Luo Yi tiba-tiba menyingkirkan semua makanan yang ada di meja, ia merasa ada yang tidak beres dengan makanan itu. Ia mengambil piring yang berisi tumis daging kesukaannya. Luo Yi mendengus sambil mencium aroma daging itu, di dekatkan piring ke hidungnya. Ia tak mencium bau yang aneh, matanya memicing menyelidik mencari sesuatu dalam masakan itu.
Hui penasaran, mendekat. " Ada apa Nona, kenapa Nona mencium-cium daging itu. "
Jari telunjuk Luo Yi hinggap di bibir Hui membuatnya terdiam.
" Ssst... pelan-pelan, aku curiga ada sesuatu yang salah dalam makanan ini. "
Piring itu di dekatkan ke wajah Hui, aroma daging yang sebelumnya menggoda berubah menjadi mengancam.
Mata Hui membelalak, " Maksut Nona, makanan ini ada racunnya. " Hui menutup mulutnya rapat.
Di tariknya perlahan tangan Luo Yi dari bibir Hui, alisnya naik turun.
" Aku curiganya seperti itu, sekarang kamu fikir, mereka kan sangat membenciku tapi kenapa mereka memperhatikan makananku sampai menyiapkan khusus hanya untukku. Apa kamu gak penasaran. "
Kedua tangan Hui mengepal di atas meja, kuku jari-jarinya memutih karena ia menekannya kuat. " Wah...kalau yang Nona katakan itu benar, mereka benar-benar kejam! " Gerutu Hui kesal, namun ia kemudian ragu. " Tapi jika makanan ini ada racunnya, kenapa setiap Nona memakannya tidak terjadi apa-apa. "
Luo Yi berdiri , tangannya menyilang di dada. Ia mengetuk-ngetuk kepalanya dengan jari mencoba untuk berfikir. Pandangan tertuju pada Hui yang memperhatikannya dengan cemas.
" Ini masih dugaanku," Katanya. "Jadi kita harus membuktikannya. "
" Bagaimana,Caranya? "
" Di sini masih belum ada Laboratorium, aku hanya bisa menguji racun itu dengan cara yang tradisional. " Batin Luo Yi.
Sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya. " Di sini ada bunga Wolfsbane gak... aku membutuhkannya untuk menguji apakah ada racun di makanan ini. "
"Sepertinya saya pernah melihatnya , saya kan mencarinya. Nona tunggu saja di sini. " Seru Hui.
Ia bergegas keluar kamar, langkahnya tergesa-gesa namun tetap hati-hati. Luo Yi hanya bisa duduk tenang, jari-jarinya memainkan ujung kain bajunya, menunggu Hui kembali dengan secercah harapan. Detik-detik terasa begitu panjang. Akhirnya, ketukan pintu memecah kesunyian. Hui masuk dengan napas tersengal-sengal, wajahnya bersemu merah.
Dengan hati-hati, ia membuka kantongan kain putih itu, memperlihatkan bunga Wolfsbane yang berwarna ungu pucat. Bunga itu diletakkan di atas meja dengan lembut, takut akan merusak keindahannya. Luo Yi meminta Hui mengambilkan cawan kecil, matanya memancarkan fokus yang tajam.
Setelah semua siap, Luo Yi mulai menumbuk bunga Wolfsbane dengan gerakan tangan yang terampil dan pasti. Airnya yang sedikit, hanya beberapa tetes, diperoleh dengan susah payah dan diteteskan ke dalam cawan. Setetes kuah daging tumis kemudian ditambahkan.
Mata Luo Yi memperhatikannya dengan seksama. Perlahan air dalam cawan berubah warna, yang awalnya berwarna ungu pudar perlahan berubah menjadi warna hitam pekat. Luo Yi mengangkat sebelah sudut bibirnya.
"Nona... kok warnanya bisa berubah. " Katanya kaget.
"Kalau warnanya berubah, itu menandakan di dalam tumis daging ini memang ada racunnya. " Gigi Luo Yi terkatup.
"Jadi, selama ini Nona di racuni. "
Luo Yi mengangguk pelan. " Itulah yang membuatku bingung, luka ini seakan tak mengering padahal luka ini sudah bertahun-tahun. Jelas ada penyebabnya dan ada pemicunya, racun ini di berikan dengan dosis kecil hingga hanya berdampak pada wajahku. Racun ini tidak mematikan, namun jangka panjangnya akan membuat tubuh kita sakit-sakitan jadi kesannya kita sakit biasa bukan karena racun. " Ungkap Luo Yi, ia menggeleng tak percaya.
Kedua tangan Hui mengepal kuat, ia berdiri dadanya kembang kempis menahan amarah.
