Euforia kemenangan masih membanjiri Ren saat ia keluar dari Zero Point Survival. Layar di helm Synapse VR kembali menampilkan lobi digital yang familiar, dan anggota timnya saling melambaikan tangan virtual. Aisha memberikan acungan jempol. "Keren, Ren! Sampai ketemu di match berikutnya!"
Ren melepas helmnya. Seketika, dunia kosannya kembali muncul, dingin dan sunyi. Tubuhnya basah oleh keringat, otot-ototnya terasa pegal, dan ia merasa lelah luar biasa. Tetapi kelelahan ini terasa berbeda dari biasanya. Bukan kelelahan hampa setelah kerja rodi yang tanpa tujuan, melainkan kelelahan setelah sebuah petualangan mendebarkan, sebuah pertempuran yang nyata, sebuah kemenangan yang ia raih bersama teman-teman virtualnya.
Ia menatap box besar Synapse VR di hadapannya. Perasaan kesepian yang biasanya menusuk tak lagi terasa setajam sebelumnya. Di sana, di dalam dunia virtual itu, ia adalah Ren, seorang support yang penting bagi tim. Ia merasa punya tujuan, punya rekan, dan ia telah merasakan adrenalin nyata yang selama ini hilang dari hidupnya.
Rangga kemudian melepas kostumnya, merasakan kabel-kabel melonggar. Ia melangkah keluar dari konsol, tubuhnya limbung sesaat, merasakan perbedaan gravitasi antara virtual dan nyata. Ia menjatuhkan diri di kasur tipisnya, napasnya masih tersengal. Malam itu, untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, Rangga tidak merasa kosong. Ia tidur pulas, memimpikan hutan belantara, serigala buas, suara tembakan, dan senyum Aisha.
Perubahan dalam Rutinitas
Keesokan harinya, alarm berbunyi, dan Rangga bangun dengan tubuh yang terasa remuk. Namun, ada semangat yang berbeda. Ia masih harus bekerja di kafe, mengantar makanan, mencuci piring. Rutinitas itu tetap sama, namun kini ada sesuatu yang menunggunya. Malam hari, setelah semua pekerjaannya selesai, ia bisa kembali menjadi Ren. Ia bisa kembali ke Zero Point Survival.
Rangga mulai merencanakan harinya dengan lebih efisien. Ia menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat, tidak lagi membuang-buang waktu menatap kosong dinding kosan. Ada tujuan baru yang mendorongnya. Setiap kali ia merasa lelah atau putus asa saat mengantar makanan di bawah terik matahari Bandung, ia teringat sensasi adrenalin saat bertarung di hutan virtual, teringat suara Aisha yang memanggil namanya, dan teringat rasa bangga saat ia berhasil menyembuhkan teman setimnya.
Ia bahkan mulai mencari informasi tentang Zero Point Survival di ponselnya saat jam istirahat. Ia menonton video tutorial, membaca panduan tentang peran support, dan mempelajari map-map yang berbeda. Ia menemukan bahwa Aisha, si mentornya di game, ternyata adalah seorang streamer game yang cukup populer dengan ribuan pengikut. Wajah aslinya memang sering muncul di berbagai platform media sosial, menjelaskan mengapa ia merasa familiar. Mengetahui hal itu membuat Rangga sedikit terkejut, namun juga semakin termotivasi. Aisha adalah pemain profesional, dan ia telah membimbingnya.
Pengaruh pada Dunia Nyata
Perubahan kecil mulai terlihat dalam diri Rangga. Ia tidak lagi sesuram dulu. Senyum tipis sering tersungging di bibirnya saat ia membayangkan match selanjutnya. Ia mulai berbicara lebih banyak dengan teman kerja sesekali, meskipun masih tentang hal-hal sepele. Namun, energinya berbeda. Ia merasa ada hal menarik yang menanti di akhir hari.
Suatu malam, saat ia kembali dari bekerja, seorang tetangganya, Bapak Udin, melihatnya dengan tatapan heran. "Wah, Rangga, kok tumben kamu kelihatan bersemangat begitu? Kayak habis dapat lotre saja," guraunya.
Rangga hanya tersenyum tipis. "Ah, tidak, Pak. Cuma... ada kegiatan baru saja," jawabnya, sedikit malu. Ia tidak mungkin menjelaskan bahwa kegiatan barunya adalah menjadi seorang prajurit virtual di dunia digital.
Namun, ia mulai merasakan dampaknya secara fisik. Tubuhnya, yang biasanya lemas dan kurang bergerak selain saat bekerja, kini terasa lebih bugar. Berlari, melompat, merangkak, dan menyeret beban di dalam game, meskipun diatur oleh kabel Synapse VR, telah membuat otot-ototnya terlatih. Ia menyadari bahwa kostum itu bukan hanya sensor, tetapi juga berfungsi sebagai semacam gym virtual yang memaksa tubuhnya bergerak aktif. Keringat yang ia keluarkan setelah match adalah bukti bahwa ia benar-benar mengeluarkan energi.
Terlepas dari semua kelelahan fisik, Rangga merasa lebih hidup daripada sebelumnya. Dunia Zero Point Survival telah memberinya sesuatu yang tidak ia temukan di dunia nyatanya yang monoton: tantangan, pengakuan, dan sebuah tim. Ia telah menemukan tujuan yang menariknya keluar dari rutinitas dan kesepian. Sebuah pelarian yang terasa lebih nyata daripada hidupnya sendiri. Sebuah kecanduan baru telah dimulai, dan Rangga menyambutnya dengan senyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments