Bab 5: Foto Rahasia

"Assalamualaikum."

Semua orang menoleh ke arah sumber suara dan melihat Ahen baru datang.

"Ahen. Kamu dari mana?"

"Toko cabang, Ma."

"Istrimu kok nggak diajak?"

"Kasihan pasti dia lelah."

Ibu Ahen tersenyum.

"Ini kalian kenapa berdiri semua?" tanya Ahen.

"Itu Istrimu tiba-tiba mematung. Coba periksa, mungkin Istrimu sakit." ujar Ayah Ahen.

Ahen berjalan mendekati Alena dan meraih tangannya.

"Kau kenapa?" tanya Ahen.

"Tidak apa-apa."

Setelah di pastikan Alena baik-baik saja. Mereka duduk berkumpul sambil mengobrol ringan. Sepanjang obrolan berlangsung, raut wajah Alena hanya datar dan banyak diam.

Ali yang merupakan adik Ahen juga irit bicara. Sekitar pukul 10 malam, mertua dan adik iparnya pun pamit. Ali mengulurkan tangan untuk menyalami Alena, namun Alena langsung berbalik.

"Sayang, aku ke kamar dulu. Kayaknya aku nggak enak badan."

Ahen mengiyakan.

"Kalian berdua kelihatannya ada sesuatu. Kau kenal istriku?" tanya Ahen.

Ali menggeleng.

"Aku baru pertama kalinya bertemu dengan dia. Ya sudah, aku pulang dulu. Istriku sudah menungguku di mobil."

Ahen dan Ali berpelukan kemudian Ali pergi dari rumah kakaknya itu. Setelah itu Ahen pergi ke kamarnya sendiri.

Saat berada di dalam kamarnya, Alena diam sambil meringkuk di atas tempat tidurnya. Matanya memerah dan berkaca-kaca.

"Alena, kamu kuat. Jangan nangis!" ucapnya pada dirinya sendiri.

Keesokan paginya, Ahen mendengar suara Alena yang sedang mengobrol dengan Bi Mia di dapur.

"Tuan tidak suka Cumi, Nyonya."

Alena mengangguk paham.

"Jadi biasanya dia makan apa?"

"Kalau pagi-pagi biasanya sarapannya pakai sayur bening dan sambal."

"Alena." panggil Ahen.

Alena menoleh ke belakang dan melihat Ahen sedang memasang kancing kemejanya di bagian pergelangan tangan.

"Ada apa?" tanya Alena.

Bi Mia izin ke halaman belakang untuk memetik sayur bayam yang ditanam sendiri.

"Kau tidak perlu ikut bantu di dapur. Aku biasa makan masakannya Bi Mia."

"Dih, PD banget jadi orang. Aku masak untuk diriku sendiri."

"Aku mendengar obrolan kalian tadi."

"Salah dengar. Ngapain coba capek-capek masak buat orang kayak kamu."

Alena melangkah hendak meninggalkan area dapur.

"Tunggu."

Alena pun menghentikan langkahnya.

"Jangan pernah ke halaman belakang rumah. Hanya keluargaku dan Bi Mia yang ku izinkan."

"Kenapa?" tanya Alena.

"Itu adalah tempat favorit Salma."

Alena menghela napas kasar.

"Oke." jawab Alena dengan santai kemudian berlalu meninggalkan Ahen.

Meski begitu, saat siang hari Bi Mia pergi belanja ke supermarket dan Ahen sedang pergi ke kantor, Alena memanfaatkan kesempatan ini dan melanggar perintah Ahen.

Alena pergi ke halaman belakang. Begitu ia membuka pintu, angin segar dan sejuk menyapa wajahnya.

"Jadi ini tempat favoritnya Salma?" gumam Alena.

Alena berjalan mengelilingi taman bunga yang kecil itu, puas melihat bunga ia langsung beralih pada tamaman sayur dan buah anggur.

...----------------...

Malam harinya, Alena menyadari ada barang yang tertinggal di dalam mobil.

"Waduh, lipstikku ketinggalan di mobilnya Ahen." tuturnya.

Akhirnya Alena pergi ke kamar Ahen, sesampainya disana ia melihat pintu kamar Ahen sedikit terbuka, ia pun memberanikan diri untuk mengintip. Melalui celah seadanya, Alena melihat Ahen sedang mengelus sebuah foto.

Ahen merasa ada yang mengawasinya. Ia langsung menoleh ke arah pintu tetapi tidak mendapati siapapun.

Alena berjalan dengan menjinjit dan menahan napas, ia agak menjauh dari kamar Ahen. Setelah dirasa cukup, Alena kembali berjalan normal kembali menuju kamar Ahen, tepat dengan hal itu Ahen membuka pintu dan mendapati Alena sedang berjalan ke arahnya. Ahen keluar dari kamar dan menutup pintunya.

"Mau apa kesini?" tanya Ahen.

"Pinjam kunci mobil. Lipstikku ketinggalan disana." jawab Alena.

"Tunggu." Ahen segera masuk ke kamar dan tidak lama kemudian keluar dan menyodorkan kunci mobilnya.

"Terimakasih." ucap Alena sembari mengambil kunci di tangan Ahen.