" Kalau gitu kita beritahu Jendral Non... biar jendral tau betapa busuknya mereka. "
Di tariknya tangan Hui, di usapnya lembut. " Jangan gegabah, yang kita lawan ini orang yang cerdik. Lagi pula kita belum tau siapa yang sudah memberikan aku racun. Yang ada nanti kita malah di tuduh melakukan tuduhan palsu. "
" Jelas semua ini perbuatan Nyonya dan Nona Mei Na. "
"Sekarang kita diam dulu, kita selidiki ini diam-diam. Saat kita punya bukti kita bongkar semua kebusukan mereka di depan Ayah. " Ujar Luo Yi penuh tekat. " Sekarang kita fokus sembuhkan luka di wajahku. "
Luo Yi mendekap pundak Hui. " Jadi mulai sekarang kita jangan makan masakan yang mereka siapkan untuk kita, lebih baik kamu memasak sendiri makanan yang akan kita makan, mengerti. "
Hui mengangguk. " Baiklah Non, mulai sekarang saya yang akan memasak makanan untuk Nona. "
Luo Yi tersenyum sambil mengangguk, " Ya, sudah lebih baik kamu buang makanan ini. Tapi ingat jangan sampai ada yang melihatnya, kita pura-pura memakannya. "
Hui mengangguk, ia segera mengumpulkan makanan itu di satu tempat dan membawanya keluar diam-diam sambil mengawasi sekitar takut jika ada yang melihatnya.
Sementara Luo Yi tengah memikirkan bagaimana mendapatkan bahan obat yang begitu langka itu. Ia juga teringat jika dirinya tak punya uang sepeserpun, jika meminta ayahnya belum tentu sang ayah memberikannya. Ia menggaruk kepalanya nampak frustrasi.
Luo Yi segera bangkit, membuka semua lemari dan kotak yang ada di kamarnya itu. Ia mencari sesuatu yang mungkin berharga hingga bisa di jualnya. Setelah mencari cukup lama namun ia tak juga menemukan sesuatu.
Namun saat ia terduduk di lantai ia melihat ada kotak kecil di bawah lemari, kotak yang terbuat dari kayu namun ada ukiran bunga. Luo Yi segera meraihnya. Matanya membelalak tatkala membukanya. Chai (penjepit rambut )yang sangat bagus dan mewah, terbuat dari bahan perak, serta dengan model sangat indah bahkan ada batu Giok yang berkilau.
Senyuman mengembang di bibir Luo Yi, akhirnya ia bisa mendapatkan uang untuk membeli bahan obat. Ia segera menyimpannya di bawah bantalnya . Ia duduk di samping ranjang, senyum bahagia terukir di wajahnya.
.
.
Keesokan paginya, Luo Yi dan Hui bersiap untuk pergi ke pasar. Langkah mereka ringan, beriringan menuju gerbang utama. Namun, tepat saat melewati aula utama, Jendral Luo Zhi muncul, wajahnya serius dan tatapannya tajam.
"Kalian mau ke mana?" suaranya tegas, berkumandang di aula utama, membuat Luo Yi dan Hui langsung berhenti.
Keringat dingin membasahi dahi Luo Yi. "Gawat!" batinnya, "Bagaimana kalau Ayah melarangku pergi?"
Jendral Luo Zhi berkacak pinggang, tatapannya tajam menusuk ke arah mereka berdua. "Kalian mau buat ulah lagi, ya? Kemarin sudah mempermalukan aku, sekarang apa lagi yang ingin kalian lakukan?" Suaranya meninggi.
Bibir Luo Yi mengerucut, menahan rasa takut dan kecewa. Perlahan, ia berbalik menghadap ayahnya, suaranya bergetar sedikit.
"Tidak, Ayah, aku hanya ingin pergi jalan-jalan saja."
Tiba-tiba, Le Wei dan Luo Mei Na muncul, wajah mereka dipenuhi dengan ekspresi jijik dan sinis. Mereka menatap Luo Yi dengan pandangan penuh kebencian.
Luo Mei Na melangkah maju, suaranya bernada mengejek. "Apa Kakak tidak tahu malu? Setelah apa yang Kakak lakukan kemarin, pasti membuat semua orang merasa jijik dengan Kakak Luo Yi. Apa Kakak mau membuat Ayah semakin malu dengan menunjukkan wajah buruk Kakak di depan banyak orang?" Ia menyeringai, sebuah senyum penuh kepuasan dan kemenangan.
Tanpa aba-aba, Luo Mei Na mendorong tubuh Luo Yi dengan keras. Luo Yi terhuyung, hampir terjatuh. Hui, dengan sigap, menangkap tubuh Luo Yi, mencegahnya jatuh ke tanah.
Namun, dalam kekacauan itu, kotak perhiasan yang disimpan Luo Yi di lengan bajunya terlempar. Kotak kecil itu jatuh ke lantai, membuat semua orang tertegun sejenak. Mei Na, dengan cepat, merampas kotak itu. Ia membukanya, matanya membulat sempurna saat melihat isinya. Wajahnya berubah, dari terkejut menjadi penuh kecurigaan.
"Apa ini? Kamu mencurinya?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ˢ⍣⃟ₛ≛⃝⃕|ℙ$ ꪻ꛰͜⃟ዛ༉mak
boleh nawar ga neng? bisa ga Lou yi nya di bikin kuat, yg anti petir anti badai anti hinanaan anti segala sesuatu yg nyakitin dia/Facepalm/ ngenes baca nya neng kalo Lou yi nya gampang di tindas/Chuckle/ maaf ya kalo permintaan mak aga di luar nurul
2025-05-26
3
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira 𝐸𝓊𝓃𝒳𝒾𝑒💎
Mei Na main ambil aja, cepat sembuhkan lukanya Lou Yi, biar kamu bisa balas semua perbuatan mereka/Determined//Determined/
semangat kak thor dan sehat selalu
2025-05-26
0
🌟Bintang✨
Mei Na tak tau diri.. ntar kalau wajah Luo Yi jadi cantik baru rasa dy
2025-05-26
0