Dan ternyata yang menghentikan percakapan mereka adalah Uma, karena mendengar ucapan Uma mereka berdua pun menolehkan wajahnya ke sumber suara dengan tersenyum.
"Ada apa kalian berbicara serius begini?" Tanya Uma.
"Uma dengar tadi ada yang membicarakan tentang cadar, siapa yang mencari cadar?" Tanya Uma lagi.
"Iyah Ibu arah tadi mencari cadar tapi aku tidak membawanya dari rumah" Jawab Mama Ara.
"Oh arah mencari cadar, kau mau kemana nak" Tanya Uma pada Ara.
"iya Uma Ara mau pergi ke mall karena Ara sudah kebiasaan kalau mau pergi ke mall Ara selalu memakai cadar supaya Ara tidak dikenali oleh orang orang" Jawab Ara.
"Oh seperti itu kalau begitu Ara ikut Uma sekarang ke kamar untuk mencari cadar, Uma punya banyak cadar di dalam kamar" Ucap Uma.
Tanpa pikir panjang Uma dan Ara pun pergi menuju kamar untuk mencari cadar yang di inginkan oleh Ara.
Sesampainya di dalam kamar.
"Ara sini nak, kau ingin cadar yang warna apa?" Tanya Uma pada Ara.
"Seadanya aja deh Uma" Jawab Ara.
"Ya sudah Uma carikan dulu" Ucap Uma.
Beberapa menit kemudian.
"Ini nak" Ucap Uma sambil memberikan cadar berwarna coklat agak muda.
"Adanya ini gimana?" tanya Uma.
"Gapapa Uma Ara suka warna itu, tapi Ara tidak bawa kerudung yang warna nya sama Uma, Apakah Uma memiliki warna yang sama?" Tanya Ara.
"Ada, ini nak" Ucap Uma sambil memberikan kerudung yang warna nya senada.
"Terimakasih Uma ku yang cantik, Ara tambah sayang deh sama Uma" Ucap Ara sambil tersenyum sangat manis dan menampilkan ke dua lesung pipi nya.
Uma hanya menjawab dengan senyuman dan geleng geleng kepala karena melihat tingkah cucunya yang tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang.
Setelah Ara keluar dari kamar Uma Ara pun masuk ke dalam kamar nya lalu menganti pakaian dan tidak lupa memakai kerudung, tas ransel kecil, cadar dan juga kacamata hitam nya.
Setelah selesai Ara pun kebawah.
Setelah sampai bawah.
"Mama Papa Uma Aki Kakak Ara mau pergi dulu ya" Ucap Ara sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Iya nak" Jawab Mama.
"Oh iya kamu ke Mall sama siapa?" Tanya Mama pada Ara.
"Sendiri lah Ma, apa Mama nggak ingat kalau di Bandung itu aku nggak punya temen" Jawab Ara dengan santai.
"Oh iya Mama lupa, gini aja karena Mama khawatir kalau kamu pergi sendirian di Mall Mama akan menyuruh Kakak kamu untuk menemani kamu ya" Ucap Mama, Ara hanya tersenyum karena ia sangat bahagia jika yang menemani dia adalah Kakak nya karena setiap kali Kakak nya yang mengantar pasti dia selalu di traktir.
"Kakak Kakak sini nak" Panggil Mama kepada Kakak.
"Iya Ma ada apa?" Tanya Faish pada Mama nya.
"Kamu antara Adik kamu ya ke Mall pluss jagain soalnya Mama khawatir kalau Adik mu pergi sendirian" Ucap Mama dengan khawatir.
Faish hanya melihat Adiknya ia yakin kalo perumpamaan Adik nya pergi sendiri pasti berani berani saja toh dia bisa bela diri, tapi karena di suruh Mama nya untuk menjaga Adik nya dia hanya mengiyakan saja.
Tanpa pikir panjang mereka pun segera masuk ke dalam mobil.
Di sisi lain ada seorang laki laki tampan yang akan mengantarkan Umi nya untuk berbelanja kebutuhan rumah yang sudah habis di Mall. Ya benar dia adalah Akmal yang akan mengantarkan Umi nya untuk pergi ke Mall.
Beberapa menit kemudian.
