Bab 5: Ujian Esensi Suci

Denting lonceng besar bergema di halaman Sekte Langit Suci pagi itu, menandai dibukanya “Ujian Esensi Suci” pertama dalam seratus tahun. Seluruh murid berkumpul, menyelimuti lapangan beralas batu marmer yang diukir lima pola elemen: kayu, api, bumi, logam, dan air. Di panggung tinggi, Kepala Sekte mengenakan jubah biru gelap berornamen motif lima rasa, menatap wajah-wajah penuh harap.

“Anak-anakku,” suaranya bergema halus, “hari ini kalian akan diuji bukan hanya pada penguasaan Culinary Qi tunggal, melainkan kemampuan menggabungkannya. Lima artefak elemen utama telah disiapkan—mereka yang berhasil meraih dan memadukan tiga elemen akan mendapatkan gelar ‘Penjaga Rasa Suci’.”

Sorot mata murid gemetar: artefak itu berbentuk kecil—“Sauh Kayu” terbuat dari akar pohon abadi, “Nyala Api” berupa bara abadi di dalam wadah kristal, “Inti Bumi” berupa tanah pekat bercahaya, “Pecahan Logam” bersisik perak, dan “Cairan Air” menyerupai tetesan air suci. Hanya tiga yang bisa diperebutkan tiap tim.

Kepala Sekte mengangkat tongkat kayu ukir: “Mulai! Kalian akan memasuki arena terbuka yang berisi makhluk neraka perut—setiap harta artefak dijaga oleh tantangan unsur. Manfaatkan Culinary Qi kalian, dan waspadai musuh tersembunyi.” Dentuman tongkat memecah keheningan, dan pintu gerbang arena terbuka.

Di belakang panggung, Nian berdiri bersama Putri Lan’er dan Master Cang. “Kita perlu merebut tiga artefak: Sauh Kayu, Nyala Api, dan Pecahan Logam,” bisik Master Cang. “Kayu dan api akan mudah kau kendalikan, tapi logam memerlukan perpaduan pahit lembut.”

Lan’er menambahkan, “Cairan Air kuil klanku bisa membantu menetralkan panas api saat kau memanipulasi Nyala Api. Aku akan membawanya dalam botol kecil.” Ia menyerahkan kantong kulit berisi cairan biru jernih, berkilau di bawah matahari pagi.

Nian menatap Sauh Kayu pertama: akar kayu yang memancarkan aura hijau lembut. Ia merencanakan: “Aku akan menggunakan sup kayu muda untuk menjinakkan makhluk penjaga, lalu beralih ke sup pedas hangat untuk menguasai Nyala Api, dan terakhir menambahkan titik pahit terkontrol untuk mengambil Pecahan Logam.”

Master Cang mengangguk setuju. “Ingat, waktu total hanya tiga jam. Setiap artefak punya waktu khusus—tiga puluh menit untuk kayu, enam puluh untuk api, dan sembilan puluh untuk logam. Keseimbangan rasa adalah kuncinya.”

Detak jantung Nian berpacu; aroma lima elemen di udara membakar adrenalin. Tiga, dua, satu… ia melangkah ke arena bersama tim kecil beranggotakan tiga orang: dirinya, Lan’er, dan seorang murid baru bernama Zhuo, ahli bumbu asam bumi.

Langkah pertama membawa mereka ke rerimbunan pohon sintetis yang tumbuh di tengah arena—makhluk “Akar Hutan” berkeliaran, menyembunyikan Sauh Kayu di pangkalan akar. Zhuo melemparkan bubuk asam ringan untuk memancing makhluk keluar; Nian lalu menuangkan sup kayu muda ke dalam mangkuk, mengarahkan gelombang Qi hijau.

Makhluk itu muncul: sosok akar berlumut, tatapan kosong. Nian menggerakkan mangkuk, memunculkan aura segar yang menyegarkan lajur kayu di sekitarnya. Akar Hutan terhenyak, mendekat perlahan, lalu menyerahkan Sauh Kayu dalam tutu bergetar—tanda menyerah.

Mereka tiba di lembah berapi miniatur, bebatuan merah menyala dan lumpur panas mengalir. Di tengahnya, tungku kuno memancarkan Nyala Api di dalam guci kristal. Pengawal “Korps Bara”—makhluk berapi berwujud siluet merah—berjaga.

Lan’er mengisi botol air suci ke dalam lubang-lubang kecil di guci, menyeimbangkan tekanan uap. Nian menaruh panci berisi sup kayu-modifikasinya—ditambah rempah pedas ringan—di atas tungku samping. Saat uap mengepul, ia menciptakan pusaran Qi hijau kemerahan, mengecoh Korps Bara sehingga makhluk itu menahan amukannya.

