PART 17

"Anak-anak, perkenalkan teman baru kalian, namanya Fania Subroto. Ibu harap kalian bisa membantu Fania untuk dapat mengikuti pelajaran di sini,dan berteman dengan baik ya!" ucap Bu Wulan, wali kelas Nia yang baru.

"Iya Bu Guru." jawab para murid serempak.

"Fania, kamu bisa duduk di kursi sebelah Arum ya." ucap Bu Wulan sambil menunjuk ke bangku tempat duduk Arum.

Fania mengangguk dan duduk menempati bangku kosong di meja yang ditunjuk oleh bu Wulan.

**t**eng teng teng**

Bel berdentang, tanda jam istirahat di SDN Desa Anyelir.

Arum, teman sebangku Nia, langsung menyapa Nia.

"Nia kita ketemu lagi, aku Arum."

 Nia menatap Arum "kita pernah bertemu?"

"Iya! di rumah pakde Rojak" jawab Arum tertawa. 

"Nia kita ke kantin yuk! Disana banyak kue-kue enak loh" ajak Arum .

"Tapi aku sudah dibawakan bekal oleh Mbok Nah"  kata Nia sambil mengeluarkan kotak bekalnya.

"Oh... Apa isinya Nia?" tanya Arum penasaran.

Nia membuka kotak bekal yang dibawanya dari rumah. Terlihat isinya ada roti bakar selai strawberry kesukaannya dan juga kentang goreng. 

"Wah bekalmu pasti enak ya, Nia" puji Arum.

"Arum mau? Kita makan bersama ya?" jawab Nia tersenyum.

"Emang boleh aku ikut makan Nia?"  tanya Arum ragu.

"Boleh! Ini buat Arum" seru Nia sambil membagi du rotinya.

"Hihi.. Makasih ya Nia! Kamu ternyata baik"

"Sama-sama"  jawab Nia senang karena punya teman.

###

Di dalam salah satu ruang kerja di sebuah gedung mewah bertuliskan Perusahaan Perkasa Cemerlang, terlihat Indra sedang berbicara dengan Ismail. Mereka sedang berdiskusi bagaimana menangani masalah Wahyu dan Laura setelah Nia pindah ke desa.

" Jadi keputusannya, nanti sore sepulang kerja kita akan datangi rumah Nia." kata Ismail.

"Kita berdua, apa perlu tambah personil pak?" tanya Indra.

"Kita ajak Hendri dan Lukman saja, mereka yang paling handal"

"Baiklah kalau begitu. Sehabis pulang kantor, kita pergi ke rumah Nia."  ucap Indra sudah tidak sabar melihat reaksi Wahyu dan Laura.

"Baik kalau begitu Pak. Saya permisi kembali ke kantor" pamit Indra .

Tak lama setelah Indra pergi, Ismail menekan telepon untuk memanggil sekretarisnya.

*Tok tok*

Terdengar suara pintu diketuk.

"Masuk" jawab Ismail di dalam ruangan.

Lalu nampak seorang wanita paruh baya dengan sopan berdiri didepan meja Ismail.

"Mia, kamu coba panggil Wahyu suruh menghadap saya. Kemudian kamu hubungi Hendri dan Lukman,minta mereka datang ke kantor sehabis jam kerja."perintah pak Ismail ke Mia.

"Baik, Pak." jawab Mia, sambil berjalan keluar untuk melaksanakan tugas. 

*Tok tok tok*

Tak lama pintu ruangan pak Ismail pun diketuk lagi

"Masuk" terdengar suara berat Pak Ismail.

Muncul Wahyu dengan sopan menyapa

"Selamat pagi Pak, Bapak memanggil saya?"  tanya Wahyu.

"Silakan duduk, Wahyu!"

"Terima kasih, Pak."

 Wahyu duduk, kemudian Ismail pun ikut duduk di sofa tepat di seberang Wahyu.

Dalam hati Wahyu deg-degan, ada apa harimau ini memanggilku.

"Bagaimana tugas kerja kamu kemarin?" tanya Ismail sambil mengamati wajah Wahyu.