Saat di garasi, Alena menghela napas dan merasa lega.

"Foto siapa tadi ya? Aku penasaran." gumam Alena.

Setelah selesai, Alena langsung mengembalikan kunci mobil Ahen, setelah ia pergi ke kamarnya.

"Apa itu fotonya Salma?" gumamnya lagi.

"Ternyata omonganku saat itu beneran. Mahendra belum move on. Huft!"

'Tok tok tok'

"Alena! Buka pintunya!"

Mendengar suara Ahen yang menggema di rumah itu, Alena keluar kamar dan heran melihat tingkah suaminya.

"Apa sih teriak malem-malem." protes Alena sambil memasang wajah kesal.

"Kau ambil apa di mobil?!" tanya Ahen dengan emosi.

"Ambil lipstik lah! Budeg ya? Tadi kan aku udah bilang." Alena tidak mau kalah saat Ahen berbicara dengan nada seperti itu.

"Mana Jas di kursi belakang?! Kau apakan?!" tanya Ahen lagi, bahkan urat di sekitar leher Ahen timbul saking kerasnya ia bersuara.

Alena kebingungan.

"Jas apa?!" Alena juga menaikkan nada suaranya.

"Jas di mobil!"

"Gue nggak tau! Lo pikir gue pencuri, hah?!"

Mendengar keributan yang terjadi, Bi Mia pun menghampiri mereka.

"Ada apa, Tuan?" tanya Bi Mia.

"Dia nanya jas, Bi. Aku mana tau jas yang dia maksud."

"Oh, jas yang pink itu ya, Tuan?"

Ahen menoleh pada Bi Mia.

"Tuan kan tadi malam menyuruh saya membawanya ke Laundry." sambung Bi Mia.

Alena menyunggingkan bibir dan menatap penuh kemenangan pada Ahen.

"Pikun? Main nuduh-nuduh sembarangan. Ayahku aja nggak pernah meninggikan suaranya. Lah, ini suami pilihan Ibuku malah modelan kayak kamu."

Ahen mulai kembali sabar dan emosinya sudah hilang.

"Aku minta maaf." ucap Ahen.

"Nggak butuh." nada suara Alena menunjukkan ia kecewa dan sedih.

Alena kembali masuk ke dalam kamar dan ia duduk bersandar di pintu, Alena menangis sesenggukan sambil memeluk lututnya.

"Sudah ku duga pernikahan ini tidak akan indah." ucapnya di sela tangisnya.

"Ada lagi, Tuan?" tanya Bi Mia.

Ahen menggeleng.

"Bi Mia kembali saja ke kamar. Dan pastikan kejadian malam ini tidak sampai Mama tau."

"Iya, Tuan."

****************

Besoknya, saat Ahen sedang bekerja dan Bi Mia sibuk di halaman belakang. Alena pergi ke kamar Ahen. Saat akan membuka pintu, ternyata pintu kamar Ahen di kunci.

"Duh."

Alena memikirkan cara agar dia bisa masuk ke kamar Ahen.

"Aha!" Alena mendapat sebuah ide.

"Bi Mia." panggil Alena.

Mendengar namanya di panggil, Bi Mia masuk ke dalam rumah dan menghampiri Alena.

"Maaf ya Bi, aku ganggu kerjaan Bibi."

"Tidak, kok."

"Kamarnya Tuan biasanya di bersihin Bibi?"

Bi Mia mengangguk.

"Hari ini apa udah dibersihin?"

"Belum, Nyonya. Setelah mengurus tanaman di belakang nanti saya bersihkan, setelah itu kamar Nyonya."

"Oh enggak usah, kamar aku biar aku yang bersihin sendiri ya."

"Tapi-"

"Biar aku ada kegiatan di cuti ku ini." sela Alena.

"Baiklah kalau begitu mau Nyonya."

Sekitar pukul 2 siang, Alena mengintip di balik tembok dan mendapati Bi Mia melihat ke beberapa arah untuk memantau kondisi. Ia pun mengambil guci berisi bunga imitasi yang ada persis di samping pintu kamar Ahen dan ternyata di dalamnya terdapat salinan kunci kamar Ahen. Setelah itu Bi Mia langsung masuk dan mulai bersih-bersih.

Setelah agak lama menunggu, Bi Mia selesai dengan urusannya dan kembali meletakkan kunci itu di tempat semua. Alena bergegas menjauh dari tempat persembunyiannya.

"Bi, Bibi capek nggak?" tanya Alena.

Bi Mia menggeleng.

"Aku pengen jajan seblak, Bi. Disini ada nggak yang jual?"

"Ada, Nyonya. Tapi antrinya lama soalnya ramai pembeli."

"Bi Mia bisa beliin nggak? Ini Aplikasi gofood aku lagi eror jadi nggak bisa pesen online."

"Bisa, Nyonya."

"Ya udah minta tolong beliin ya, super pedes. Nanti toping-topingnya di foto terus kirim ke aku."

"Iya, Nyonya. Saya ganti baju dulu."

Alena mengangguk.

"Makasih, Ya."

"Sama-sama, Nyonya."