Cepat, Nian memindahkan panci, menggantinya dengan panci mini berisi sup cabai “Cuplikan Api” yang pernah ditunjukkan Luo Xin. Ia menyalurkan Qi pada permukaan sup, membentuk lidah api mini yang menari di atas sup. Terkecoh oleh tarian itu, Korps Bara terengah, membuka cengkeramannya—lanjut mereka meraih guci Kristal Bara Api.

Fase terakhir membawa mereka ke benteng “Gua Besi”—lorong sempit berlapis logam gelap. Di ujung, Pecahan Logam bersisik perak tergantung di ujung rantai. Namun penjaganya adalah “Patung Perkusi”: sosok robot logam yang bergetar menghantam lantai, menciptakan gelombang sonic.

Zhuo mempersiapkan bumbu asam bumi untuk melunakkan getaran, Lan’er menaburkan sedikit air suci untuk menjaga kelembapan. Nian menuangkan sup “Asam-Pahit Terpadu”: perpaduan titik asam dan pahit, memunculkan resonansi dingin-logam dan kelegaan asam.

Getaran Patung Perkusi berubah ritme saat membaui aroma sup—gelombang sonic melambat, lalu berhenti. Rantai terurai sedikit, memungkinkan tim meraih Pecahan Logam. Saat tangan Nian menggenggam sisik perak itu, sebuah ledakan suara logam memecah kesunyian: ruang Gua Besi membeku oleh gemuruh echo.

Ketika mereka keluar ke halaman arena, Kepala Sekte dan sesepuh berkumpul, menunggu. Nian menampilkan ketiga artefak berbaris di depan mereka: Sauh Kayu, Nyala Api, dan Pecahan Logam. Semua orang tertegun akan keberhasilan tim kecil itu.

Tiba-tiba, Dentang gong panjang memecah udara—ganjaran khusus. Kepala Sekte melangkah maju, memegang Pecahan Logam. “Ka Nian, timmu telah menunjukkan keharmonisan elemen dan keberanian luar biasa. Namun, sebelum gelar ‘Penjaga Rasa Suci’ diberikan…” Ia menatap tajam pada sisik perak itu, lalu menebar kilau dingin. “Kami mendeteksi jejak Qi pahit gelap—varian yang sama dengan patina kemarin.”

Gelombang bisik kaget menyapu kerumunan. Lan’er menggenggam lengan Nian. “Apa… apa maksudnya?” suaranya gemetar.

Kepala Sekte melanjutkan, “Siapa pun yang menanam Qi pahit dalam tim ini akan diadili. Kita wajib memastikan tiada kontaminasi gelap dalam momen suci ini.” Menjelang itu, ia mengangkat tongkat satu kali—sebuah perintah diam.

Di tepian arena, bayangan satu sosok tegap muncul di balik pilar marmer: berkerudung ungu, memegang gulungan peta gelap. Suara bariton rendah mengalir melalui kerudungnya, memecah keheningan:

“Kalian berhasil merebut artefak… namun rasa gelap masih membekas. Saatnya pengadilan Qi paling keji.”

Sorot matanya menatap ke Nian, lalu pada tiga artefak yang kini memunculkan garis retakan hitam samar—tanda bahaya yang belum pernah terlihat.

Di tengah decak murid dan sesepuh, dengan artefak berpendar dingin, satu pertanyaan terngiang: “Siapakah yang berani menantang Sekte Langit Suci?”

Dan di balik kerudung ungu, senyum terlukis tipis—musim pertama “Celestial Chef’s Rebirth” berakhir dengan persimpangan jiwa dan rasa, membuka babak gelap yang lebih besar.

