"Mama sudah coba tanya ke teman-teman Nia?" tanya Rangga
"Emang Nia punya teman?".
"Nggak punya ma" jawab Rangga sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
"Kamu ini, kasih solusi yang nggak benar, gimana sih Rangga?" gerutu Laura makin kesal.
"Ma, itu piring-piring dari kemarin belum dicuci ya?" tanya Rangga sambil menunjuk tumpukan piring kotor di tempat cucian piring.
"Nanti kuku mama rusak kalau mencuci piring, Rangga" jawab Laura sambil menatap jari-jari nya yang baru dipoles di salon langganannya kemarin.
"Kan bau ma!" ucap Rangga sambil mengernyitkan hidungnya.
"Rinnnn! Rina! sini Rin!" teriak Laura.
"Ya ma, iya iya, ada apa kok manggil teriak-teriak!" tanya Rina yang sambil turun dari lantai dua.
"Tuh kamu cepetan cuci semua piring itu!" perintah Laura.
"Loy kok Rina sih maa!" delik Rina.
"Ya kamu, karena mbok sama Nia nggak ada, ya kamu yang harus mencuci semua. Sudah jangan bantah! Cepetan diberesin!" perintah Laura ke anak sulungnya.
"Ahh.. mama kok Rina sih yang kena apesnya." keluh Rina jengkel tapi tetap melakukan perintah sang ibu, kesal.
"Mama sih selalu galak sama Mbok Nah dan Nia. Makanya mereka kabur!" ucap Rangga yang dari tadi cuma melihat percakapan Mama dan kakaknya.
"Rangga kamu itu masih kecil, kamu nggak tahu apa-apa. Nia memang harus diperlakukan seperti itu supaya kita bisa hidup enak! Sudah sana kamu belajar saja!"
###
"Gimana tadi lancar pendaftaran sekolah baru nya Nia, Ndra?" tanya Hani yang sudah duduk di sofa bersama Nia dan Indra.
"Lancar Han, semua sudah beres kok" jawab Indra.
"Tadi kamu ngapain ke gedung itu Han?" Indra balik bertanya.
"Oh, gedung itu sanggar pencak silat, aku sudah mendaftarkan Nia bergabung untuk latihan disana, supaya Nia belajar mandiri dan sehat, Ndra" .
"Boleh juga tuh, tempat latihannya juga dekat. Sepertinya kedepannya bagus buat Nia." ucap Indra tersenyum.
"Kita pulang Jakarta besok subuh kan Ndra? ".
"Iya, besok subuh-subuh kita balik. Pekerjaanku juga nggak bisa aku tinggal terlalu lama." jawab Indra.
"Nia mau kan ikut latihan pencak silat di gedung besar tadi? " tanya Indra.
"Mau Om! Disana teman-temannya baik! tadi Nia diajak kenalan dan bermain." kata Nia senang.
"Kalau gitu, Nia harus belajar dengan giat ya. Pelajaran yang diberkan oleh Pakde Rojak harus Nia perhatikan dengan baik ya!" saran Hani .
"Baik ma,"
"Ya sudah kalau gitu, aku tidur duluan ya Han. Sudah ngantuk" ucap Indra sambil berjalan masuk kedalam kamarnya.
Tetapi tidak lama kemudian, Indra keluar dari kamarnya membawa sebuah amplop dan menghampiri mbok Nah di dapur.
"Mbok,, coba duduk sini bentar" ajak Indra.
"Kenapa Mas?" jawab mbok Nah yang ikut duduk.
"Ini, mbok simpan baik-baik ya uangnya. Untuk jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak. Karena disini gak ada ATM, jadi aku kasih uang tunai. Nanti setiap aku datang akan aku bawakan uang untuk keperluan Mbok Nah dan Nia. Tapi yang ini mbok pegang dan simpan baik-baik!" ujar Indra.
Mbok membuka amplop coklat tersebut.
"Kok banyak sekali Mas?"
"Itu nggak seberapa mbok. Kalau disini ada keperluan mendesak, nanti Mbok repot karena aku dan Hani jauh."
"Ya sudah.. Kalau begitu uang ini Mbok simpan ya Mas" jawab Mbok Nah sambil berjalan menuju kamarnya untuk menyimpan pemberian Indra.
Indra kembali memasuki kamar untuk segera tidur. Besok subuh Ia harus kembali ke Jakarta dan mengurus masalah Nia.
###
Di depan TV, Hani dan Nia bercanda sambil tertawa riang, Mbok Nah datang menghampiri mereka.
"Non Hani, tadi Indra membelikan Mbok HP, gimana ya cara memakainya?" tanya mbok sambil ikut duduk bersama.