"Baik pak, anak perusahaan sudah langsung ditangani Pak Maul kemarin, dan saya sudah mengumpulkan laporan ke bagian keuangan tadi." jawab Wahyu cepat.

"Bagus, bagaimana keadaan keluargamu?" tanya Pak Ismail.

"Baik-baik Pak." jawab Wahyu kaget.

"Nia bagaimana? Apa Nia sudah akrab dengan ibu dan kakak tirinya?" kembali pak Ismail memancing reaksi Wahyu.

"Sudah Pak, Nia sekarang semakin akrab dengan mama dan kakak-kakaknya" jawab Wahyu .

"Baiklah, kalau semuanya baik-baik saja. Saya lega. Tapi kamu Wahyu, kamu harus ingat, walaupun Nia putrimu, tetapi hak pengawasan dan pelindungannya ada di saya, kamu mengerti kan?"

"Iya pak, saya mengerti." jawab Wahyu dengan wajah menunduk.

"Saya masih memercayai kamu sebagai ayah Nia. Selebihnya kamu nggak ada artinya buat saya Wahyu. Ingat baik-baik perkataan saya ini."

"Iya pak, akan saya ingat." ucap Wahyu. 

"Kembali bekerja."

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." pamit Wahyu lega karena dia pikir sudah menjawab dengan benar, 'untung aku nggak gugup tadi.'

###

Sore disaat semua karyawan sudah bersiap untuk pulang kerumah masing-masing, di dalam sebuah ruangan masih terjadi obrolan antara Ismail, Indra, Hendri dan Lukman.

"Tadi aku sempat memanggil Wahyu ke sini, Ndra. Benar-benar itu manusia, untung nggak langsung aku tonjok tadi".

"Kenapa memangnya, Pak? " tanya Indra kaget. 

"Dia tidak bilang kalau Nia sudah pergi dari rumah,malah dia bilang kalau Nia baik-baik saja dan sudah akrab dengan istri dan anak-anaknya." ucap Ismail penuh emosi.

"Memang kita harus buat perhitungan dengan Wahyu, Pak!"

"Hen, bagaimana penyelidikanmu soal Laura?" tanya Indra .

"Laporan dari anak buahku, Laura dan Wahyu sering menjual perhiasan dan barang antik, tapi masih yang kecil-kecil. Laura sering nongkrong di bar, sepertinya mencari anak buah."ucap Hendri .

"Sialan benar mereka!" ucap Indra tambah emosi.

"Sabar Ndra, sabar. Kita akan buat mereka hancur dulu baru kita usir mereka dari sana. Karena bagaimanapun juga, Wahyu masih ayah kandung Nia!"  ujar Pak Ismail. 

"Sebagai ayah kandungnya, Wahyu masih memiliki hak asuh penuh atas Nia. Jadi kita jangan gegabah Ndra, kita harus atur rencana dengan matang!" ucap Ismail .

"Man, kamu sudah hubungi broker berlian langganan keluarga Pak Alex?" tanya Indra sambil menatap ke arah Lukman. 

"Sudah bos. Saya sudah minta untuk mengeluarkan pengumuman ke semua toko perhiasan di seluruh kota ini, untuk memblokir jual-beli perhiasan dengan sertifikat atas nama Nyonya Fira atau Pak Alex, dan melaporkan ke saya" jawab Lukman tegas. 

"Bagus, terus pantau jangan sampai ada toko yang menerima perhiasan milik keluarga Subroto!" perintah Indra.

"Waktu kamu membacakan surat wasiat kan memang sudah tertulis semua peninggalan Nyonya Fira baik kekayaan berupa rumah, tanah, bangunan, perusahaan, perhiasaan, dan segalanya akan menjadi milik putri tunggalnya, Fania Subroto. Apa perhiasan-perhiasan Fira nggak kamu bawa, Ndra?"  tanya pak Ismail. 

"Nggak pak, waktu itu Wahyu bilang dia akan menyimpan baik-baik. Katanya semua kelak untuk Nia, dia janji tidak akan menjual atau mengambil perhiasan tersebut. Lagian waktu itu Wahyu belum membawa Laura dan anak-anaknya ke dalam rumah itu." jawab Indra kesal. 

