pandang, wajah mereka pucat pasi, keringat dingin membasahi kulit mereka.

Luo Yi melanjutkan, matanya menyipit tajam ke arah Li Wei. "Lagi pula, jamur itu sangat langka dan hanya tumbuh di kedalaman hutan. Sejak kapan aku pernah ke hutan untuk mengambilnya? Dan kenapa mereka meletakkannya di dapur bersama bahan masakan yang lain? Bukankah itu disengaja dan ada yang berniat mencelakai kami?"

Ia melangkah maju, mendekati Li Wei, tekanan di udara semakin terasa. Li Wei cemas, ia mundur beberapa langkah.

Li Wei mendekap lengan suaminya, suaranya bergetar. " Apa maksutmu menatapku seperti itu? Jadi kamu menuduh ku penyebab kematian ibumu? Lihatlah, Sayang. Dia bahkan melemparkan kesalahannya pada orang lain!"

Luo Yi terkekeh, suara tawa yang dingin dan menusuk. "Lagi pula, siapa yang menuduh mu? Apa kalian merasa tertuduh? Atau jangan-jangan… memang benar kamu pelakunya?" Senyum sinis terpatri di wajahnya, menambah tekanan pada Li Wei.

Jenderal Luo Zhong, dengan suara gemetar, berusaha menghentikan pertengkaran itu. "Sudah-sudah, cukup! Hentikan semua ini! Kamu jangan asal berasumsi! Jelas-jelas semua itu kesalahanmu! Kamu masih mau berkelit?!"

Ia terlihat frustasi, terombang-ambing antara rasa bersalah dan keinginan untuk melindungi istrinya.

"Kalau Ayah tak mau menyelidikinya lagi, tidak apa-apa, Yah. Aku yang akan melakukannya sendiri."

"Aku akan membuktikan jika ada orang lain yang sengaja menjebakku dan ingin menyelakai ibu. Aku tak ingin terus-terusan dituduh sebagai penyebab kematian Ibu. Dan aku pastikan akan menemukan dalang di balik ini semua. "

Ia mengibaskan bajunya dengan gerakan penuh percaya diri, ia mendengus ke arah Li Wei Kemudian, dengan langkah pasti, ia meninggalkan mereka yang terpaku di tempat, meninggalkan keheningan yang dipenuhi rasa penasaran.

Li Wei, wajahnya memerah menahan amarah dan ketakutan, meremas-remas lengan bajunya hingga membentuk lipatan-lipatan kain yang kusut. Giginya terkatup kuat, menahan amarah yang menggelegak di dalam dadanya. Tatapannya mengikuti kepergian Luo Yi, memperhatikan setiap langkah yang semakin menjauh.

Deg! Jantung Li Wei berdebar kencang. Sebuah firasat buruk muncul di benaknya. ''Kenapa aku merasa Luo Yi sangat berbeda? Ini bahaya. Aku harus menghentikannya sebelum semuanya terlambat.''' Pikirannya kalut.

Li Wei memperhatikan suaminya yang berjalan lesu memasuki aula. Langkahnya berat, tak bersemangat. Tatapan Jenderal Luo Zhi kosong, seperti orang yang tengah tenggelam dalam pikirannya sendiri, tak menyadari kehadiran istrinya. Li Wei mengerucutkan bibirnya, menahan kekhawatiran yang semakin membesar. Dengan langkah ragu, ia mengikuti suaminya dari belakang, bayangan Luo Yi dan kecurigaannya yang semakin menguat, menghantui langkahnya.

.

.

Luo Yi dan Hui memasuki kereta kuda. Luo Yi mengenakan cadar tipis, menutupi luka di pipinya. Senyum tipis terukir di balik cadar itu; ia bisa melihat jelas kemarahan yang membara di mata Li Wei dan Luo Mei Na.

"Wah… Nona hebat! Bahkan Nona berani menampar Nona Mei Na!" seru Hui, matanya berbinar-binar, lalu berubah penasaran. "Tapi… apa benar Ibu Nona sengaja diracun? Kenapa Nona tak memberi tahu Hui?"

Luo Yi tersenyum. "Maaf, Hui. Aku baru memikirkannya semalam. Setelah kamu menceritakan semuanya dan penyebab ibu keracunan adalah jamur beracun,kan sangat mustahil aku mendapatkannya. Sudah jelas ada yang sengaja menaruhnya di dapur bersama semua bahan yang lain. "

"Aku akan mencari bukti kematian Ibu, dan aku akan pastikan mereka membayarnya lunas. Kau harus membantuku, ya."

Hui mengangguk mantap, "Baik, Nona. Nona bisa mengandalkan saya."

Kereta kuda berhenti di tengah hiruk pikuk pasar kota Ming. Pasar yang masih sangat tradisional dan sangat ramai orang yang berlalu lalang. Hui segera turun, tangannya terulur membantu Luo Yi turun dengan anggun. Namun, begitu kakinya menyentuh tanah, semua mata tertuju padanya. Bisikan-bisikan memenuhi udara.

