-----------------***------------------
...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...
...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan like dan vote sebanyak-banyaknya ya!! Terima kasih.❤...
-----------------***------------------
Setelah kepergian Indra dan rekan-rekannya, Wahyu menatap Laura yang masih berdiri mematung dengan penuh amarah.
"Ini semua gara-gara kamu yang terlalu serakah! Nggak mikir akibat dari semua perbuatanmu terhadap Nia!" amuk Wahyu kepada istrinya.
"Memang salahku dimana?" balas Laura sengit.
"Masih juga bertanya salahmu dimana! Kamu memang perempuan tidak bermoral!" Bentak Wahyu sambil mendekati Laura dan menampar pipinya.
"Kau, berani kau memukulku?" teriak Laura marah.
"Dasar lelaki sialan, kamu itu asalnya dari gembel! Kalau dulu tidak aku tolong, apa kamu bisa seperti sekarang?!" teriak Laura ngamuk.
"Diam! Kamu bilang aku gembel?"
"Hahaha! Ngaca dong! Kamu tidak lebih baik dari aku! Pembantu murahan sepertimu menghina aku?"
"Mulai sekarang kamu nggak usah berlagak lagi. Sudah cukup aku mengikuti semua rencana dan keinginammu yang tidak bermoral itu!" bentak Wahyu penuh amarah.
"Sadar kamu! Kamu itu cuma gembel, Wahyu! Kalau dulu aku tidak menolongmu, kamu tidak akan bisa seperti sekarang!" bentak Laura.
"Lebih baik aku jadi gembel, daripada aku termakan hasutan bejatmu! Hatimu seburuk rupamu!"teriak Wahyu.
"Dasar kamu lelaki sialan!" teriak Laura sambil membanting semua perabot yang ada di dekatnya dilempar ke arah Wahyu.
Wahyu yang melihat perbuatan Laura semakin marah, dia menampar Laura kembali.
"Kalau kamu tidak suka, silahkan angkat kaki dari sini! Aku tak mau melihatmu lagi! " bentak Wahyu.
Anak-anak yang mendengar keributan di lantai bawah segera berlari turun, dan melihat kedua orang tuanya yang sedang bertengkar. Mereka terkejut melihat Laura yang mengamuk dan melempar barang-barang.
"Papa, Mama!" teriak anak-anak serempak.
Wahyu dan Laura kaget dan menoleh kepada ketiga anaknya itu. Wahyu yang hanya diam, langsung meninggalkan ruangan, sedangkan Laura menangis sambil duduk dilantai sesenggukan.
"Ma, mama nggak papa?" tanya Resi sambil menangis melihat keadaan mamanya.
"Nggak ,mama nggak papa. Sudah, kalian naik ke atas saja dan belajar!" perintah Laura, berusaha menghentikan tangisnya.
Resi langsung memeluk mamanya.
"Sudah mama jangan menangis lagi. Nanti Resi bilang sama papa supaya jangan marah lagi, ya" hibur Resi.
"Ya sudah kalian naiklah ke atas sana."
Rina hanya melihat mamanya. Rina sebenarnya tidak menyukai mamanya. karena Rina merasa bahwa mamanya selalu membedakan kasih sayangny. Rina merasa bahwa mamanya lebih menyayangi Rangga dan Resi daripada dirinya. Karena itu, Rina selalu acuh atas kejadian di dalam rumah ini, begitu juga terhadap Nia. Rina kadang suka kasian melihat Nia yang dihukum. Rina suka teringat dulu waktu masih tinggal dirumah kontrakan, Rina juga sering dihukum oleh mamanya. Rina tahu kalau dia bukan putri kandung Wahyu,maka Rina tidak terlalu dekat dengan Wahyu.
Rina, Rangga, dan Resi pun menuruti permintaan mamanya. Mereka naik kembali ke kamar masing-masing.
###
Setelah mengantarkan Pak Ismail, Hendri dan Lukman di kediaman pak Ismail, Indra langsung berangkat ke rumah Hani. Sesampainya di rumah Hani, Indra mengetuk pintu rumahnya.
"Nak Indra, mari masuk Nak" sapa Ibunda Hani yang membukakan pintu.
"Selamat malam, Bu. Maaf mengganggu" jawab Indra sambil masuk mengikuti Ibunda Hani. Indra dan Ibunda Hani duduk di sofa tamu.
"Nggak papa Nak Indra, santai saja. Cari Hani, ya? tunggu sebentar ya, dia lagi mandi." Ibunda Hani tersenyum ramah.
"Iya Bu" jawab Indra santun.
Ibu Hani berjalan ke dapur menyiapkan kopi dan pisang goreng untuk Indra, dan membawanya ke ruang tamu.
"Silakan diminum, Nak Indra."
"Terimakasih bu, nggak usah repot-repot."
Hani yang sudah selesai mandi, melihat kedatangan Indra di ruang tam. Ia langsung berjalan menghampiri tamunya tersebut.
"Hai Ndra, sudah lama?" tanya Hani.
"Baru datang Han".
"Aku dan Pak Ismail habis dari rumah Wahyu" cerita Indra.
Mendengar perkataan Indra, Hani langsung duduk dihadapan Indra.
"Terus bagaimana ceritanya Ndra?" tanya Hani antusias.
"Seperti perkiraan kita, Han. Mereka tidak tahu kemana Nia dan mbok Nah. Jadi aku ancam mereka dengan memberhentikan uang bulanan yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan Nia"
"Apa reaksi mereka Ndra?" tanya Hani.