"Ya sudah nanti sekalian kita bereskan semua Ndra!"

"Ayo, lebih baik sekarang kita menuju rumahnya. Kita lihat bagaimana reaksi mereka!"  ajak pak Ismail sambil berdiri dari duduknya.

"Nanti kita mampir dulu menjemput wali kelas Nia ya Pak." pinta Indra.

Indra juga mengajak wali kelas lama Nia, untuk melengkapi sandiwara mereka. Supaya Wahyu juga percaya kalau Indra sama sekali tidak mengetahui kemana perginya mbok Nah dan Nia. 

"Baik,ayo kita berangkat!" ajak Ismail diikuti Indra, Hendri, dan Lukman.

*Ting tong, Ting tong*

Lukman menekan bel sesampainya mereka di depan rumah yang ditinggali Wahyu sekeluarga. 

Saat pintu dibuka, tampak Laura yang terkejut melihat siapa yang datang bertamu. 

Tanpa permisi, Indra langsung nyelonong masuk diikuti Ismail, Hendri, Lukman, dan wali kelas lama Nia.

"Ada apa ini, kenapa kalian bertamu beramai-ramai dan main masuk saja?" tanya Laura ketus. 

"Mana Wahyu suruh dia keluar!" bentak Indra kepada Laura. 

Melihat wajah Indra yang tak sedap dipandang, Laura segera naik menuju kamar, untuk memanggil suaminya. 

"Pa, pa itu ada Indra datang bersama Pak Ismail" Laura memberitahu Wahyu dengan cemas. 

"Kok mereka bisa ke rumah kita?" tanya Wahyu juga kaget, cepat-cepat dia bangun dan turun untuk menemui tamunya. 

"Selamat malam Pak Ismail,tumben malam-malam datang kemari" sapa Wahyu.

"Kami ada keperluan penting, maka kami mendadak kemari"  jawab Ismail geram.

"Mari silahkan duduk Pak" ajak Wahyu pura-pura ramah. 

"Nia kemana?" tanpa basi basi, Indra langsung menanyakan keberadaan Nia .

"Nia sedang didalam bersama Mbok Nah, lagi belajar." jawab Wahyu berbohong 

"Kalau Nia sedang belajar kenapa sudah tiga hari dia tidak masuk sekolah!" bentak Indra marah.

"Siapa yang bilang Nia tidak masuk sekolah, bohong itu." jawab Wahyu berkelit. 

"Ini wali kelas Nia, dia menghubungiku dan mengabarkan bahwa Nia sudah tiga hari tidak hadir disekolah tanpa kabar!" bentak Indra lagi, sambil menunjuk sang guru. 

Tentu saja Wahyu kaget, ternyata guru Nia menghubungi Indra. Sialan aku lupa kalau Indra jadi wali di sekolah Nia, batin Wahyu takut. 

"Panggil Nia keluar sekarang!" bentak Indra emosi. 

Sedangkan Ismail, Hendri juga Lukman cuma diam memperhatikan. 

"Sebentar aku panggilkan" ucap Wahyu.

"Ma, ma sini" panggil Wahyu ke sang istri. Tentu saja Laura kaget saat dipanggil, karena dari tadi dia menguping dari balik tembok.

Dengan ragu-ragu akhirnya Laura mendekati mereka.

"Coba mama panggilkan Nia, suruh Nia kemari!" perintah Wahyu ke istrinya. 

"Itu pa..." jawab Laura terbata-bata.

