Bab. 05

"Brukkk!"

suara dari tubuh seseorang yang mengenai lantai.

"Sayang, apa yang terjadi padamu? "

Di tengah keheningan yang terjadi di sana, tiba tiba saja Ling Hua di kejutkan dengan tubuh Ling Tian yang tiba tiba jatuh dari tempat duduknya.

"Gege, cepat angkat putra kita ke kamarnya! "

Melihat Ling Tian rupanya tengah pingsan saat ini, Ling Hua pun dengan panik langsung meminta Ling Hao untuk mengangkat tubuh Ling Tian yang ada di pangkuannya itu untuk di bawa ke kamarnya.

.

.

.

Waktu kembali berlalu.

Saat ini waktu sudah menunjukkan malam hari, namun meksipun begitu Ling Tian yang sudah pingsan sejak tadi sore itu tidak ada tanda tanda untuk sadar.

Membuat Ling Hua yang sejak awal terus mendampingi tubuh tak sadarkan diri Ling Tian itupun semakin terlihat khawatir.

Padahal menurut pemeriksaan yang dia dan juga Ling Hao lakukan sebelumnya, Ling Tian tidak dalam ke adaan serius dan hanya pingsan biasa.

 Namun anehnya sampai detik ini Ling Tian masih belum menunjukkan tanda tanda untuk segera sadar dari pingsannya itu.

Kemudian karena sudah tidak tahan lagi melihat keadaan Ling Tian itu, Ling Hua pun langsung bergegas keluar dari kamar tersebut untuk mendatangi Ling Hao yang sebelumnya pamit untuk bertemu ayah mertua dan juga para saudara iparnya untuk membahas kelanjutan dari persiapan acara kedewasaan yang sebentar lagi akan di gelar di klan itu.

.

.

.

Di tempat Ling Hao berada.

"Adik, ada apa? "

tanya salah satu sosok yang saat ini duduk tepat di depannya. Dimana dia menanyakan hal itu karena melihat wajah Ling Hao yang terlihat sedikit murung sepanjang perbincangan mereka sebelumnya.

Dia adalah Ling Jian. Putra tertua dari Patriak Ling Yuran yang saat ini terlihat duduk di kursi kebesarannya.

Sementara untuk dua sosok lain yang ada di sisi kanan dan kiri Ling Hao saat ini adalah Ling Bian, putra kedua. Dan yang terakhir Ling Yang, putra ketiga atau bisa di sebut sebagai kakak ketiga Ling Hao, mengingat dia yang merupakan bungsu di keluarga tersebut.

Kembali ke cerita.

Mendapati pertanyaan tersebut, Ling Hao pun hanya terlihat menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Sebab dia tidak ingin apa yang tengah dipikirkannya mengenai apa yang terjadi pada Ling Tian itu di ketahui oleh Ling Jian dan juga yang lainnya.

Karena dia tak ingin masalah tersebut membuat mereka semua khawatir dan akhirnya membuat acara yang tengah mereka siapkan itu terhambat.

"Tidak apa kak. Mungkin karena aku sedikit mengantuk saat ini, sehingga membuat kakak mengira aku kenapa napa sebelumnya." ucap Ling Tian di sertai dengan senyum yang di paksakan.

Membuat Ling Yuran dan yang lainnya langsung menetap curiga ke arahnya setelah melihat itu.

Namun belum sempat mereka membuka mulutnya untuk menanyai Ling Hao lebih lanjut mengenai masalah tersebut, tiba tiba fokus mereka semua teralihkan pada suara langkah kaki yang terdengar cukup cepat pergerakannya tengah menuju ke tempat tersebut.

Dimana itu merupakan suara langkah dari Ling Hua yang saat ini sosoknya sudah mulai memasuki ruangan tempat berkumpulnya Ling Hao dan yang lainnya itu.

Kemudian dengan ekspresi kecemasan yang terpancar sengat jelas di wajahnya, Ling Hua pun langsung membuka mulutnya mengejutkan semua orang yang ada di tempat itu.

"Gege, putra kita masih belum juga sadar dari pingsannya. Tidak kah Gege meminta Ayah untuk meminjamkan tabib klan untuk memeriksanya? "

Mendengar apa yang di katakan Ling Hua itu, Ling Hao pun langsung bereaksi untuk membuatnya tidak menjelaskan akan masalah tersebut.