Ibunda Hani cuma mendengarkan cerita tersebut disebelah Hani.
"Ya biasalah! Laura itu ngamuk awalnya, tapi dia nggak punya hak untuk berpendapat soal ini. Dulu. waktu Wahyu ingin menikahi Laura, Wahyu minta ijin dulu ke aku dan Pak Ismail. Sebenarnya dulu kami tidak mengijinkan, tapi Wahyu memberi alasan-alasan yang masuk akal. Akhirnya kami setuju dengan membuat beberapa surat perjanjian"
"Brengseknya, ternyata Wahyu sudah mempunyai hubungan yang lama dengan Laura ini.Rangga dan Resi ternyata anak kandung Wahyu" ucap Indra emosi.
"Parahnya lagi. Resi ini lahir saat Wahyu sudah menikah dengan Fira."
"Astaga.. brengsek sekali Wahyu!" teriak Hani juga yang juga emosi.
Dalam hatinya, ia berjanji kepada almarhumah sahabatnya bahwa ia akan membalaskan segala perbuaran buruk yang dilakukan Wahyu terhadapnya.
"Aku juga sudah meminta Anton menyelidiki mereka, tapi memang kerja mereka rapi."
"Sepertinya Laura itu sudah berpengalaman dalam melakukan hal-hal seperti ini!" ucap Hani sambil mikir.
"Benar. Aku juga sudah meminta Lukman untuk menyelidiki Laura. Dari hasil penyelidikan, ada dugaan bahwa Laura memiliki hubungan dengan kriminal." ucap Indra.
"Cukup mengejutkan. Kalau seperti ini, artinya kita harus lebih berhati-hati,Ndra."
"Tapi sepertinya si Laura takut terhadap Pak Ismail. Saat di rumah tadi, Laura tidak berani berkutik setiap Pak Ismail berucap."
"Apalagi Wahyu sempat diberi pelajaran oleh Pak Ismail." cerita Indra tertawa. sambil mengepalkan tangannya membentuk tinju.
"Pak Ismail masih kuat, Ndra? " tanya Hani kagum.
"Hahaha. Iya ya, Om Ismail kan dulunya gangster veteran. Bagimanapun, pasti cakar Om Ismail masih tertancap dikalangan hitam sana."
"Iya benar Han, tapi apa mungkin si Laura tau soal itu?" guman Indra.
"Kalau benar Laura banyak berhubungan dengan preman, sudah pastilah dia pernah mendengar nama Om Ismail."
Waktu masih muda, Ismail memang merupakan ketua gangster yang tidak takut akan siapapun. Dia tidak pernah memberi ampun terhadap lawannya, dan tidak memandang siapa dan apa kedudukannya.
Ismail dan Alex saling mengenal sejak masih di bangku SMP. Mereka berteman dengan sangat baik. Walaupun Ismail dari keluarga tidak mampu, tapi Alex menganggapnya sebagai saudara sendiri. Waktu SMP dulu, Alex selalu membantu kehidupan Ismail. Sayangnya, saat masuk SMA Alex pindah keluar negeri. Hubungan mereka pun berhenti saat itu. Tapi sebelum pergi, Alex sempat memberikan biaya untuk Ismail lanjut SMA, sedikit uang tabungan, dan motor kesayangan nya kepada Ismail. Tapi sayang, semua pemberian Alex habis digunakan untuk biaya berobat ayah Ismail, akhirnya Ismail pun berakhir di dunia hitam.
"Haha ternyata kamu juga tau cerita tentang Om Ismail ya, Han?"
"Hahaha iya! Awal berteman dengan Fira, aku belum tahu. Aku tahunya waktu dulu sempat didatangi debt collector. Waktu mereka datang kesini, Fira lagi main ke rumahku. Lalu Fira menelpon Om Ismail minta segera datang ke rumah ini." kenang Hani. "Dari situlah aku tahu kalau Om Ismail pensiunan gangster yang masih terkenal! Hahaha."
Ibu Hani yang mendengar cerita Hani lalu menangis.
"Ibu kenapa menangis lagi?" tanya Hani kaget sambil memeluk ibunya.
"Ibu jadi ingat Fira, Han. Dia anak yang baik, tidak pernah melihat status, Dia sangat sering menolong kita.. Dulu kalau tidak ada Fira dan Pak Alex, entah bagaimana kehidupan kita sekarang, Han.. Kenapa hidupnya malah jadi seperti itu..." ratap ibu Hani .
"Iya Bu.. sudah jangan menangis lagi, kita doakan saja almarhumah Fira dan almarhum Pak Alex bahagia di surga." ucap Hani.
"Amin." serempak Indra dan Ibu Hani mengaminkan.
"Ndra, kalau kita pergi menjenguk Nia, lebih baik kita tetap waspada supaya Wahyu dan Laura tidak sampai mengetahui nya!" Hani menginatkan
"Benar Han, kita harus tetap waspada."
Saat semuanya terdiam dalam pikiran masing-masing, terdengar salam dari ambang pintu. Serempak Hani, Ibu dan Indra menoleh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Shautul Islah
30juta perbulan makannya cuma kangkung aja, dasar ibu laknat,
2021-08-18
0
Latifatul Asroriyah
whoaa, ujungnya jadi nih, indra dgn hani..🤭🤭
2021-02-22
4
💝💝pemuja Rahasia💖💖
wah pembokat mengalahkan majikan. seberapa cantik si pembokat ya ???🙄🙄🙄🙄
2021-01-19
8