Terpopuler

Comments

Ina

Ina

kapok tuh Wahyu bpk gila yg udah nikah ma ular Laura... hadapi tuh om Indra

2023-03-07

0

susi 2020

susi 2020

🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄

2022-12-19

0

susi 2020

susi 2020

😲😲😲😲😲😲

2022-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 Part 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 Part 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PART 79
80 PART 80
81 PART 81
82 PART 82
83 PART 83
84 PART 84
85 PART 85
86 PART 86
87 PART 87
88 PART 88
89 PART 89
90 PART 90
91 PART 91
92 PART 92
93 PART 93
94 PART 94
95 PART 95
96 PART 96
97 PART 97
98 PART 98
99 PART 99
100 PART 100
101 PART 101
102 PART 102
103 PART 103
104 PART 104
105 PART 105
106 PART 106
107 iklan karya kedua: ANGSA PUTIH
108 PART 107
109 PART 108
110 PART 109
111 PART 110
112 PART 111
113 PART 112
114 PART 113
115 PART 114
116 PART 115
117 PART 116
118 PART 117
119 PART 118
120 PART 119
121 PART 120
122 PART 121
123 PART 122
124 PART 123
125 PART 124
126 PART 125
127 PART 126
128 PART 127
129 PART 128
130 PART 129
131 PART 130
132 PART 131
133 PART 132
134 PART 133
135 PART 134
136 PART 135
137 PART 136
138 PART 137 + visual Nia
139 PART 138
140 PART 139
141 PART 140
142 PART 141
143 PART 142
144 PART 143
145 PART 144
146 PART 145
147 PART 146
148 PART 147
149 PART 148
150 PART 149
151 PART 150
152 PART 151
153 PART 152
154 PART 153
155 PART 154
156 PART 155
157 PART 156
158 PART 157
159 PART 158
160 PART 159
161 PART 160
162 PART 161
163 PART 162
164 PART 163
165 PART 164
166 PART 165
167 PART 166
168 PART 167
169 PART 168
170 PART 169
171 PART 170
172 PART 171
173 PART 172
174 PART 173
175 PART 174
176 PART 175
177 PART 176
178 PART 177
179 PART 178
180 PART 179
181 PART 180
182 PART 181
183 PART 182
184 PART 183
185 PART 184
186 PART 185
187 PART 186
188 PART 187
189 PART 188
190 PART 189
191 PART 190
192 PART 191
193 PART 192
194 PART 193
195 PART 194
196 PART 195
197 PART 196
198 PART 197
199 PART 198
200 PART 199
201 PART 200 + visual Wawan
202 PART 201
203 PART 202
204 PART 203 + visual Fernandez
205 PART 204 + visual Rey
206 PART 205
207 PART 206
208 PART 207
209 PART 208
210 PART 209
211 PART 210
212 PART 211
213 PART 212
214 PART 213
215 PART 214
216 PART 215
217 PART 216+ Visual Nia, Arum, dan Syam
218 PART 217
219 PART 218
220 PART 219
221 PART 220
222 PART 221
223 PART 222
224 PART 223
225 PART 224
226 PART 225
227 PART 226
228 PART 227
229 PART 228
230 PART 229
231 PART 230
232 PART 231
233 PART 232
234 PART 233
235 PART 234
236 PART 235
237 PART 236
238 PART 237
239 PART 238
240 PART 239
241 PART 240
242 PART 241
243 PART 242
244 PART 243
245 PART 244
246 PART 245
247 PART 246
248 PART 247
249 PART 248
250 PART 249
251 PART 250
252 PART 251
253 PART 252
254 PART 253
255 PART 254
256 PART 255
257 PART 256
258 PART 257
259 PART 258
260 PART 259
261 PART 260
262 PART 261
263 PART 262
264 PART 263
265 PART 264
266 PART 265
267 PART 266
268 PART 267
269 PART 268
270 PART 269
271 PART 270
272 PART 271
273 PART 272
274 PART 273
275 PART 274
276 PART 275
277 PART 276
278 PART 277
279 PART 278
280 PART 279
281 PART 280
282 PART 281
283 PART 282 + Visual Rina
284 PART 283
285 PART 284
286 PART 285
287 PART 286
288 PART 287
289 PART 288
290 PART 289
291 PART 290
292 PART 291
293 PART 292
294 PART 293
295 SPECIAL PART 1
296 SPECIAL PART 2
297 *iklan* MAHKOTA BUNGA
298 SPECIAL PART 3
Episodes