"Istriku... Kamu..., "

Namun saat melihat betapa rapuh dan tertekannya sosok Ling Hua sat ini, Ling Tian pun hanya bisa menelan kembali perkataannya itu.

Kemudian setelah itu, dia pun langsung mengalihkan pandangannya pada Ling Yuran dan yang lainnya untuk melihat bagaimana respon mereka atas perkataan istrinya itu.

Yang kemudian benar saja, terlihat kini Ling Yuran dan ketiga kakaknya pun tengah menatap ke arahnya dengan pandangan tidak senangnya.

Membuat Ling Hao pun hanya bisa menghela nafasnya, sebelum kemudian dia pun mulai membuka mulutnya untuk menjelaskan akan masalah tersebut pada mereka semua. Dan tak lupa juga Ling Hao menjelaskan alasan mengapa dia sebelumnya menyembunyikan hal tersebut dari mereka.

Sementara itu di sisi lain.

Ling Hua yang sudah merasa tidak lagi memiliki kepentingan di tempat itu pun langsung membalikkan tubuhnya untuk kembali ke kamar Ling Tian. Karena tujuannya untuk mendatangi tempat itu bisa si bilang sudah selesai.

Sebab setelah mendengar perkataannya itu, Ling Yuran dan yang lainnya pasti tidak akan lagi duduk santai setelahnya, mengingat betapa mereka menyayangi Ling Tian yang merupakan anggota paling kecil di keluarga itu.

.

.

.

Kamar Ling Tian.

Sesampainya Ling Hua disana, betapa terkejutnya ia dengan apa yang terpampang di depannya saat ini.

Dimana kini di atas tempat tidur yang ada si dalam kamar tersebut terlihat satu sosok pemuda yang tengah duduk bermeditasi dengan keadaan kedua matanya tertutup dengan sempurna.

Sosok tersebut siapa lagi kalau bukan Ling Tian, yang entah sejak kapan terbangun dari pingsannya itu.

Kembali ke sisi Ling Hua.

Setelah pulih dari keterkejutannya itu, Ling Hua pun langsung berlari dari tempat nya untuk memeluk sosok Ling Tian yang tengah duduk dalam keadaan bersila di atas tempat tidur nya itu.

Namun saat jarak Ling Hua sudah terpaut beberapa meter dari sosok Ling Tian, tiba-tiba saja tubuhnya langsung membeku di tempat tanpa bisa lagi di gerakkan untuk maju lebih mendekati Ling Tian.

Beruntung Ling Hua mampu mengontrol dirinya untuk tidak panik. Sehingga meskipun kini dia berada dalam keadaan yang tak masuk akal menurutnya , dia masih berpikir dengan jernih dengan langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya agar tidak mengeluarkan suara yang akhirnya bisa mengganggu meditasi putranya itu.

Karena di pikirannya saat ini, apa yang tengah menimpanya itu kemungkinan berhubungan dengan ke adaan Ling Tian saat ini.

Dengan itu, Ling Hua pun mencoba bergerak untuk menjauhi Ling Tian. Berharap apa yang ia pikirkan itu benar benar terjadi.

Dan benar saja, apa yang ada di pikirannya itu benar benar bekerja saat ini. Dimana terlihat kini Ling Hua dengan mudah nya mundur menjauhi tempat sebelumnya.

Sehingga kini membuat Ling Hua pun semakin yakin, jika sesuatu yang sempat menahan tubuhnya itu benar benar berhubungan dengan aktivitas yang di lakukan Ling Tian saat ini.

Dengan itu, Ling Hua pun langsung keluar dari kamar itu dan menutup pintu kamar tersebut dengan hati-hati dari luar.

 Kemudian setelahnya, Ling Hua pun langsung berdiri di depan pintu tersebut untuk mencegah orang lain masuk ke kamar tersebut.

Terpopuler

Comments

maz tama

maz tama

Thor jangan buru2 nulis nya kesalahan penulisan tolong di perhatikan dan di perbaiki

2025-05-26

0

bedjo

bedjo

ok

2025-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!