Beberapa menit kemudian, Bi Mia pun keluar untuk membeli seblak. Beruntung Bi Mia bisa mengendarai motor dan ada motor Ahen di rumah. Setelah itu Alena bergegas mengambil kunci di guci dan lekas membuka pintu kamar Ahen, ia langsung masuk. Alena mencari foto yang ia lihat kemarin di beberapa tempat.

Saat membuka laci rahasia di dalam lemari Ahen, Alena menemukan foto yang ia cari, ia mengambil foto itu, seketika mata Alena membulat, raut wajah terkejutnya terpampang jelas. Alena juga mengambil foto yang lain, ia semakin terkejut.

Terpopuler

Comments

ewin🐌

ewin🐌

Foto siapakah itu?jadi penasaran

2025-06-07

0

Vio⁶

Vio⁶

Rumah tangga kayak begitu enggak bakal benar 'Hanya keluargaku dan bi Mia yang kuijinkan' ckckkk emang Alena siapa Ahen?????

2025-06-06

0

☠ 𝒜𝐿𝓊𝓃𝒶ᴳᴿ🐅

☠ 𝒜𝐿𝓊𝓃𝒶ᴳᴿ🐅

makin banyak teka teki ini, itu knapa sama alena ketemu adiknya ahen benggong gitu, belom lagi masalah foto dikamar ahen 🤔??

2025-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Tamu Mama
2 BAB 2
3 Bab 3: Sah
4 Bab 4: Pindah
5 Bab 5: Foto Rahasia
6 Bab 6
7 Bab 7: Meminta pisah
8 Bab 8: Egois
9 Bab 9: Makan Bersama
10 Bab 10
11 Bab 11: Rumah Sakit
12 Bab 12: Menginap Di Rumah Mertua
13 Bab 13:
14 Bab 14:
15 Bab 15:
16 Bab 16:
17 bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31: Patah Hati Terbesar
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48: Kembali Bahagia
49 Bab 49: Kamu Suka Perempuan?
50 Bab 50
51 Bab 51: Mulai Terasa Jauh
52 Bab 52:
53 Bab 53
54 Bab 54: Pilihan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58: Rencana Pernikahan
59 Bab 59: Pernikahan Kedua
60 Bab 60: Menghindar
61 Bab 61: Mertuaku Kayaaa!
62 Bab 62: Kiss
63 Bab 63: Acara Perpisahan
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66: Silvi Hamil
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71: Kunjungan Mertua
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74: Belanja.
75 Bab 75: Panti Asuhan
76 Bab 76: Mantan Silvi
77 Bab 77: Memilih Selesai.
78 Bab 78: Hari Apes Tidak Ada di Kalender
79 Bab 79
80 Bab 80: Rahasia Bocor??
81 Bab 81
82 Bab 82: Surat Misterius
83 Bab 83. Ada Kuis!
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93. Rebutan
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101: Menyatakan Perasaan
102 Bab 102: Menghabiskan Malam
103 Bab 103: Bongkar Identitas
104 Bab 104:
105 Bab 105: Perpisahan
106 Bab 106: Tamparan Manis Untuk Silvi
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109: Hadiah Untuk Alena
110 Bab 110: Serangan Silvi
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120: Kisss
121 Bab 121
122 Bab 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1: Tamu Mama
2
BAB 2
3
Bab 3: Sah
4
Bab 4: Pindah
5
Bab 5: Foto Rahasia
6
Bab 6
7
Bab 7: Meminta pisah
8
Bab 8: Egois
9
Bab 9: Makan Bersama
10
Bab 10
11
Bab 11: Rumah Sakit
12
Bab 12: Menginap Di Rumah Mertua
13
Bab 13:
14
Bab 14:
15
Bab 15:
16
Bab 16:
17
bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31: Patah Hati Terbesar
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48: Kembali Bahagia
49
Bab 49: Kamu Suka Perempuan?
50
Bab 50
51
Bab 51: Mulai Terasa Jauh
52
Bab 52:
53
Bab 53
54
Bab 54: Pilihan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58: Rencana Pernikahan
59
Bab 59: Pernikahan Kedua
60
Bab 60: Menghindar
61
Bab 61: Mertuaku Kayaaa!
62
Bab 62: Kiss
63
Bab 63: Acara Perpisahan
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66: Silvi Hamil
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71: Kunjungan Mertua
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74: Belanja.
75
Bab 75: Panti Asuhan
76
Bab 76: Mantan Silvi
77
Bab 77: Memilih Selesai.
78
Bab 78: Hari Apes Tidak Ada di Kalender
79
Bab 79
80
Bab 80: Rahasia Bocor??
81
Bab 81
82
Bab 82: Surat Misterius
83
Bab 83. Ada Kuis!
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93. Rebutan
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101: Menyatakan Perasaan
102
Bab 102: Menghabiskan Malam
103
Bab 103: Bongkar Identitas
104
Bab 104:
105
Bab 105: Perpisahan
106
Bab 106: Tamparan Manis Untuk Silvi
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109: Hadiah Untuk Alena
110
Bab 110: Serangan Silvi
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120: Kisss
121
Bab 121
122
Bab 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!