Updated 298 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
Part 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
Part 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PART 79
80
PART 80
81
PART 81
82
PART 82
83
PART 83
84
PART 84
85
PART 85
86
PART 86
87
PART 87
88
PART 88
89
PART 89
90
PART 90
91
PART 91
92
PART 92
93
PART 93
94
PART 94
95
PART 95
96
PART 96
97
PART 97
98
PART 98
99
PART 99
100
PART 100
101
PART 101
102
PART 102
103
PART 103
104
PART 104
105
PART 105
106
PART 106
107
iklan karya kedua: ANGSA PUTIH
108
PART 107
109
PART 108
110
PART 109
111
PART 110
112
PART 111
113
PART 112
114
PART 113
115
PART 114
116
PART 115
117
PART 116
118
PART 117
119
PART 118
120
PART 119
121
PART 120
122
PART 121
123
PART 122
124
PART 123
125
PART 124
126
PART 125
127
PART 126
128
PART 127
129
PART 128
130
PART 129
131
PART 130
132
PART 131
133
PART 132
134
PART 133
135
PART 134
136
PART 135
137
PART 136
138
PART 137 + visual Nia
139
PART 138
140
PART 139
141
PART 140
142
PART 141
143
PART 142
144
PART 143
145
PART 144
146
PART 145
147
PART 146
148
PART 147
149
PART 148
150
PART 149
151
PART 150
152
PART 151
153
PART 152
154
PART 153
155
PART 154
156
PART 155
157
PART 156
158
PART 157
159
PART 158
160
PART 159
161
PART 160
162
PART 161
163
PART 162
164
PART 163
165
PART 164
166
PART 165
167
PART 166
168
PART 167
169
PART 168
170
PART 169
171
PART 170
172
PART 171
173
PART 172
174
PART 173
175
PART 174
176
PART 175
177
PART 176
178
PART 177
179
PART 178
180
PART 179
181
PART 180
182
PART 181
183
PART 182
184
PART 183
185
PART 184
186
PART 185
187
PART 186
188
PART 187
189
PART 188
190
PART 189
191
PART 190
192
PART 191
193
PART 192
194
PART 193
195
PART 194
196
PART 195
197
PART 196
198
PART 197
199
PART 198
200
PART 199
201
PART 200 + visual Wawan
202
PART 201
203
PART 202
204
PART 203 + visual Fernandez
205
PART 204 + visual Rey
206
PART 205
207
PART 206
208
PART 207
209
PART 208
210
PART 209
211
PART 210
212
PART 211
213
PART 212
214
PART 213
215
PART 214
216
PART 215
217
PART 216+ Visual Nia, Arum, dan Syam
218
PART 217
219
PART 218
220
PART 219
221
PART 220
222
PART 221
223
PART 222
224
PART 223
225
PART 224
226
PART 225
227
PART 226
228
PART 227
229
PART 228
230
PART 229
231
PART 230
232
PART 231
233
PART 232
234
PART 233
235
PART 234
236
PART 235
237
PART 236
238
PART 237
239
PART 238
240
PART 239
241
PART 240
242
PART 241
243
PART 242
244
PART 243
245
PART 244
246
PART 245
247
PART 246
248
PART 247
249
PART 248
250
PART 249
251
PART 250
252
PART 251
253
PART 252
254
PART 253
255
PART 254
256
PART 255
257
PART 256
258
PART 257
259
PART 258
260
PART 259
261
PART 260
262
PART 261
263
PART 262
264
PART 263
265
PART 264
266
PART 265
267
PART 266
268
PART 267
269
PART 268
270
PART 269
271
PART 270
272
PART 271
273
PART 272
274
PART 273
275
PART 274
276
PART 275
277
PART 276
278
PART 277
279
PART 278
280
PART 279
281
PART 280
282
PART 281
283
PART 282 + Visual Rina
284
PART 283
285
PART 284
286
PART 285
287
PART 286
288
PART 287
289
PART 288
290
PART 289
291
PART 290
292
PART 291
293
PART 292
294
PART 293
295
SPECIAL PART 1
296
SPECIAL PART 2
297
*iklan* MAHKOTA BUNGA
298
SPECIAL PART 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!