Hani pelan pelan menjelaskan pada Mbok Nah cara menggunakan ponsel tersebut. Hani juga memasukan nomor pribadinya, nomor Anton, nomor ibu Hani dan juga nomor kantor kerja Hani.
"Mbok, tadi Hani mendaftarkan Nia ke sanggar pencak silat, pemiliknya bernama pak Rojak. latihannya setiap hari Rabu dan Minggu pukul 5 subuh. Hani mendaftarkan Nia disana supaya kelak Nia bisa menjaga diri dari bahaya, juga supaya Nia kuat." Hani menjelaskan mbok Nah.
"Ya bagus juga itu non Hani"
"Nanti biar Mbok yang antar Nia kalau jam latihan. Mbok juga ingin buka usaha Han. Kalau Mbok nggak ada kerjaan, bingung juga sepertinya".
"Sabar ya mbok,, disini kita lihat dulu keadaan gimana dan usaha apa yang bisa mbok kerjakan nantinya" saran Hani .
"Ya sudah kalau gitu, mbok ikut saja. Kamu buruan tidur Han, besok subuh kan harus balik Jakarta".
"Ya mbok, tolong titip Nia ya"
"Nia kita bobo yuk, sudah malam sayang" ajak Hani sambil menggandeng Nia yang menurut saja ke Hani.
Mbok Nah sendiri mulai mengunci jendela dan pintu, lalu menuju kamarnya untuk tidur.
Pagi hari di desa nan asri, memang sangat berbeda dengan Jakarta. Hawa yang sejuk yang tidak terkontaminasi oleh polusi, membuat orang enggan untuk bangun dr tidurnya.
Tapi di rumah mungil berpagarkan bambu, Mbok Nah dan Nia tetap bangun seperti biasa untuk menunaikan sholat.
Setelah melaksanakan kegiatan rutinnya, Mbok Nah dan Nia berjalan menuju dapur. Mbok Nah mencuci beras untuk memasak, sedangkan Nia memilih pakaian kotor untuk dimasukan dalam ember untuk dicuci.
Setelah selesai merendam pakaian, Nia mendekati mbok Nah.
"Mbok, nanti kita sarapan apa?" tanya Nia semangat.
"Nia mau sarapan apa?" tanya mbok sambil menatap sayang nona kecilnyam Rasanya bahagia sekali Mbok Nah bisa memberikan makanan apapun untuk nona kecilnya.
"Telur mata sapi boleh, Mbok?" girang Nia boleh memilih sarapannya.
"Boleh, sayang. ananti mbok siapkan telur mata sapi untuk Nia ya. Sekarang Nia mandi sendiri dulu, ya. Mbok mau masak untuk Om Indra dan Mama Hani, soalnya mereka mau pulang ke jakarta" ucap mbok Nah.
"Mbok, kok mama Hani dan Om Indra nggak tinggal disini saja sama kita?" tanya Nia sendu.
"Nggak bisa Nia, kan mama Hani sama Om Indra harus kerja. Kalau mereka nggak kerja nanti yang biayain sekolah, dan makan Nia siapa?" mbok Nah memberikan penjelasan.
"Oh gitu ya mbok. Nia mau cepat besar deh, supaya bisa kerja nggak ngerepotin Om Indra sama Mama Hani lagi." jawab Nia semangat.
"Hahaha, makanya Nia harus makan yang banyak supaya cepat besar. Belajar yang pintar, juga rajin latihan pencak silat." ucap mbok nah.
"Ya mbok".
Nia berjalan ke arah kamar mandi untuk segera mandi sesuai perintah Mbok Nah. Sedangkan mbok Nah melanjutkan menyiapkan sarapan untuk mereka.
Beberapa saat kemudian, Indra keluar dari kamarnya.
"Sudah bangun Mas, ngopi ya?" sapa mbok Nah.
"Ya mbok, Nia sudah bangun?"
"Sudah, sekarang lagi mandi." Jawab Mbok Nah sambil meletakkan gelas kopi dimeja makan tempat Indra duduk. Mbok Nah juga mengeluarkan roti bakar di meja untuk camilan pendamping kopi.
Terlihat Nia sudah selesai mandi dan ikut duduk disamping Indra.
"Pagi Om!" sapa Nia .
"Hehe pagi Nia sayang, kamu kok bangunnya pagi sekali?" tanya Indra.
"Nia sama Mbok Nah kan selalu bangun pagi-pagi Om. Habis sholat subuh, kita membersihkan meja makan dan menyiapkan sarapan untuk Mama Laura, Kak Resi, Kak Rangga, dan Kak Rina. Habis itu baru siap-siap berangkat sekolah deh Om!" jawab Nia polos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
susi 2020
😎😎😎😎
2022-12-19
0
susi 2020
🤓🤓🤓
2022-12-19
0
Athaya
semangat Nia
2021-05-19
0