Akmal bersama Umi nya dan Ara bersama Kakak nya sama sama sampai di Mall.
Ara pun turun dari mobil Kakak nya.
"Kakak nggak sekalian turun" Tanya Ara pada Kakak nya.
"Turun tapi nanti Kakak mau ngecek laporan dulu di dalam ponsel, kamu turun duluan aja nanti Kakak nyusul" Ucap Kakak.
"Iya deh aku turun dulu ya" Ucap Ara.
Ara pun segera turun dari mobil Kakak nya dengan memakai cadar dan menggunakan kacamata hitam nya karena area parkir menuju dalam Mall cukup jauh jadi Ara memakai kacamata hitam agar tidak silau katanya.
Sewaktu Ara turun Akmal pun sama turun dari mobil dan tanpa sengaja Akmal melihat Ara dia tidak mengenal siap Ara namun jantung nya terasa berdetak lebih cepat dari, sebelumnya dia pun tidak pernah melihat wanita bercadar dengan memakai kacamata hitam dan juga celana setahu dia kebanyakan perempuan bercadar memakai rok atau gamis.
"Siapa perempuan itu, mengapa dia menggunakan celana bukan rok atau gamis kalau memakai cadar" Ucap Akmal di dalam hati.
Setelah keluar dari mobil Ara pun berjalan menuju dalam Mall belum sampai seperempat menjauh dari mobil Kakak nya, ia pun sudah di susul oleh Kakak nya.
"Ara" Undang Kakak Ara kepada Adiknya.
"Iya Kak loh udah selesai ngecek nya kok cepat banget" Tanya Ara.
"Belum si Kakak ke sini cuma mau nanya kamu nanti di dalam pengen beli apa sih" Tanya Kak Faish.
"Ya beli cadar, cemilan plus mau lihat lihat sesuatu Kak lumayan bisa buat cuci mata" Jawab Ara.
"Ya udah nih pakek" Ucap Kak Faish sambil memberikan black card punya Kak Faish.
"Wah Kakak tumben baik banget ada angin apa nih" Ucap Ara sambil mengambil black card milik Kakak nya.
"Udah aht gak usah banyak tanya sana masuk kalo udah selesai langsung pulang" Ucap Kak Faish.
"Makasih Kakak ku yang paling tampan" Ucap Ara sambil memajukan langkah nya dan mencium pipi Kakak nya itu.
"Apaan sih Dek dilihat orang malu tauk" Ucap Kak Faish.
"Biarin aja sih toh Kakak aku sendiri" Ucap Ara dengan santai nya.
"Ya udah lah Kak aku masuk dulu ya bay, jangan lupa jemput aku kalo udah selesai urusan nya" Ucap Ara dengan jalan dan sambil melambai lambaikan tangan nya.
Di sisi lain ada seorang yang memperhatikan obrolan mereka berdua dengan senyum yang mengembang, ya dia adalah Akmal tidak tahu mengapa dia bisa tersenyum seperti itu.
Umi nya yang merasa heran dengan anak nya pun akhirnya meninggal anaknya, karena jarang bagi Akmal tersenyum dengan orang.
"Nak kamu kenapa senyum senyum sendiri apa ada orang yang kamu perhatikan?" Tanya Umi.
"Tidak ada Umi, ya sudah ayo kita masuk Umi" Ajak Akmal pada Umi nya.
Tanpa pikir panjang mereka pun segera memasuki Mall.
.
.
.
.
.
Bungkam dalam Diam
Advertising
Advertising
Disana,
ada seguyur Hujan dan Seuntai Bunga,
yang sedang Berbincang
tentang Pahitnya sebuah PAMIT
Tentang Sunyinya sebuah SEPI..
Disana, ada sebuah kapal kecil di pelabuhan,
Yang tengah bercengkrama,
Tentang rasa yang tidak tersampaikan,
Tentang asa yang kian memudar.
Disini, ada seorang insan,
Yang tengah menadahkan tangan,
Menghadap Sang Pengarang,
Akan harapan yang terbuang.
Disini, ada seorang laki-laki,
Menyesali takdir seraya memaki,
Menginyam rasa tanpa peduli,
Tentang cinta terpendam di dalam hati.
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN LIKE 😃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Happyy
😉😉😉
2021-04-21
0