Episodes
1 Bab 1: Panci Perubahan
2 Bab 2: Bisikan Rempah
3 Bab 3: Jejak Patina Pahit
4 Bab 4: Layar Rempah Surgawi
5 Bab 5: Ujian Esensi Suci
6 Bab 6: Bayangan Neraka Perut
7 Bab 7: Cinta dan Konspirasi
8 Bab 8: Cawan Rempah Neraka
9 Bab 9: Kabut Pengkhianatan
10 Bab 10: Puncak Ember Langit
11 Bab 11: Bayangan di Ujung Awan
12 Bab 12: Wajah di Balik Kerudung Ungu
13 Bab 13: Dimensi Gelap Terakhir
14 Bab 14: Fajar Restorasi Rasa
15 Bab 15: Guha Cahaya Terpendam
16 Bab 16: Penjaga Petir Neraka
17 Bab 17: Katalis Petir Purba
18 Bab 18: Pedang, Air, dan Kebenaran
19 Bab 19: Menuju Rasa Ketujuh
20 Bab 20: Tujuh Rasa, Satu Takdir
21 Bab 21: Ujian Rasa, Perang Jiwa
22 Bab 22 – Gerbang Rasa Ketujuh
23 Bab 23 – Misi dan Bayang-Bayang Bahaya
24 Bab 24 – Bayangan Pertemuan Rahasia
25 Bab 25 – Jejak Terakhir Sang Pencicip
26 Bab 26 – Perjamuan Rasa Tertinggi
27 Bab 27 – Jejak Rasa yang Terlupakan
28 Bab 28 – Gerbang Rasa Langit
29 Bab 29 – Pendeta Tujuh Lidah
30 Bab 30 – Gerbang Rasa Langit Terbuka
31 Bab 31 – Era Baru Rasa
32 Bab 32 – Ujian Rasa yang Terlupakan
33 Bab 33 – Bayangan dari Rasa Kedelapan
34 Bab 34 – Rasa yang Pecah, Rasa yang Bertahan
35 Bab 35 – Rasa yang Baru, Jalan yang Panjang
36 Bab 36 – Gerbang Rasa Tertua
37 Bab 37 – Penjaga Lama Bangkit
38 Bab 38 – Rasa Tanpa Aku
39 Bab 39 – Rasa Akhir yang Tak Bisa Dielakkan
40 Bab 40 – Bayangan dari Rasa yang Terkubur
41 Bab 41 – Rasa Dunia yang Baru
42 Bab 42 – Suara dari Rasa yang Hilang
43 Bab 43 – Pecahnya Segel Rasa Terakhir
44 Bab 44 – Jalan Pulang ke Dunia Manusia
45 Bab 45 – Musuh yang Mencuri Rasa
46 Bab 46 – Pertempuran Jiwa dan Rasa
47 Bab 47 – Jalan Baru, Dunia Baru
48 Bab 48 – Sidang Rasa Internasional
49 Bab 49 – Bayangan dari Masa Depan
50 Bab 50 – Kota Tangisan Abadi
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1: Panci Perubahan
2
Bab 2: Bisikan Rempah
3
Bab 3: Jejak Patina Pahit
4
Bab 4: Layar Rempah Surgawi
5
Bab 5: Ujian Esensi Suci
6
Bab 6: Bayangan Neraka Perut
7
Bab 7: Cinta dan Konspirasi
8
Bab 8: Cawan Rempah Neraka
9
Bab 9: Kabut Pengkhianatan
10
Bab 10: Puncak Ember Langit
11
Bab 11: Bayangan di Ujung Awan
12
Bab 12: Wajah di Balik Kerudung Ungu
13
Bab 13: Dimensi Gelap Terakhir
14
Bab 14: Fajar Restorasi Rasa
15
Bab 15: Guha Cahaya Terpendam
16
Bab 16: Penjaga Petir Neraka
17
Bab 17: Katalis Petir Purba
18
Bab 18: Pedang, Air, dan Kebenaran
19
Bab 19: Menuju Rasa Ketujuh
20
Bab 20: Tujuh Rasa, Satu Takdir
21
Bab 21: Ujian Rasa, Perang Jiwa
22
Bab 22 – Gerbang Rasa Ketujuh
23
Bab 23 – Misi dan Bayang-Bayang Bahaya
24
Bab 24 – Bayangan Pertemuan Rahasia
25
Bab 25 – Jejak Terakhir Sang Pencicip
26
Bab 26 – Perjamuan Rasa Tertinggi
27
Bab 27 – Jejak Rasa yang Terlupakan
28
Bab 28 – Gerbang Rasa Langit
29
Bab 29 – Pendeta Tujuh Lidah
30
Bab 30 – Gerbang Rasa Langit Terbuka
31
Bab 31 – Era Baru Rasa
32
Bab 32 – Ujian Rasa yang Terlupakan
33
Bab 33 – Bayangan dari Rasa Kedelapan
34
Bab 34 – Rasa yang Pecah, Rasa yang Bertahan
35
Bab 35 – Rasa yang Baru, Jalan yang Panjang
36
Bab 36 – Gerbang Rasa Tertua
37
Bab 37 – Penjaga Lama Bangkit
38
Bab 38 – Rasa Tanpa Aku
39
Bab 39 – Rasa Akhir yang Tak Bisa Dielakkan
40
Bab 40 – Bayangan dari Rasa yang Terkubur
41
Bab 41 – Rasa Dunia yang Baru
42
Bab 42 – Suara dari Rasa yang Hilang
43
Bab 43 – Pecahnya Segel Rasa Terakhir
44
Bab 44 – Jalan Pulang ke Dunia Manusia
45
Bab 45 – Musuh yang Mencuri Rasa
46
Bab 46 – Pertempuran Jiwa dan Rasa
47
Bab 47 – Jalan Baru, Dunia Baru
48
Bab 48 – Sidang Rasa Internasional
49
Bab 49 – Bayangan dari Masa Depan
50
Bab 50 – Kota Tangisan Abadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!