"Bukankah itu putri Jenderal Luo Zhi?" seseorang berseru, suaranya penuh rasa ingin tahu yang dicampur dengan cibiran.

"Benar, itu Nona Luo Yi! Gadis tak tahu malu! Dengan wajahnya yang rusak itu, ia masih memaksa Pangeran Kedua yang tampan untuk menikahinya!"

Tatapan-tatapan penuh kebencian menusuk Luo Yi. Beberapa orang bahkan berbisik-bisik dengan ekspresi jijik, tangan mereka menunjuk-nunjuk ke arahnya. Luo Yi merasakan tatapan-tatapan itu seperti pisau-pisau kecil yang menusuk kulitnya.

Namun, ia tetap tegar, langkahnya tak tergoyahkan. Ia berjalan menuju toko penggadaian, bahu tegak, kepala terangkat tinggi. Ia seolah-olah tak mendengar bisikan-bisikan penuh kebencian itu.

"Nona… kenapa diam saja? Mereka sudah keterlaluan!" Hui mengepalkan tangannya, menahan amarah.

Luo Yi tersenyum kecut, tangannya menggenggam tangan Hui dengan erat.

"Sudahlah, Hui. Jangan hiraukan mereka. Ada masalah yang jauh lebih penting daripada mengurus orang-orang seperti mereka."

Ia menarik tangan Hui, melangkah cepat menuju toko.

Di depan toko penggadaian, Luo Yi masuk. Seorang lelaki paru baya tengah duduk santai sambil memegang kipas dan mengipas tubuh yang dengan angkuh. Ia menatap dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh, tanpa sepatah kata pun. Luo Yi merasakan hawa dingin yang menusuk dari tatapan lelaki tua itu, namun ia tetap berdiri tegak, tekadnya tak goyah.

Luo Yi mengeluarkan kotak perhiasan kecil, matanya menatap tajam penjaga toko yang masih duduk santai.

"Apa Anda yakin tidak menyambut saya?" tanyanya, suaranya dingin namun tegas.

Saat Luo Yi membuka kotak itu, sebuah penjepit rambut berkilauan terungkap di bawah cahaya redup toko. Mata penjaga toko yang tadinya malas langsung melebar, binar-binar serakah memenuhi pandangannya. Ia berdiri dengan sigap, seolah-olah terbangun dari tidur panjang.

"Oh… maaf, Nona! Maafkan saya!"

Ia buru-buru menghampiri Luo Yi, tangannya gemetar sedikit saat menyiapkan sebuah kursi.

"Silahkan duduk, Nona." Ia kembali ke kursinya, usaha keras menyembunyikan kegugupan di wajahnya. "Ada apa? ada yang bisa saya bantu, Nona?"

Luo Yi mengangkat dagunya sedikit, tatapannya tetap tajam. "Saya ingin menanyakan harga penjepit rambut ini." Ia menyodorkan sebuah penjepit rambut kecil, gerak tangannya elegan namun penuh keyakinan.

Mata penjaga toko berbinar-binar, jari-jari keriputnya dengan hati-hati memeriksa penjepit rambut tersebut.

"Ini… ini barang langka dan berharga! Dibuat oleh pengrajin terhebat di Ibu Kota! Bahkan ada batu gioknya!" Ia berdecak kagum. "Bagaimana kalau… tiga koin emas? Cukupkah?"

Senyum tipis mengembang di bibir Luo Yi. 'Tiga koin emas! Cukup untuk membeli banyak bahan obat!'

Hui menarik kain baju Luo Yi. "Nona… yakin akan menggadaikan barang peninggalan Ibunda Nona?" Hui berbisik, khawatir.

Luo Yi berbisik di telinga Hui. "Tenang saja, kita pasti bisa menebusnya."

Luo Yi mengangguk pada penjaga toko. "Baiklah, Tuan. Saya akan mengambil uang ini."

Namun, sebelum Luo Yi meraih uang itu, penjaga toko menahan tangannya. Senyumnya sedikit pudar, digantikan ekspresi serius. "Tapi ingat, Nona. Jangka waktunya hanya dua bulan. Jika dalam dua bulan Anda belum mengembalikan uangnya… maka penjepit rambut ini menjadi milik saya."

Luo Yi mengangguk kembali, tatapannya tetap teguh. "Tenang saja, Tuan. Saya pasti akan kembali dengan uangnya."

Terpopuler

Comments

⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝© ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘSAKURA🇵🇸

⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝© ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘSAKURA🇵🇸

semangat Lou yi buat semua terkuak

2025-06-09

1

⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝© ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘSAKURA🇵🇸

⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝© ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘSAKURA🇵🇸

waduh pak jendral yang terhormat kok Andah g tegas sih, selidiki dunk diam diam

2025-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 - Bukan pemeran utama
2 BAB 02- Tekat merubah jalan cerita
3 BAB 03- Racun
4 BAB 04- Penjepit rambut peninggalan ibu
5 BAB 05-Penyelamatan dramatis
6 BAB 06-Pangeran Xiao Ming
7 BAB 07- Membalas
8 BAB 08-Pembatalan
9 BAB 09-Jian Ming yang semakin penasaran
10 BAB 10-Kematian di depan mata
11 BAB 11- Kematian dayang Bou Yu
12 BAB 12-Tuduhan palsu
13 BAB 13-Terungkapnya kejahatan
14 BAB 14- Bayangan Mei Na
15 BAB 15-Pembatalan yang di tolak
16 BAB 16- Pernikahan yang di tetapkan
17 BAB 17- Rahasia besar
18 BAB 18-Hari pernikahan
19 BAB 19-Pengantin yang tertukar
20 BAB 20-Pangeran Yu Ming
21 BAB 21-Terungkapnya wajah Luo Yi
22 BAB 22-Perhatian Xiao Ming
23 BAB 23-Sisi lain pangeran Xiao Ming
24 BAB 24-Penyakit Xiao Ming
25 BAB 25-Ancaman nyata
26 BAB 26-Rahasia di balik kotak perhiasan
27 BAB 27-Kedatangan Xiao Ming
28 BAB 28-Dalam Bahaya
29 BAB 29-Janji Xiao Ming
30 Pengenalan Para Tokoh
31 BAB 30-Rasa mulai tumbuh..
32 BAB 31- Tugas Istana
33 BAB 32-Terbunuhnya dayang An.
34 BAB 33-Gelar Putri Kekaisaran
35 BAB 34-Kembalinya para pangeran
36 BAB 35-Tragedi di istana
37 BAB 36-Permaisuri dan Guang Hong
38 BAB 37-Penyesalan
39 BAB 38-Cinta pertama
40 BAB 39-Malam yang penuh gairah
41 BAB 40-Intrik istana
42 BAB 41- Ujian penentuan putra mahkota
43 BAB 42-Gairah yang tertunda
44 BAB 43-Sisi lain Xiao Ming
45 BAB 44-Membalikkan keadaan.
46 BAB 45-Rencana Xiao Ming
47 BAB 46-Penyergapan
48 BAB 47- Teka teki terbunuhnya Selir Hai Yun
49 BAB 48-Terbongkarnya kejahatan Guang Hong.
50 BAB 49-Toko penggadaian
51 BAB 50-Kotak perhiasan
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 01 - Bukan pemeran utama
2
BAB 02- Tekat merubah jalan cerita
3
BAB 03- Racun
4
BAB 04- Penjepit rambut peninggalan ibu
5
BAB 05-Penyelamatan dramatis
6
BAB 06-Pangeran Xiao Ming
7
BAB 07- Membalas
8
BAB 08-Pembatalan
9
BAB 09-Jian Ming yang semakin penasaran
10
BAB 10-Kematian di depan mata
11
BAB 11- Kematian dayang Bou Yu
12
BAB 12-Tuduhan palsu
13
BAB 13-Terungkapnya kejahatan
14
BAB 14- Bayangan Mei Na
15
BAB 15-Pembatalan yang di tolak
16
BAB 16- Pernikahan yang di tetapkan
17
BAB 17- Rahasia besar
18
BAB 18-Hari pernikahan
19
BAB 19-Pengantin yang tertukar
20
BAB 20-Pangeran Yu Ming
21
BAB 21-Terungkapnya wajah Luo Yi
22
BAB 22-Perhatian Xiao Ming
23
BAB 23-Sisi lain pangeran Xiao Ming
24
BAB 24-Penyakit Xiao Ming
25
BAB 25-Ancaman nyata
26
BAB 26-Rahasia di balik kotak perhiasan
27
BAB 27-Kedatangan Xiao Ming
28
BAB 28-Dalam Bahaya
29
BAB 29-Janji Xiao Ming
30
Pengenalan Para Tokoh
31
BAB 30-Rasa mulai tumbuh..
32
BAB 31- Tugas Istana
33
BAB 32-Terbunuhnya dayang An.
34
BAB 33-Gelar Putri Kekaisaran
35
BAB 34-Kembalinya para pangeran
36
BAB 35-Tragedi di istana
37
BAB 36-Permaisuri dan Guang Hong
38
BAB 37-Penyesalan
39
BAB 38-Cinta pertama
40
BAB 39-Malam yang penuh gairah
41
BAB 40-Intrik istana
42
BAB 41- Ujian penentuan putra mahkota
43
BAB 42-Gairah yang tertunda
44
BAB 43-Sisi lain Xiao Ming
45
BAB 44-Membalikkan keadaan.
46
BAB 45-Rencana Xiao Ming
47
BAB 46-Penyergapan
48
BAB 47- Teka teki terbunuhnya Selir Hai Yun
49
BAB 48-Terbongkarnya kejahatan Guang Hong.
50
BAB 49-Toko penggadaian
51
BAB 50-Kotak perhiasan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!